Anagnorisis, (/ˌænəɡˈnɒrɪsɪs/; bahasa Yunani Kuno: ἀναγνώρισις), adalah salah satu tindakan pengenalan diri dalam plot yang menghasilkan perubahan dari ketidaktahuan menjadi pengetahuan[1]. Seperti pada sebuah tragedi di mana protagonis mengenali identitas sebenarnya dari karakter lain atau menemukan sifat sebenarnya dari situasinya sendiri. Anagnorisis juga merupakan bentuk pelintiran alur yang memberikan pembaca informasi baru untuk menciptakan suspens dan menimbulkan pertanyaan.[2]
Aristoteles adalah penulis pertama yang membahas penggunaan anagnorisis, dengan peripeteia yang disebabkan olehnya. Dalam bukunya Poetics, sebagai bagian dari diskusinya tentang peripeteia, Aristoteles membahas bagian penting dari tragedi. Dalam definisi Aristotelian tentang tragedi adalah penemuan identitas atau karakter sejati seseorang. Dia menganggap tanda tragedi yang hebat, yaitu seperti Oedipus Rex, ketika seorang utusan mengungkapkan kelahiran asli Oedipus, kemudian ketika Oedipus mengakui istrinya Jocasta sebagai ibunya, dan ketika pria yang dibunuhnya di persimpangan jalan sebagai ayahnya, dan ketika dirinya sendiri sebagai pendosa tidak wajar yang membawa kemalangan di Thebes.[3] Pengakuan ini semakin memuaskan secara artistik karena disertai dengan peripeteia (“pembalikan”), peralihan nasib dari baik ke buruk yang berlanjut pada bencana tragis .