Antonius Josef Witono Sarsanto | |
---|---|
Duta Besar Indonesia untuk Jepang | |
Masa jabatan 17 Januari 1976 – 23 Juni 1979 | |
Presiden | Soeharto |
Pendahulu Jusuf Ramli | |
Panglima Komando Daerah Militer XII/Tanjungpura ke-11 | |
Masa jabatan 1969–1969 | |
Panglima Komando Daerah Militer III/Siliwangi ke-11 | |
Masa jabatan 1969–1972 | |
Pengganti Wahyu Hagono | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Yogyakarta, Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, Hindia Belanda | 10 Mei 1925
Meninggal | 25 Agustus 1989 Rumah Sakit Primaya PGI Cikini, Jakarta, Indonesia | (umur 64)
Makam | Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta Selatan, Indonesia |
Kebangsaan | Indonesia |
Partai politik | Golkar |
Suami/istri | Caecilia Maria Prayuni |
Anak | 8 |
Penghargaan sipil | Bintang Jasa Pratama |
Karier militer | |
Pihak | Indonesia |
Dinas/cabang | TNI Angkatan Darat |
Masa dinas | 1945–1980 |
Pangkat | Letnan Jenderal |
Sunting kotak info • L • B |
Letnan Jenderal TNI (Purn.) Antonius Josef Witono Sarsanto (10 Mei 1925 – 25 Agustus 1989) adalah seorang mantan perwira TNI Angkatan Darat. Ia juga pernah menjabat sebagai Daftar Duta Besar Indonesia untuk Jepang.
Antonius Josef Witono Sarsanto dilahirkan pada tanggal 10 Mei 1925 di Kota Yogyakarta. Selama 7 tahun, Witono bersekolah di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) di Kota Blitar. Kemudian ia menempuh pendidikan di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) yang terletak di Kota Malang selama 1 tahun. Witono kemudian melanjutkan pendidikan di Hollandsch Inlandsche Kweekschool (HIK) yang terletak di Kecamatan Muntilan selama 2 tahun. Setelah bersekolah di HIK, ia awalnya mendaftar di sekolah guru di Kota Blitar untuk menjadi guru, namun keluar pada tahun 1945 untuk mengejar karir militer setelah kemerdekaan Indonesia.[1]
Pada tahun 1960 dan diperintahkan untuk kuliah di Australian Staff College bersama Edward Wellington Pahala Tambunan pada tahun 1961 dan lulus dari perguruan tinggi tersebut pada tahun 1963.[2]
Witono meninggal pada tanggal 25 Agustus 1989 di Rumah Sakit Primaya PGI Cikini, Jakarta. Dia menderita kanker paru-paru dua tahun sebelum kematiannya. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata dengan upacara militer yang dipimpin oleh KASAD Edi Sudradjat.[14]
Witono menikah dengan Caecilia Maria Prayuni pada 1 Januari 1957.[15] Dari pernikahan tersebut, mereka memiliki delapan anak. [14]
<ref>
tidak sah; nama "main" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
Kemarin pagi telah dilangsungkan upatjara serah terima djabatan Kepala Staf Kodam V Djaya dari Kas Kodam jang lama Kol Aboe Djamal kepada Kas Kodam jang baru Kol. Witono.
Kolonel Witono Kepala Staf Kodam V/Djaya, menerangkan hari Rabu, bahwa sampai sekarang telah ditangkap sebanjak 2200 orang di Daerah Chusus Ibukota Djakarta Raya dan sekitarnja. Mereka itu semuanja adalah oknum2 jang njata2 terlibat dalam petualangan kontra- revolusi "Gerakan 30 September" dan menjokong gerakan...
Dalam suatu upatjara hari Kamis kemarin telah diadakan serahterima djabatan Kas Kodam V/Djaya dari Kolonel A.J. Witono S. kepada penggantinja Kol. Sutopo Juwono jang sebelumnja mendjabat sebagai Pds. Pangdam Lamburg Mangkurat/Kalimantan Selatan.
Wapangab Jenderal TNI Maraden Panggabean akan bertindak selaku Irup pada upacara militer serah terima jabatan Panglima Kowilhan IV Sulawesi dari Letjen A. Kemal Idris kepada penggantinya Letjen A.J. Witono, yg. akan berlangsung hari Selasa ini dilapangan Karebosi Ujungpandang.
Wakil Panglima ABRI, Jendral Surono, Sabtu pagi ini di Lapangan Karebosi, Ujung Pandang melantik Mayjen Widjojo Sujono menjadi Panglima Kowilhan III, menggantikan Letjen Witono.
<ref>
tidak sah; nama ":2" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
Melayani suami, mengurus anak, adalah tugas rutin yang dilakukan dengan segenap hati sejak ia dipersunting pemuda Witono 1 Januari 1957.