Bahasa Malaweg

Bahasa Malaweg
Dituturkan di
WilayahLuzon
Penutur
(14.500 jiwa per 1990)[1]
Kode bahasa
ISO 639-3Tidak ada (tidak ada)
Glottologmala1534[2]
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat
Gereja Malaueg di Rizal, Cagayan.

Bahasa Malaweg (Malaueg) adalah suatu bahasa Austronesia yang dituturkan oleh suku Malaweg people di Luzon, Filipina. Menurut Ethnologue, Malaweg merupakan dialek dari bahasa Itawis.[3]

Malaweg dituturkan hampir di seluruh daerah Cordillera Tengah, dan sebagian Provinsi Cagayan, tepatnya di kota Rizal, Cagayan. Sekitar 98 persen yang tinggal di Rizal merupakan penutur ibu Malaweg, dan kota tersebut dikenal sebagai "Kota Utama Malaweg".

Sebuah sejarah dari mulut ke mulut yang populer mengklaim bahwa "malaueg" diciptakan setelah seorang biarawan Spanyol yang kehausan bertanya kepada penduduk asli dari mana air yang dia minum (yang membuatnya sakit). Penduduk asli mengucapkan kata "ueg" yang konon berarti "air tawar" yang ditanggapi oleh biarawan dengan menyebut daerah itu mal ueg ("air tawar yang buruk"). Kata itu lebih mungkin merupakan pidgin dari kata "air buruk" atau "mal-agua" dalam bahasa Spanyol. Daerah tempat kota Rizal berada dulunya merupakan pusat misionaris Spanyol di daerah tersebut pada masa Penjajahan Spanyol di Filipina. Mungkin juga ada hubungannya dengan sungai, tepatnya sebuah anak sungai dari Cagayan, yang mengelilingi pusat kota atau poblacion, dan mengalir di sepanjang lembah tempat kota Rizal berada, karena kecenderungannya untuk banjir selama musim hujan, memotong desa, merusak tanaman dan mata pencaharian, membawa penyakit, dan menyebabkan kematian. Pengaruh Spanyol sangat menonjol dalam dialek Malaueg yang terdiri dari kata benda dan kata kerja bahasa Spanyol Kuno.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Itawit di Ethnologue (ed. ke-18, 2015)
  2. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Malaweg". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  3. ^ Hammarström (2015) Ethnologue 16/17/18th editions: a comprehensive review: online appendices

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]