Badan usaha milik negara | |
Kode emiten | IDX: BBRI |
Industri | Jasa keuangan |
Didirikan | Purwokerto, 16 Desember 1895 |
Pendiri | Raden Bei Aria Wirjaatmadja |
Kantor pusat | Jakarta Selatan, DKI Jakarta |
Wilayah operasi | Indonesia |
Tokoh kunci | Sunarso[1] (Direktur Utama) Kartika Wirjoatmodjo[1] (Komisaris Utama) |
Produk |
|
Merek |
|
Jasa | |
Pendapatan | Rp 124,597 triliun (2022)[2] |
Rp 64,306 triliun (2022)[2] | |
Rp 48,569 triliun (2022)[2] | |
Total aset | Rp 1.866 triliun (2022)[2] |
Total ekuitas | Rp 303,395 triliun (2022)[2] |
Pemilik | Pemerintah Indonesia (53,19%) Publik (46,81%) |
Karyawan | 74.735 (2022)[2] |
Anak usaha | Lihat daftar |
Situs web | www |
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau biasa disingkat menjadi BRI, adalah sebuah badan usaha milik negara Indonesia yang menyediakan berbagai macam jasa keuangan. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga akhir tahun 2022, bank ini memiliki 449 unit kantor cabang dan 13.863 unit ATM yang tersebar di seantero Indonesia. Bank ini juga memiliki kantor di New York, Hong Kong, Singapura, Cayman Islands dan Taiwan.[2][3]
Bagian ini memerlukan pengembangan dengan menambahkan konten tentang evolusi BRI dari sistem bank koperasi bergaya Raiffeisen dan bank/lumbung desa menjadi bank tersendiri. Anda dapat membantu dengan mengembangkannya. |
Bank ini memulai sejarahnya di Purwokerto pada tanggal 16 Desember 1895 saat Raden Bei Aria Wirjaatmadja mendirikan De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden untuk mengelola dan menyalurkan dana masjid kepada masyarakat dengan skema yang sederhana. Nama organisasi tersebut kemudian beberapa kali diubah, mulai dari Hulp en Spaarbank der Inlandshe Bestuurs Ambtenareen, De Poerwokertosche Hulp Spaar-en Landbouw Credietbank atau Volksbank, Centrale Kas Voor Volkscredietwezen Algemene, Algemene Volkscredietbank (AVB), hingga pada masa pendudukan Jepang, nama organisasi ini kembali diubah menjadi Bank Rakjat (庶民銀行 , shominginkō, Kunrei-shiki: Syomin Ginkoo).
Setelah Indonesia merdeka, pada bulan Februari 1946, pemerintah Indonesia menetapkan organisasi ini sebagai sebuah bank pemerintah dengan nama Bank Rakyat Indonesia (BRI).[4] Bank ini sempat berhenti beroperasi pada tahun 1948, tetapi setelah Perjanjian Renville diteken, bank ini dapat kembali beroperasi dengan nama 'Bank Rakyat Indonesia Serikat'. Pada tahun 1960, pemerintah menggabungkan bank ini ke dalam Bank Koperasi, Tani dan Nelayan (BKTN).[5] Pada tahun 1965, sebagai bagian dari penerapan konsep bank berjuang, BKTN digabung ke dalam Bank Indonesia[6] dan mulai berbisnis dengan nama Bank Indonesia urusan Koperasi, Tani, dan Nelayan. Sebulan kemudian, pemerintah mengubah nama Bank Indonesia menjadi 'Bank Negara Indonesia',[7] sehingga bank tersebut juga diubah namanya menjadi Bank Negara Indonesia Unit II.
Pada tahun 1968, pemerintah memisahkan bank tersebut menjadi sebuah perusahaan tersendiri dengan nama "Bank Rakyat Indonesia".[8] Setahun kemudian, pemerintah menunjuk bank ini sebagai satu-satunya penyalur program kredit Bimbingan Masal (Bimas). Pada tahun 1984, pemerintah menghentikan program Bimas, sehingga bank ini mulai menyalurkan kredit mikro secara komersial. Pada tahun 1992, pemerintah menetapkan bank ini sebagai sebuah persero.[9] Pada akhir tahun 2003, bank ini resmi melantai di Bursa Efek Jakarta. Pada tahun 2007, bank ini mengakuisisi Bank Jasa Artha dan kemudian mengubah nama bank tersebut menjadi Bank BRIsyariah untuk berbisnis di bidang perbankan syariah.
Pada bulan Maret 2011, bank ini mengakuisisi mayoritas saham Bank Agro yang dipegang oleh Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun) dan kemudian mengubah nama bank tersebut menjadi BRI Agro. Pada bulan Desember 2011, bank ini juga mengakuisisi mayoritas saham BRIngin Remittance dan kemudian mengubah nama perusahaan tersebut menjadi BRI Remittance. Pada tahun 2015, bank ini mengakuisisi Bringin Life dan kemudian mengubah nama perusahaan tersebut menjadi BRI Life. Pada bulan Agustus 2015, bank ini meluncurkan Teras BRI Kapal untuk mempermudah masyarakat di pesisir kepulauan dalam mengakses layanannya. Bank ini kemudian juga meresmikan BRI Corporate University untuk menunjang pendidikan bagi para pekerjanya.
Pada bulan Juni 2016, bank ini meluncurkan satelit BRIsat dari Guyana Prancis untuk menunjang layanan digitalnya. Bank ini kemudian juga mengakuisisi BTMU Finance dan kemudian mengubah nama perusahaan tersebut menjadi BRI Finance. Pada bulan Februari 2017, bank ini meluncurkan Teras BRI Kapal Bahtera Seva II dan Teras BRI Kapal Bahtera Seva III untuk mempermudah masyarakat pesisir di Labuan Bajo dan Halmahera untuk mengakses layanannya. Pada tahun 2018, bank ini mengakuisisi 67% saham Danareksa Sekuritas dan 35% saham Danareksa Investment Management dengan harga Rp 819 milyar.[10] Pada tahun 2018 juga, bank ini meluncurkan kecerdasan buatan bernama Sabrina sebagai untuk mempermudah nasabahnya dalam mendapatkan informasi mengenai layanannya.
Pada awal tahun 2019, bank ini mengakuisisi salah satu anak usaha dari Bahana Artha Ventura, yakni Sarana NTT Ventura, yang kemudian diubah namanya menjadi BRI Ventures, sebagai bagian dari rencana bank ini untuk masuk ke bisnis modal ventura.[11] Pada tahun 2019 juga, BRI Agro meluncurkan aplikasi PINANG untuk mempermudah nasabahnya dalam mengajukan pinjaman. Bank ini lalu juga mengakuisisi BRINS[12] dan kemudian mengubah nama perusahaan tersebut menjadi BRI Insurance. Bank ini juga meluncurkan aplikasi BRImo untuk mempermudah masyarakat dalam mengakses layanannya. Pada bulan Desember 2019, bank ini meluncurkan aplikasi CERIA untuk mempermudah nasabahnya dalam mengajukan pinjaman.
Sepanjang tahun 2020, sebagai bagian dari upaya untuk menyelamatkan debitur yang terdampak COVID-19, bank ini merestrukturisasi pinjaman dengan total nilai Rp186,6 triliun yang diberikannya kepada 2,8 juta debitur. Pada akhir tahun 2020, bank ini mengubah nama Danareksa Sekuritas menjadi BRI Danareksa Sekuritas untuk menegaskan status perusahaan tersebut sebagai anak usahanya.[13] Pada tahun 2021, Bank Syariah Mandiri dan BNI Syariah resmi digabung ke dalam Bank BRIsyariah sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk menyatukan bank syariah milik BUMN. Nama bank tersebut kemudian diubah menjadi Bank Syariah Indonesia dengan mayoritas sahamnya dipegang oleh Bank Mandiri.[2][3] Pada tahun 2021 juga, pemerintah menyerahkan mayoritas saham Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani ke bank ini sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN yang bergerak di bidang ultra mikro.[14] Guna menunjang proses tersebut, bank ini kemudian menyelenggarakan rights issue pada bulan September 2021.[15]
Pada akhir tahun 2022, bank ini meningkatkan kepemilikan sahamnya di Danareksa Investment Management menjadi 65%[16] dan kemudian mengubah nama perusahaan tersebut menjadi BRI Manajemen Investasi.[17][18]
Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank terbesar di Indonesia yang menawarkan berbagai layanan perbankan bagi nasabah individu, bisnis kecil dan menengah, serta korporat. Beberapa jenis layanan yang ditawarkan oleh Bank Rakyat Indonesia antara lain:
Selain itu, BRI juga menyediakan berbagai jenis layanan tambahan seperti asuransi, safe deposit box, dan layanan pengiriman uang yang dapat memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi perbankan.
Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Bank BRI turut melaksanakan Program Tanggung Jawab Sosial atau Corporate Sosial Responsibility (CSR).
Sejak tahun 2019, KUB Tidu Berkah Jaya bekerjasama dengan salah satu eksportir dari Solo. Dari sini, para anggotanya memproduksi kerajinan rajut. Mulai dari bentuk kepala gajah, jerapah, hingga keranjang laundry. Seluruh hasil karya rajut buatan anggota KUB Berkah Jaya sampai diekspor ke Amerika dan Thailand. Total pesanan hasil karya rajut bisa mencapai 700-1.000 barang.[20]
Tergabung dalam program "Klasterkuhidupku" dari BRI, KUB Berkah Jaya mendapat dukungan baik dari pembiayaan hingga pelatihan dari BRI. Selain itu, KUB Berkah Jaya juga mendapat bantuan CSR BRI. Bantuan tersebut digunakan untuk pembangunan sarana pra-sarana, pembelian peralatan usaha hingga dianggarkan bagi pelatihan anggota KUB.
Melalui program "Klasterkuhidupku" BRI berkomitmen untuk terus mendampingi dan membantu para pelaku UMKM, di mana tidak hanya berupa modal usaha saja tetapi juga berupa berbagai pelatihan dan program pemberdayaan lainnya.
BRI melalui aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) mengambil peran mendorong kelestarian lingkungan Kampung Bali Jakarta dengan berbagai program dan aktivitas yang bertujuan mendorong kesadaran warga dalam menjaga kebersihan lingkungan.[21]
Berbagai kegiatan dan penyaluran bantuan telah dilakukan di Kelurahan Kampung Bali antara lain penataan kawasan sungai/kali (Jaga Sungai Jaga Kehidupan), pelaksanaan program Bertani di Kota (BRINita), edukasi pengolahan sampah bagi warga (Yok Kita Gas), pelatihan dan pendampingan bagi pelaku Usaha, Kecil dan Menengah (UMKM), serta penyaluran bantuan infrastruktur lainnya dalam rangka penataan lingkungan sebagai kawasan percontohan unggulan.
Hingga akhir tahun 2022, bank ini memiliki 12 anak usaha, yakni: