Anak Laki-laki dan Setoples Kacang

Lukisan seorang anak laki-laki dan sekumpulan kacang karya Mantegna

Anak Laki-laki dan Setoples Kacang adalah sebuah fabel mengenai keserakahan dan muncul sebagai Aarne-Thompson tipe 68A.[1] Cerita tersebut dikaitkan dengan Aesop namun tak ada bukti yang mendukungnya. Fabel tersebut tak masuk dalam Perry Index atau koleksi inklusif Laura Gibbs (2002).[2]

Filsuf Stoik Yunani Epiktetus secara singkat menyebut fabel tersebut dalam Wacana buatannya sebagai analogi manusia yang merasa kekurangan karena memiliki keinginan yang berlebihan.[3] Kemunculan berbahasa Inggris trawal dari cerita tersebut ada dalam terjemahan One Hundred New Court Fables (1721) karya Antoine Houdar de la Motte, dimana kisah tersebut dikaitkan dengan Epiktetus dan mendorong seseorang agar 'bersyukur dengan keadaan menengah'.[4] Seorang bocah memasukkan tangannya ke dalam sebuyung buah ara dan kacang dan mengambil isinya dalam jumlah banyak sehingga ia tak dapat menarik isi yang ia ambil melalui bagian pembuka yang sempit. Saat ia menangis, orang yang melihatnya menasehatinya agar hanya mengambil separuh isinya.

Cerita tersebut kemudian muncul dalam Select fables of Esop and other fabulists (1765) karya Robert Dodsley dengan pesna moral bahwa 'cara terbaik untuk meraih tujuan kita adalah menengahi keinginan kita'.[5] Cerita tersebut diceritakan ulang dalam bentuk bait pada Old Friends in a New Dress, sebuah kumpulan cerpen populer yang ditulis khusus untuk anak oleh Richard Scrafton Sharpe, awalnya diterbitkan pada 1807. Pesan moral yang diberikan dalam karya tersebut adalah 'Kebijaksanaan yang sebenarnya tak dipahami sekali'.[6] Fabel tersebut diatributkan kepada Aesop dalam kumpulan cerpen akhir abad ke-19 dan juga ditemukan di Amerika Serikat.[7]

Cerita tersebut mengisahkan soal cerita tradisional dari bagaimana menangkap monyet. Idries Shah mengisahkan fabel tersebut sebagai cerita pengajaran dalam Tales of the Dervishes, dimana ceri-ceri dalam sebuah toples dipakai untuk menjebak hewan. Pesan dalam cerita tersebut adalah soal keironisan dan dampak dari jebakan: "Monyet itu bebas, tetapi ia tertangkap. Pemburu memakai ceri dan botol, tetapi ia masih memilikinya."[8] Shah mengaitkan cerita tersebut kepada Khwaja Ali Ramitani, yang wafat pada 1306.

Referensi

[sunting | sunting sumber]