Barus | |
---|---|
tajuk pohon Barus (Dryobalanops aromatica) | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | Plantae |
Klad: | Tracheophyta |
Klad: | Angiospermae |
Klad: | Eudikotil |
Klad: | Rosid |
Ordo: | Malvales |
Famili: | Dipterocarpaceae |
Genus: | Dryobalanops |
Spesies: | D. aromatica
|
Nama binomial | |
Dryobalanops aromatica Gaertn.f.nom cons
| |
Sinonim | |
|
Barus atau Kapur Barus (Dryobalanops aromatica), biasa juga disebut Kamper Sumatra, Kamper Melayu, atau Kamper Borneo, adalah spesies tumbuhan yang sudah mulai langka yang termasuk dalam famili Dipterocarpaceae. Nama spesies aromatica diambil dari bahasa Latin: aromaticus yang berarti seperti rempah-rempah, dan mengacu pada bau Damar (resin). Tumbuhan ini biasanya ditemukan di hutan hujan tropis di Sumatra, Semenanjung Malaysia, dan Kalimantan.[2]
Pohon kapur barus yang sudah tua pada umumnya memiliki ukuran yang cukup besar, dengan ketinggian batang pohon dapat mencapai 65m[2], dan bahkan ada yang mencapai hingga 75m[3], berkayu keras dan berat yang biasanya dijual dengan nama dagang kayu kapur.
Penyebutan Kapur pada pohon ini diduga berasal dari kata serapan yang berasal dari kosakata Kafur yang berarti Kamper yang disebut oleh para pedagang dari Arab, dan Mesir pada masa dahulu ketika berkunjung ke wilayah Barus, Sumatera Utara.[4] Kamper/kapur barus dihasilkan dari getah pohon yang berwarna bening kemudian mengalami kristalisasi, dan telah menjadi komoditi yang paling berharga setara emas di wilayah Timur Tengah pada masa dahulu.[2] Selain kapur barus, kayunya juga cukup baik untuk digunakan pada konstruksi berat, karena terkenal awet dan kokoh.