Antropologi perkotaan adalah salah satu cabang ilmu dalam antropologi dan studi perkotaan. Awal dari studi ini dapat dilacak pada tahun 1960-an ketika urbanisasi meningkat di negara-negara seperti Amerika Utara dan Eropa setelah Perang Dunia Kedua. Oleh sebab itu, antropologi merupakan respons terhadap eskalasi urbanisasi dunia, yang diprediksi pada paruh kedua abad ke-21 kemungkinan besar 80% dari populasi dunia akan berada di pusat perkotaan[1].
Dalam upaya pengembangan studi kota dan antropologi kota, pada tahun 1960an dan 1970an, para ahli kota mulai referensi dari penelitian sebelumnya tentang kota yang berkaitan dengan pendekatan penelitian dan hasilnya. Tulisan-tulisan Sennett (1969) tentang Classic Essays on the Culture of Cities dengan makalah dari German School, termasuk Weber, Simmel, dan Spengler serta Chicago School dengan Park, Wirth, dan Redfield memberikan sumbangsih dalam memperdalam wawasan teoritis dan metodologis. Kontribusi para sarjana tersebut banyak dibaca oleh para mahasiswa urbanisme.[2]
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama :0