Nama sistematis (IUPAC) | |
---|---|
1-[(4-fluorofenil)metil]-N-[1-[2-(4-metoksifenil)etil]-4-piperidil]benzoimidazol-2-aminadi | |
Data klinis | |
AHFS/Drugs.com | Multum Consumer Information |
MedlinePlus | a600034 |
Kat. kehamilan | C |
Status hukum | Ditarik dari perdaran |
Rute | Oral |
Data farmakokinetik | |
Ikatan protein | ~96% |
Metabolisme | Hati (CYP3A4)[1] |
Waktu paruh | 24 jam |
Ekskresi | Feses |
Pengenal | |
Nomor CAS | 68844-77-9 |
Kode ATC | R06AX11 |
PubChem | CID 2247 |
Ligan IUPHAR | 2603 |
DrugBank | DB00637 |
ChemSpider | 2160 |
UNII | 7HU6337315 |
KEGG | D00234 |
ChEBI | CHEBI:2896 |
ChEMBL | CHEMBL296419 |
Data kimia | |
Rumus | C28H31FN4O |
SMILES | eMolecules & PubChem |
|
Astemizol (kode pengembangan R43512) adalah obat antihistamin generasi kedua yang memiliki durasi kerja panjang. Astemizol ditemukan oleh Janssen Pharmaceuticals pada tahun 1977. Obat ini ditarik dari pasaran secara global pada tahun 1999 karena efek samping yang jarang terjadi tetapi berpotensi fatal (perpanjangan interval QTc dan aritmia terkait akibat blokade saluran hERG).[2][3]
Astemizol adalah antagonis reseptor histamin H1. Obat ini memiliki efek antikolinergik dan antipruritik.
Astemizol cepat diserap dari saluran pencernaan dan secara kompetitif mengikat reseptor histamin H1 di saluran pencernaan, rahim, pembuluh darah, dan otot bronkial. Hal ini menekan pembentukan edema dan pruritus (yang disebabkan oleh histamin).
Meskipun beberapa laporan sebelumnya menyatakan bahwa astemizol tidak melewati sawar darah otak, beberapa penelitian[4][5] telah menunjukkan permeabilitas tinggi dan ikatan tinggi pada lipatan protein yang terkait dengan Penyakit Alzheimer.
Astemizol juga dapat bekerja pada reseptor histamin H3, sehingga menimbulkan efek samping.[butuh rujukan]
Astemizol juga bekerja sebagai FIASMA (penghambat fungsional sfingomielinase asam).[6]
Astemizol telah diteliti sebagai pengobatan untuk Penyakit Creutzfeldt-Jakob (CJD).[7]
Astemizol memiliki LD50 oral sekitar 2052 mg/kg (pada tikus).