Situs Warisan Dunia UNESCO | |
---|---|
Kriteria | Budaya: ii, iv, vi |
Nomor identifikasi | 1361 |
Pengukuhan | 2014 (38) |
Jeddah yang Bersejarah (bahasa Arab: جدة التاريخية Jeddah at-Tarikhiyyah) atau saat ini lebih dikenal dengan nama Jeddah al-Balad (bahasa Arab: جدة البلد) terletak di tengah kota Jeddah, yang tercatat dalam sejarah -menurut sebagian referensi- hingga masa-masa sebelum datangnya Islam, dan titik perpindahan sejarahnya adalah pada masa Utsman bin Affan ketika menjadikan Jeddah sebagai pelabuhan untuk Makkah pada tahun 26 H atau 647.[1] Di dalam Jeddah yang Bersejarah ini terdapat sejumlah marka tanah, bangunan arkeologi dan warisan budaya, seperti peninggalan benteng Jeddah dan jalur-jalur bersejarah; yakni Jalur al-Mazhlum, Jalur Syam, Jalur Yaman, Jalur Laut, dan didalamnya juga terdapat sejumlah masjid bersejarah; yang paling utama seperti Masjid Utsman bin Affan, Masjid asy-Syafi'i, Masjid al-Basya, Masjid Ukasy, Masjid al-Mi'mar, Masjid Agung al-Hanafi, serta juga terdapat pasar-pasar bersejarah, pada 21 Februari 2014 tempat ini terpilih sebagai salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO.[2]
Benteng Jeddah dibangun oleh Husain al-Kurdi, salah satu Gubernur Jeddah pada masa Kesultanan Mamluk yang ditujukan untuk membentengi Laut Merah dari serangan Portugal, maka ia membangun benteng yang terdapat pula menara-menara dan meriam-meriam untuk menyerang kapal perang, kemudian membuat parit di luar benteng untuk meningkatkan benteng kota dari serangan musuh-musuh, tentu saja pembangunan ini juga dibantu oleh para penduduk Jeddah hingga benteng selesai dibangun. Benteng memiliki 2 gerbang, 1 gerbang berada dari arah Makkah dan satu lagi dari arah laut. Disebutkan benteng tersebut memiliki 6 menara, setiap menara memiliki lebar 16 dzira', kamudian dibuatlah 6 gerbang lainnya, yaitu; Gerbang Makkah, Gerbang Madinah, Gerbang Syarif, Gerbang Jadid (Baru), Gerbang Punt dan Gerbang al-Magharibah yang merupakan gerbang tambahan yang baru dibangun pada awal abad ini. Kemudian benteng dihancurkan agar bisa masuk ke daerah rekonstruksi pada tahun 1947.
Kota Jeddah yang berada di dalam benteng terbagi menjadi beberapa distrik, para penduduk kota Jeddah yang telah tinggal dalam waktu yang lama telah menamakan tempat-tempat tersebut dengan sebutan Harrat (Jalur), nama-nama distrik tersbut diambil sesuai dengan letak geografinya atau sesuai dengan kejadian yang terjadi di tempat tersebut.