Anggrek Tien Soeharto | |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | Plantae |
Klad: | Tracheophyta |
Klad: | Angiospermae |
Klad: | Monokotil |
Ordo: | Asparagales |
Famili: | Orchidaceae |
Subfamili: | Epidendroideae |
Genus: | Cymbidium |
Spesies: | C. hartinahianum
|
Nama binomial | |
Cymbidium hartinahianum J.B.Comber dan Nasution
|
Anggrek Tien Soeharto (Cymbidium hartinahianum) atau anggrek Hartinah adalah anggrek endemik dari Sumatera Utara, Indonesia. Tumbuhan berbunga dari keluarga Orchidaceae ini ditemukan di Desa Baniara Tele, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir, pada tahun 1976 oleh Rusdy E. Nasution dan James Boughtwood. Nama anggrek ini diinspirasi dari Siti Hartinah Soeharto (Tien Soeharto), istri presiden kedua Indonesia, Soeharto, atas kontribusinya dalam penganggrekan di Indonesia.[1]
Karakteristrik anggrek ini ada pada daun yang berukuran 50-60 cm dengan bentuk yang meruncing seperti pita. [2] Kelopak bunga didominasi dengan warna kuning, disertai corak yang khas berupa bibir bunga berwarna putih dan totol berwarna merah kecoklatan.
Saat ini, anggrek Tien Soeharto bisa ditemukan di Kebun Raya Bogor. Tergolong sebagai tumbuhan langka, anggrek ini tidak dijual dengan bebas dan hanya diperuntukkan budidaya lanjutan.
Anggrek ini bisa tumbuh di atas ketinggian 2000 meter di atas permukaan laut dan memerlukan perawatan yang super hati-hati. [3] Meski begitu, anggrek Hartinah mampu bertahan pada tanah yang miskin unsur hara.