Al-Mughirah bin Syu'bah bin Abi Amir ats-Tsaqafi (bahasa Arab: المغيرة بن شعبة بن أبي عامر الثقفي), juga dijuluki Mughirah ar-Ra'yi ("Mughirah yang cerdik"),[1] adalah salah seorang Sahabat Nabi yang berasal dari Bani Tsaqif di Thaif. Pada masa jahiliyah ia pernah menjadi perampok,[2] namun ia menemui Nabi Muhammad untuk masuk Islam dan berhijrah pada saat Perang Khandaq.[1] Mughirah menyertai Nabi Muhammad dalam beberapa peristiwa, antara lain Baiat ar-Ridhwan dan Hudaibiyah,[2] serta penaklukkan Bani Tsaqif.[1][3] Ia juga menjadi salah seorang juru tulis Nabi Muhammad,[4] dan periwayat beberapa hadits.[2][5]
Pada masa pemerintahan Abu Bakar, ia terlibat dalam Perang Yamamah, ekspedisi ke Syam dan Irak, serta sebagai utusan ke penduduk An-Nuja'ir.[1] Selanjutnya pada masa pemerintahan Umar ia terlibat dalam Perang Yarmuk, serta sebagai utusan kepada pasukan Kekaisaran Persia.[1] Umar mengangkatnya menjadi gubernur Basra, dan kemudian Kufah.[4] Seorang budak Persia milik Mughirah, yaitu Abu Lu'lu'ah Fairuz al-Majusi, pergi ke Madinah dan membunuh Umar karena dendam atas kekalahan Persia; namun Mughirah tidak turut disalahkan.[6] Pada masa pemerintahan Utsman, Mughirah tetap menjabat gubernur Kufah selama beberapa waktu, sebelum akhirnya diganti.[4]
Ketika terjadi perpecahan antara Ali dan Muawiyah sehingga terjadinya Perang Shiffin, Mughirah memilih menjauhkan diri.[4] Di belakangan hari ia baru membaiat Muawiyah setelah sebagian besar umat Islam melakukannya.[4] Muawiyah kemudian mengangkatnya menjadi gubernur Kufah kembali, hingga ia wafat tahun 50 Hijriah (670/671 M).[4]