Tsuru no Ongaeshi (鶴の恩返し, Bahasa Indonesia: "Balas Budi Burung Bangau") merupakan cerita rakyat dari Jepang yang berisi tentang bangau yang membalas budi kepada manusia. Variasi kisah lain tentang bangau yang membalas kebaikan manusia adalah seorang pemuda yang menikah dengan bangau ketika sedang menyamar sebagai wanita muda, kisah itu dikenal dengan Tsuru Nyōbō (鶴女房, "Istri Bangau").
Pada zaman dahulu di suatu tempat, hiduplah sepasang suami istri yang sudah tua. Pada hari yang bersalju di musim dingin, sang suami pergi ke kota untuk menjual kayu bakar, dalam perjalanan ia menemukan seekor bangau yang terjerat perangkap pemburu. Merasa kasihan, sang suami kemudian melepaskan bangau dari perangkap pemburu. Malam harinya, salju turun sangat lebat, seorang gadis cantik datang ke rumah pasangan tua. Sang gadis bercerita, ia sudah berkelana sejak orang tuanya meninggal untuk mencari saudara yang belum pernah ia temui sebelumnya, kemudian ia tersesat dan meminta izin untuk menginap satu malam di rumah mereka. Pasangan suami istri itu pun menyambutnya dengan senag hati dan mengizinkannya tinggal di rumah mereka. Salju tidak berhenti keesokan harinya, begitu pula dengan hari berikutnya, sehingga sang gadis tetap tinggal di rumah mereka. Sementara itu sang gadis tanpa kenal lelah merawat kedua suami istri tersebut, membuat mereka bahagia. Suatu hari, sang gadis meminta pada mereka, daripada mengantarnya untuk menemui keluarganya yang belum pernah ia temui sebelumnya, untuk menjadikannya putri mereka. Pasangan itu pun menerimannya dengan senang hati.
Sang gadis terus membantu pasangan tua itu, suatu hari ia meminta: "Saya ingin menenun kain, tolong belikan saya benang". Ketika ia diberikan kain, ia berkata: "Tolong jangan pernah melihat kedalam ruangan tempat menenun" kepada pasangan tua, kemudian ia masuk kedalam ruangan tersebut dan menenun selama tiga hari terus menerus tanpa jeda. Kain hasil tenunannya sangat indah, dan langsung menjadi perbincangan di kota, dan dijual dengan harga yang bagus. Benang yang baru di beli dengan menggunakan uang hasil penjualan kain, sang gadis menenun kain yang lain dengan hasil yang sangat indah, kemudian mereka menjulnya dengan harga yang tinggi dan memreka pun menjadi kaya raya.
Meski demikian, ketika sang gadis mengurung diri di ruangan untuk menenun kain ketiga, suami istri mencoba untuk menepati janji mereka agar tidak menguntip kedalam ruangan, mereka mulai penasaran bagai mana cara sang gadis menenun hingga menghasilkan kain yang indah. Mereka tidak bisa lagi menahan rasa penasaran yang menyelimuti mereka sehingga sang istri mengintip kedalam ruangan. Tempat dimana ia seharusnya melihat sang gadis memenun, tetapi ia malah melihat seekor bangau. Bangau tersebut mencabuti bulunya dan menyelipkan bulunya di antara benang untuk menghasilkan kain yang berkilau. Sebagian besar bulunya telah dicabut, menyisakan sang bangau dengan kondisi yang menyedihkan. Dihadapan suami istri yang terkejut, sang gadis mengatakan bahwa ia sebenarnya adalah bangau yang telah ditolong dari perangkap pemburu. Ketika ia berniat untuk tetap menjadi putri mereka, ia harus pergi karena indentitasnya telah diketahui. Ia berubah menjadi bangau dan terbang ke langit, meninggalkan suami istri yang menyesal.
Dalam kisah "Istri Bangau", seorang lelaki menikahi wanita yang merupakan seekor bangau yang sedang menyamar sebagai manusia. Untuk mendapatkan uang sang bangau mencabut bulunya untuk menenun sutra brokat, kemudian hasil tenunannya dijual oleh suaminya, tetapi ia menjadi sakit ketika ia mencabut bulunya. Ketika suaminya mengatahui identitas istrinya yang sebenarnya dan penyebab sakitnya, sang istri meninggalkannya. Terdapat beberapa cerita rakyat Jepang tentang manusia yang menikahi kitsune, atau roh serigala dalam bentuk manusia (sebagai seorang wanita dalam kisah ini), walau dalam kisah ini identitas istri yang sebenarnya merupakan rahasia bahkan dari suaminya. Istri akan tinggal bersama suaminya sampai sang suami mengetahui kebenarannya, hingga saat itu sang istri akan meninggalkannya.