Arief Yahya M.Sc | |
---|---|
Menteri Pariwisata Indonesia ke-11 | |
Masa jabatan 27 Oktober 2014 – 20 Oktober 2019 | |
Presiden | Joko Widodo |
Wakil Presiden | Muhammad Jusuf Kalla |
Direktur Utama PT Telkom Indonesia | |
Masa jabatan 11 Mei 2012 – 27 Oktober 2014 | |
Presiden | Susilo Bambang Yudhoyono Joko Widodo |
Wakil Presiden | Boediono Muhammad Jusuf Kalla |
Informasi pribadi | |
Lahir | 2 April 1961 Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur, Indonesia |
Kebangsaan | Indonesia |
Partai politik | Independen |
Anak | 4 |
Almamater | Institut Teknologi Bandung Surrey University Universitas Padjadjaran |
Profesi | Direktur Utama PT Intermedia Capital Tbk |
Kabinet | Kerja (2014-2019) |
Sunting kotak info • L • B |
Dr. Ir. Arief Yahya, M.Sc. (lahir 2 April 1961) adalah Menteri Pariwisata Indonesia yang menjabat dari 27 Oktober 2014 pada Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo.[1] Sebelumnya ia menjabat sebagai CEO PT Telekomunikasi Indonesia sejak 11 Mei 2012 menggantikan posisi Rinaldi Firmansyah.[2]
Ia lahir di Glagah, Banyuwangi pada tanggal 2 April 1961. Ia adalah putra dari Said Suhadi, seorang pedangang dan istrinya Siti Badriya yang aktif dalam organisasi keagamaan. Pada saat mudanya, usaha yang dijalani oleh ayahnya mengalami kemunduran sehingga keadaan ekonomi keluarga mulai mengalami gangguan. Sosok ibunya inilah yang menjadi panutan Arief untuk tetap tegar dalam kondisi tersebut.
Ia lalu melanjutkan studinya ke Institut Teknologi Bandung, mengambil jurusan Teknik Elektro. Pernah suatu ketika ia dan kawan-kawannya sesama mahasiswa ITB mengikuti kuis Pesona 13 sebuah tayangan di TVRI yang dipandu oeh Bob Tutupoly yang populer pada tahun 1994 hinga 1997, dalam kuis tersebut Arief dan kawan-kawannya berhasil menang.
Arief adalah seseorang yang dikenal sebagai seseorang yang beriorientasi pada sosok ibu. Ia sempat merasakan kehilangan yang mendalam saat ibunya meninggal dunia saat ia masih melanjutkan pendidikan di Universitas Surrey, Inggris. Ia melanjutkan studi ke Inggris dalam rangka pembinaan karyawan PT Telkom, perusahaan yang membesarkan namanya hingga sebelum menjadi menteri.[3]
Sebagai karyawan di PT Telkom, Arief pernah menduduki beberapa jabatan, yakni menjadi Kandatel di DKI Jakarta dan Kalimantan. Berbagai prestasi juga ia torehkan yakni, The Best Kandatel (Kantor Daerah Telekomunikasi), Pemasaran telepon terbaik Telkom Jakarta, Gema Telkom Award 2 kali, Telkom Jakarta Barat, 2002. Penghargaan keberhasilan kecepatan Recovery Fastel, akibat bencana banjir di Kawasan Segitiga Emas Jakarta untuk Telkom Jakarta Barat, 2002. Kandatel Terbaik Malcolm Baldrige National Quality Award, 614, Score terbaik Nasional, Telkom Jakarta Barat, 2002. Kepala Divisi Regional (Kadivre) Terbaik The Best Sponsor, Aktualisasi Budaya Korporasi The Telkom Way 135, Kadivre VI Kalimantan, 2003. The Best DIVRE in Corporate Culture Actualisation The Best Unit, Aktualisasi Budaya Korporasi The Telkom Way 135, DIVRE VI Kalimantan, 2003. Pencapaian target pemasaran tercepat dan terbesar di Kalimantan, 50 ribu SST dalam waktu 6 bulan, 100 ribu dalam 1 tahun, 2003. Operator VSAT terbaik. Operator VSAT Dial Away terbaik se Asia Tenggara, Penghargaan oleh Gilat Satellite Co, untuk Telkom Kalimantan, 2003. Penerapan aplikasi Geographical Information System (GIS) Telkom Kalimantan pada PT PLN Wilayah KaltimSel, 2003. Kerja Sama Penyelenggaraan Fastel (Sertio Plus) CDMA 2000 1X sebanyak 1000 sst dengan Pihak PEMDA Kutai Kertanegara, untuk pertama kali di Indonesia, 2003. Kerja Sama Penyelenggaraan Fastel (Sertio Plus) CDMA 2000 1X sebanyak 1000 sst dengan Pihak PEMDA Kutai Timur, 2003. Pencetusan Exclusive Service Area (ESA), berupa penyediaan dan penyelenggaraan Fastel di daerah terpencil oleh pihak ke III, di Tanjung Redeb, sebanyak 1000 SST, 2003. Zero Accident Award Penghargaan Kecelakaan Kerja Nihil 2003 dari Menakertrans, Telkom Kalimantan. Kadivre Terbaik, Penghargaan Management War Room terbaik 2003, The Best Jalur Komando Award, Panglima Daerah VI Kalimantan. Divre Terbaik, Rocky of The Year 2003, Untuk Management Flexi, DIVRE VI Kalimantan.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Telkom Indonesia, pada tanggal 11 Mei 2012, Arief ditetapkan sebagai Direktur Utama PT Telkom Indonesia untuk periode 2012 hingga 2017.
Belum satu tahun Arief Yahya menjadi Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Tepatnya sejak Mei 2012. Namun, bisnis Telkom dan anak perusahaannya terus bermekaran sampai ke luar negeri.
Telkom (PT Telekomunikasi Indonesia Tbk), dengan anak perusahaannya PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin) mengembangkan sayapnya ke Timor Leste. Pekan lalu, Telin juga mengembangkan sayap ke Australia. Sejak Oktober 2012 lalu, Telin sudah melayani Hongkong, Malaysia, dan Singapura.
Sebelum menjadi orang nomor satu di Telkom, Arief menjabat sebagai Direktur Enterprise dan Wholesale Telkom Indonesia semenjak tahun 2005. Ketika duduk di jabatan ini, Arief memperoleh beberapa penghargaan. Antara lain Satyalencana Pembangunan pada tahun 2006 atas keberhasilan dalam Peningkatan Pelayanan Prima di Kalimantan dan Jawa Timur dari Presiden RI.
Pada tahun yang sama, Arief juga masuk dalam daftar ”25 Business Future Leader” versi majalah Swa. Arief juga terpilih sebagai penerima Economic Challenge Award 2012 kategori Industri Telekomunikasi, penerima Anugerah Business Review 2012 dari majalah Business Review. Terakhir, Arief terpilih sebagai The CEO BUMN Inovatif Terbaik 2012.
Prestasi yang diraih Arief ini juga berbanding dengan prestasi yang diraih Telkom. Pendapatan Telkom sampai dengan September 2012 tercatat sebesar Rp 56,864 triliun. Sedangkan labanya sebesar Rp 14,11 triliun.
Research Analyst PT Deutsche Bank Verdhana Indonesia, Raymond Kosasih, memprediksi harga saham Telkom berpotensi tembus Rp 12.000 per lembar. Pendapatan BUMN telekomunikasi itu hingga akhir tahun 2012 berpotensi mencapai Rp 73,045 triliun, naik 2,51 persen dibandingkan tahun sebelumnya Rp 71,253 triliun. Sedangkan laba bersihnya diproyeksikan meningkat 19,65 persen menjadi Rp 13,12 triliun dibandingkan Rp 10,96 triliun pada tahun 2011.[5]
Ia ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Pariwisata pada perkenalan kabinet di halaman Istana Merdeka pada tanggal 26 Oktober 2014 dan dilantik keesokan harinya. Ia salah satu dari dua nama kandidat menteri dari Banyuwangi. Sebelumnya Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas juga diprediksikan mengisi pos jabatan menteri dalam kabinet Presiden Joko Widodo.
Kini di bawah kendali Arief, Kementerian Pariwisata mendapatkan tugas berat. Apalagi, Pemerintahan Jokowi-JK menargetkan meraih 20 juta wistawan mancanegara (wisman) sampai 2019. Untuk mencapai target tersebut jelas diperlukan kerja keras.
Dalam dua tahun terakhir pariwisata Indonesia tumbuh di atas angka 8 persen hingga jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai kisaran 8-9 jutaan. Tahun 2014 Kemenparekraf hanya mematok target kunjungan wisman 9,5 juta orang sampai tutup tahun. Sedangkan tahun lalu tercatat sebanyak 8,7 juta wisman mengunjungi Indonesia sampai tutup tahun.[6]
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Mari Elka Pangestu |
Menteri Pariwisata Indonesia 2014–2019 |
Diteruskan oleh: Wishnutama |
Jabatan bisnis | ||
Didahului oleh: Rinaldi Firmansyah |
Direktur Utama Telkom Indonesia 2012–2014 |
Diteruskan oleh: Alex Sinaga |