![]() ![]() | |
Nama dalam bahasa asli | (ar) أسماء محمد عبدالله ![]() |
---|---|
Biografi | |
Kelahiran | 1946 ![]() Khartoum ![]() |
Minister of Foreign Affairs (en) ![]() | |
8 September 2019 – 9 Juli 2020 | |
Menteri luar negeri | |
![]() | |
Data pribadi | |
Pendidikan | Universitas Khartoum Universitas Syracuse ![]() |
Kegiatan | |
Pekerjaan | politikus, diplomat, pegawai negeri sipil ![]() |
Asma Muhammad Abdullah adalah seorang seorang diplomat Sudan. Ia menjadi Menteri Luar Negeri perempuan pertama Sudan pada awal September 2019 di Kabinet Transisi Perdana Menteri Abdalla Hamdok, selama transisi Sudan menuju demokrasi pada tahun 2019.[1]
Asma lahir pada tahun 1946 di Khartoum.[2] Ia lulus pada tahun 1969 dari Universitas Khartoum setelah mempelajari ekonomi dan ilmu politik.[3]
Asma adalah seorang duta besar Sudan yang bekerja di Kementerian Luar Negeri Sudan sebelum masa jabatan presiden Omar al-Bashir.[4] Ia adalah salah satu dari tiga perempuan pertama yang bekerja di Kementerian Luar Negeri.[3] Asma diberhentikan dari Kementerian setelah kudeta Sudan tahun 1989 yang membawa Omar al-Bashir ke tampuk kekuasaan[5] dan dianiaya oleh pemerintah baru.[3]
Menurut catatan kertas pindaian UNICEF tahun 1990, Asma menjabat sebagai Wakil Ketua Keempat Dewan Eksekutif UNICEF selama tahun 1990/1991.[6] Daftar sejarah Dewan Eksekutif UNICEF tahun 2010 membantah hal ini, dengan menyatakan bahwa Chipo Zindoga dari Zimbabwe menjabat sebagai Wakil Ketua Keempat selama tahun 1990/1991 dan 1991/1992 dan Asma tidak pernah menjadi anggota Dewan Eksekutif UNICEF, hingga dan termasuk tahun 2010.
Menanggapi penganiayaan yang dilakukan oleh pemerintah al-Bashir, Asma memilih untuk tinggal di pengasingan di Maroko. Selama tinggal di Maroko, Asma bekerja sebagai konsultan untuk organisasi internasional termasuk Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Islam (ISESCO).