Amado Carrillo Fuentes | |
---|---|
Lahir | Amado Carrillo Fuentes 17 Desember 1956 Guamuchilito, Sinaloa, Meksiko |
Meninggal | 4 Juli 1997 (umur 40) Kota Meksiko, Meksiko |
Nama lain | El Señor de los Cielos |
Pekerjaan | Raja narkoba |
Tempat kerja | Pimpinan Kartel Juaréz |
Dikenal atas | Penyelundupan narkoba dan senjata |
Pendahulu | Rafael Aguilar Guajardo |
Pengganti | Vicente Carrillo Fuentes |
Anak | Vicente Carrillo Leyva |
Kerabat | |
Amado Carrillo Fuentes (/fuˈɛntəs/; 17 Desember 1956 – 4 Juli 1997) adalah seorang raja narkoba asal Meksiko yang mengambil kendali Kartel Juárez setelah membunuh bosnya sendiri, Rafael Aguilar Guajardo.[1][2] Amado Carrillo kemudian dikenal sebagai "El Señor de Los Cielos" ("Raja Langit") akibat banyaknya jumlah pesawat jet yang ia miliki untuk menyelundupkan narkoba. Ia juga diketahui mencuci uang melalui Kolombia untuk mendanai pesawatnya.
Ia meninggal pada bulan Juli 1997, di sebuah rumah sakit Meksiko, setelah menjalani operasi plastik berkepanjangan untuk mengubah penampilannya.[3][4][5] Di hari-hari terakhirnya, Amado diperhatikan dari dekat oleh otoritas hukum di Meksiko dan Amerika Serikat.
Amado lahir kepada pasangan Walter Vicente Carrillo Vega dan Aurora Fuentes di Guamuchilito, Navolato, Sinaloa, Meksiko. Ia sebelas bersaudara.
Ia adalah keponakan Ernesto Fonseca Carillo, dikenal pula sebagai "Don Neto", pimpinan Kartel Guadalajara. Amado memulai bisnis narkobanya dengan bimbingan pamannya tersebut dan kemudian mulai mengikutsertakan para saudara lelaki serta anak lelakinya, Vicente José Carrillo Leyva.
Ayah Amado meninggal pada bulan April 1986. Saudara lelakinya, Cipriano Carrillo Fuentes, meninggal secara tidak lazim pada tahun 1989.[6]
Pada awalnya, Amado menjadi bagian dari Kartel Guadalajara yang dikirim ke Ojinaga, Chihuahua, untuk memperhatikan pengiriman kokaina pamannya, Ernesto Fonseca Carrillo ("Don Neto"), serta untuk belajar tentang operasi perbatasan dari Pablo Acosta Villareal ("El Zorro de Ojinaga"; "Rubah Ojinaga") dan Rafael Aguilar Guajardo. Kemudian, Amado bekerja sama dengan Pablo Escobar dan Kartel Cali untuk menyelundupkan narkoba dari Kolombia ke Meksiko dan Amerika Serikat. Ia juga bekerja dengan "El Chapo" (Joaquin Guzman Loera), keluarga Arellano Felix, serta organisasi Beltran Leyva.[7][8]
Sepanjang kariernya, Amado membangun sebuah kerajaan narkotika yang kekayaannya mencapai triliunan dolar. Ia diperkirakan mengumpulkan keuntungan hingga 25 triliun.[9]
Tekanan untuk menangkap Amado memuncak pada otoritas Meksiko dan AS, setelah masyarakat negara bagian Morelos mengadakan demonstrasi dalam diam melawan gubernur Jorge Carrillo Olea yang dianggap lalai melawan kekerasan terkait narkoba. Amado memiliki sebuah rumah yang terletak tiga blok dari rumah dinas sang gubernur, serta ia juga sering mengadakan pesta narkoba di munisipalitas Tetecala.[10] Gubernur Jorge kemudian dipaksa mengundurkan diri dan ditangkap. Tekanan ini mungkin memaksa Amado untuk menjalani operasi plastik dan sedot lemak untuk mengubah penampilannya pada 4 Juli 1997 di Rumah Sakit Santa Mónica, Kota Meksiko. Saat operasi ini berlangsung, ia meninggal akibat komplikasi yang disebabkan obat tertentu atau respirator yang tidak berfungsi dengan baik (hampir tidak ada catatan mengenai kematiannya).
Dua penjaga Amado berada di dalam ruang operasi selama prosedur berlangsung. Pada 7 November 1997, kedua dokter yang melakukan operasi pada tubuh Carrillo ditemukan meninggal. Jasad mereka dibekukan di dalam drum baja yang dituangi beton. Terdapat bekas siksaan.[11]
Pada malam 3 Agustus 1997, sekitar pukul 21:30, empat penyelundup narkoba melangkah masuk ke dalam sebuah restoran di Ciudad Juárez, menarik pistol mereka dan segera menembak dan membunuh lima pengunjung restoran.[12] Polisi memperkirakan bahwa terdapat lebih dari 100 selongsong peluru di tempat kejadian perkara tersebut. Menurut sebuah laporan yang dikeluarkan Los Angeles Times, empat lelaki masuk ke dalam restoran dengan membawa sekurang-kurangnya dua senapan otomatis AK-47, sementara yang lainnya menunggu di depan pintu.[13]
Saat keluar, para penembak tersebut mengambil satu lagi jiwa:[14] Armando Olague, seorang petugas penjara dan petugas penegak hukum yang sedang tidak bertugas. Ia ditembak hingga mati di luar restoran saat sedang berjalan menuju restoran itu untuk menginvestigasi suara tembakan. Dilaporkan bahwa Armando berlari menuju restoran itu dengan membawa sepucuk pistol di tangannya. Pada kemudian hari, ditemukan bahwa Armando juga merupakan seorang letnan di kartel Juárez.
Otoritas Meksiko menolak memberikan tanggapan mengenai motif pembunuhan. Mereka menyatakan bahwa penembakan ini tidak terkait dengan kematian Amado. Meskipun demikian, mereka kemudian menyatakan bahwa para pelaku adalah penembak dari kartel Tijuana.[12][15]
Meskipun pertengkaran antara para narcotraficantes ini memang banyak ditemukan di Ciudad Juárez, pertengkaran semacam ini jarang sekali terjadi di tempat umum.[14]
Di Ciudad Juárez, Jaksa Agung menyegel gudang yang diperkirakan menjadi tempat penyimpanan senjata dan kokaina oleh kartel Juárez. Mereka juga menyita 60 properti dari seluruh Meksiko yang dimiliki oleh Amado dan memulai investigasi atas persetujuan antara kartel ini dengan anggota polisi dan pejabat politik. Mereka juga membekukan akun bank yang dimiliki Amado dengan jumlah dana mencapai 10 triliun dolar AS.[16] Pada bulan April 2009, otoritas Meksiko menangkap anak lelaki Amado, Vicente Carrillo Leyva.[17]
Amado mendapatkan upacara pemakaman yang besar, mahal dan mewah di Guamuchilito, Sinaloa. Pada tahun 2006, gubernur Eduardo Bours meminta pemerintah federal untuk meruntuhkan rumah besar Amado di Hermosillo, Sonora.[18]