Amentotaxus assamica ![]() | |
---|---|
Status konservasi | |
Taksonomi | |
Superkerajaan | Eukaryota |
Kerajaan | Plantae |
Divisi | Gymnospermae |
Kelas | Coniferae |
Famili | Taxaceae |
Genus | Amentotaxus |
Spesies | Amentotaxus assamica ![]() D.K.Ferguson, 1985 |
Amentotaxus assamica atau yang dikenal dengan Assam Catkin Yew adalah spesies tumbuhan dari famili Taxaceae yang sebagian besar tersebar di India Timur Laut. Spesies ini merupakan salah satu dari dua anggota famili ini yang ditemukan di India, yang lainnya adalah Taxus wallichiana. Nama ilmiah Amentotaxus assamica mulai dipublikasikan pada tahun 1985.[1][2][3] Koleksi spesies ini pertama kali dilakukan oleh F. Kingdom Ward (No. 8026, K) dari Lembah Delei di Distrik Lohit pada tahun 1928. Penamaan spesies diberikan oleh D.K. Ferguson (1985).[4]
Tanaman ini adalah pohon dioecious yang tingginya mencapai 15 m. Cabang-cabangnya menyebar secara horizontal atau menurun. Kulit kayu berwarna abu-abu gelap. Daun berhadapan, tampak bercabang dua, 4-12 x 0,5 - 1 cm, sub-sesil, lanset linier, secara bertahap meruncing ke puncak lancip yang runcing, pangkalnya berbatang baji; hijau tua di atas, dua garis putih membujur di dekat tepi bawah; tepi utuh, urat satu (tulang rusuk tengah) menonjol di bawah. Bunga jantan berwarna kuning di ras terminal; benang sari berstipula pendek, berbulu. Bunga betina aksiler, soliter, umumnya satu di setiap nodus. Tangkai buah, lonjong bulat telur, lonjong elipsoid, berparuh pendek di ujung berubah menjadi kuning ke ungu saat matang, 2-3,5 x 1,5 - 2,5 cm, satu - berbiji.[4] Berbunga dari Maret hingga April dan berbuah dari Agustus hingga Oktober. Biasanya buah dapat terlihat pada bulan November.[5]
Amentotaxus assamica D.K. Ferguson dideskripsikan dari Xizang Tenggara memiliki beberapa kemiripan dengan A. argotaenia (Hance) Pilger. Tetapi, perbedaan ditemukan pada daunnya yang tanpa sklereid, permukaan adaksial halus atau hanya bergaris-garis memanjang (akibat penyusutan) saat kering. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk mengklarifikasi perbedaan spesies ini dari A. argotaenia.[6][7]
Amentotaxus assamica mempunyai pohon jantan dan betina yang berbeda. Siklus reproduksi melibatkan pohon betina yang menghasilkan kerucut seperti catkin yang mengandung benih. Kerucutnya tidak terlalu mencolok dibandingkan buah beri berwarna cerah pada banyak pohon yew lainnya. Adanya karakteristik ini berkontribusi pada penamaan spesies ini.[8] Penelitian menunjukkan bahwa tanaman ini beregenerasi secara alami melalui biji dan tunggul batang pohon dari bagian dasar yang berdekatan dengan tanah.[4]
Spesies ini tergolong dalam spesies gymnospermae endemik yang berasal dari bioma beriklim subtropis di Arunachal Pradesh.[2][9][10] Wilayah distribusi dan populasi dari spesies ini sangat terbatas karena hanya ditemukan di lembah Delei di distrik Lohit di Arunachal Pradesh.[4]
Umumnya ditemukan dalam perawakan pohon kecil di hutan hijau pada ketinggian sekitar 1600 - 2000 m di atas permukaan laut.[1][11] Hutan ini merupakan 'hutan berlumut' dengan spesies lain yang tumbuh di antaranya Quercus spp., Castanopsis spp., Acer spp. dan Rhododendron spp., serta taksa terkait seperti Magnolia sp., Michelia sp., Corylopsis himalayana, Betula alnoides, Carpinus viminea dan Exbucklandia populnea.[12][13] Tanah yang cocok untuk pertumbuhan spesies ini adalah tanah yang asam, kaya organik, dan berdrainase baik. Kemampuan pohon untuk beradaptasi dengan lingkungan bawah lantai hutan memungkinkannya untuk memaksimalkan cahaya terbatas yang tersedia di bawah tajuk hutan yang lebat.[8]
Beberapa peranan ekologis dari spesies ini antara lain: (1) sumber makanan bagi berbagai spesies burung lokal yang mengonsumsi bijinya yang terbungkus dalam aril berdaging yang khas. Hal ini juga mempermudah penyebaran biji. (2) tempat berlindung dan habitat bagi sekelompok burung, mamalia kecil, dan serangga karena spesies ini memiliki dedaunan yang tebal.[8]
Tanaman ini disebut "Sanglee" oleh suku Mishmi. Mereka memanfaatkan kayu tanaman yang sudah tua untuk membuat pilar atau tiang rumah mereka serta cabang-cabang yang tumbang sebagai kayu bakar.[4]
Penelitian menunjukkan biosintesis nanopartikel perak (AgNPs) dari ekstrak kulit kayu Amentotaxus assamica ditemukan sebagai cara yang hemat dan ramah lingkungan untuk memproduksi AgNPs dibandingkan dengan metode kimia. Hasil biosintesisnya dapat menghambat Escherichia coli (MTCC 111) dan Staphylococcus aureus (MTCC 97).[14]
Status konservasi spesies ini terakhir kali dinilai pada tahun 2010 dalam Daftar Merah Spesies Terancam IUCN dengan kategori sebagai terancam punah berdasarkan kriteria B1ab(iii)+2ab(iii).[15] Selain itu, spesies ini juga telah menerima skor dari Evolutionarily Distinct and Globally Endangered (EDGE) sebesar 2,21, yang menempatkannya pada posisi 47 dalam daftar EDGE Gymnospermae. Nilai kekhasan evolusioner dari spesies ini sebesar 21,72 sehingga berada pada peringkat 120.[16][8]
Ancaman yang dihadapi spesies yang kurang dikenal dan endemik di India ini antara lain rendahnya populasi dan tingkat regenerasi alami, pembukaan hutan untuk pertanian, penebangan, pengumpulan kayu bakar, dan pembangunan infrastruktur.[4][12] Contohnya alih fungsi lahan untuk budidaya kapulaga.[1]