Nama sistematis (IUPAC) | |
---|---|
[(8R)-1-(3-Fenoksipropil)-1-azoniabisiklo[2.2.2]oktan-8-il] 2-hidroksi-2,2-ditiofen-2-ilasetat bromida | |
Data klinis | |
Nama dagang | Bretaris Genuair, Eklira Genuair, Tudorza Pressair |
AHFS/Drugs.com | monograph |
Data lisensi | US Daily Med:pranala |
Kat. kehamilan | ? |
Status hukum | Harus dengan resep dokter (S4) (AU) ℞-only (US) |
Rute | Inhalasi |
Data farmakokinetik | |
Bioavailabilitas | <5% (dalam sistem) 30% (dalam paru-paru) |
Metabolisme | Hidrolisis ester |
Waktu paruh | 2–3 jam |
Ekskresi | 65% (urin), 33% (feses) |
Pengenal | |
Nomor CAS | 320345-99-1 |
Kode ATC | R03BB05 |
PubChem | CID 11519741 |
DrugBank | DB08897 |
ChemSpider | 9694529 |
UNII | UQW7UF9N91 |
KEGG | D08837 |
ChEBI | CHEBI:65344 |
ChEMBL | CHEMBL551466 |
Data kimia | |
Rumus | C26H30BrNO4S2 |
SMILES | eMolecules & PubChem |
|
Aklidinium bromida (INN) adalah antagonis muskarinik hirup kerja panjang (LAMA) yang disetujui di Amerika Serikat pada bulan Juli 2012[1] sebagai pengobatan pemeliharaan untuk penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).[2]
Bukti menunjukkan bahwa obat ini dapat meningkatkan kualitas hidup dan mencegah rawat inap pada penderita PPOK. Namun, obat ini tampaknya tidak memengaruhi risiko kematian atau frekuensi penggunaan steroid. Tidak jelas apakah obat ini berbeda dari obat serupa yakni tiotropium bromida atau obat lain yang umum digunakan dari golongan LAMA.[3]
Obat ini diberikan melalui inhaler serbuk kering multidosis, yakni inhaler Genuair. Obat ini tercantum dalam Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia.[4]
Zat ini secara umum dapat ditoleransi dengan baik. Efek samping yang umum (pada lebih dari 1% pasien) adalah sinusitis, nasofaringitis, sakit kepala, batuk, diare, dan mual. Yang terakhir ini lebih jarang terjadi pada penggunaan obat ini dibandingkan pada penggunaan plasebo. Reaksi kulit seperti ruam, serta efek samping yang umum terjadi pada antagonis muskarinik (detak jantung cepat, palpitasi, dan retensi urin), terjadi pada kurang dari 1% pasien.[5][6]
Peningkatan kecil risiko kardiovaskular tidak dapat dikecualikan dari data yang tersedia. Pasien dengan penyakit kardiovaskular yang relevan dikecualikan dari penelitian.[7]
Belum ada studi interaksi sistematis yang dilakukan. Diperkirakan efek samping aklidinium bromida meningkat jika dikombinasikan dengan antagonis muskarinik lainnya. Dalam praktik klinis, belum ada interaksi dengan obat PPOK lainnya seperti glukokortikoid, agonis β2-adrenergik, dan teofilin yang telah dijelaskan. Karena aklidinium bromida tidak berinteraksi secara relevan dengan enzim hati sitokrom P450 atau glikoprotein P, dan cepat dimetabolisme segera setelah mencapai aliran darah, obat ini dianggap memiliki potensi interaksi yang sangat rendah.[5][7]
Aklidinium bromida adalah antagonis reversibel yang bekerja lama pada reseptor muskarinik, dengan afinitas yang sama terhadap kelima subtipe, tetapi dengan waktu paruh disosiasi dari subtipe M3 selama 29,2 jam; atau enam kali lebih lama daripada waktu paruh disosiasi dari M2. Sebagai perbandingan, waktu paruh disosiasi M3 dari obat terkait yakni ipratropium bromida dan tiotropium bromida masing-masing adalah 0,47 jam dan 62,2 jam.[7]
Kerjanya pada subtipe M3 pada otot polos bronkiolus bertanggung jawab atas efek yang diinginkan: ia mengurangi kontraksi otot-otot ini dan meningkatkan aliran udara.[5][6] Afinitas M2 adalah alasan utama efek samping pada jantung.[7]
Sekitar 30% aklidinium bromida yang dihirup akan mengendap di paru-paru.[7] Kerjanya di sana berlangsung selama lebih dari 24 jam.[6] Dari paru-paru, zat ini diserap ke dalam aliran darah, mencapai konsentrasi plasma darah tertinggi setelah lima menit pada orang sehat dan setelah 10 hingga 15 menit pada pasien PPOK. Zat ini cepat dihidrolisis menjadi asam karboksilat dan alkohol, sehingga kurang dari 5% dosis yang dihirup ditemukan tidak berubah dalam plasma. Hidrolisis bersifat non-enzimatik dan enzimatik, yang terakhir terutama oleh butirilkolinesterase.[5][7]
Metabolit asam memiliki ikatan protein plasma sebesar 87%, dan alkohol sebesar 15%. Metabolit ini ditemukan hingga 65% dalam urin dan hingga 33% dalam feses. Waktu paruh eliminasi adalah dua hingga tiga jam. Aklidinium bromida yang tidak berubah hanya mencakup 0,1% dari dosis yang diekskresikan.[5]
Aklidinium adalah kation amonium kuarterner dengan atom karbon asimetris. Aklidinium digunakan sebagai R-enantiomer murni. Garamnya yakni aklidinium bromida, adalah bubuk kristal yang sulit larut dalam air atau etanol.
Obat ini dipasarkan dengan nama merek Tudorza Pressair di AS, Eklira Genuair di Britania Raya, dan Tudorza Genuair di Kanada; dilisensikan kepada Menarini dengan nama merek Bretaris Genuair untuk sebagian besar negara anggota Uni Eropa.[8]
Kombinasi yang dapat dihirup dengan formoterol dipasarkan sebagai Brimica Genuair[9] dan Duaklir Genuair[10] di Uni Eropa.
|pmc=
(bantuan). PMID 25234126.