Basuki Hadimuljono | |
---|---|
Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara ke-2 | |
Mulai menjabat 5 November 2024 | |
Presiden | Prabowo Subianto |
Wakil Kepala | Tidak ada |
Pengganti Petahana | |
Pelaksana Tugas Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara | |
Masa jabatan 3 Juni 2024 – 20 Oktober 2024 | |
Presiden | Joko Widodo |
Wakil Kepala | Raja Juli Antoni |
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Indonesia | |
Masa jabatan 27 Oktober 2014 – 20 Oktober 2024 | |
Presiden | Joko Widodo |
Wakil Menteri | John Wempi Wetipo (2019–22) |
Informasi pribadi | |
Lahir | Mochamad Basoeki Hadimoeljono 5 November 1954 Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia |
Kebangsaan | Indonesia |
Suami/istri | Kartika Nurani |
Anak | 3 |
Almamater | |
Pekerjaan |
|
Kabinet | |
Sunting kotak info • L • B |
Mochamad Basuki Hadimoeljono (lahir 5 November 1954) adalah insinyur dan birokrat Indonesia yang tengah menjabat sebagai Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara sejak 5 November 2024.[1] Ia pernah menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Pelaksana Tugas Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara menggantikan Bambang Susantono yang mengundurkan diri dari jabatan tersebut.[2][3]
Basuki lahir dengan nama Mochamad Basuki Hadimoeljono di Kota Surakarta pada 5 November 1954. Ia merupakan putra keempat dari prajurit TNI Angkatan Darat dengan tujuh bersaudara. Ia menyelesaikan sekolah dasar di Palembang, sekolah menengah pertama di Papua, dan sekolah menengah atas di Surabaya.[4] Selama masa SMA, ia aktif di grup musik sekolah dan bermain drum.[5] Setelah menyelesaikan sekolah di SMA Negeri 5 Surabaya, ia diterima di Universitas Gadjah Mada dan mempelajari geologi rekayasa. Ia lulus dari sana pada tahun 1979 ketika usianya 25 tahun.[6]
Setelah lulus dari Fakultas Teknik UGM, Basuki mendapatkan pekerjaan di Kementerian Pekerjaan Umum sebagai PNS. Setelah beberapa tahun, ia memperoleh beasiswa dari kementerian untuk melanjutkan studinya, dan memperoleh gelar magister dan doktor dari Universitas Negeri Colorado masing-masing pada usia 35 dan 38.[4] Setelah melanjutkan studinya, ia kembali ke Indonesia dan melanjutkan pekerjaannya di kementerian, menerima penghargaan sebagai pegawai kementerian tahun 1995.[7] Kemudian, ia dipromosikan menjadi Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian antara tahun 2005 dan 2007. Setelah itu, ia menjadi Inspektur Jenderal Kementerian hingga 2013.[8] Jabatan terakhir yang dijabatnya sebelum diangkat menjadi menteri pada Oktober 2014 adalah Dirjen Perencanaan Tata Ruang.[9]
Selama berada di kementerian, ia telah berpartisipasi dalam beberapa kelompok kerja tingkat nasional termasuk yang terkait dengan rehabilitasi pasca gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004 di Aceh, penanganan banjir lumpur panas Sidoarjo (2006–2007), perbaikan Jalan Tol Purbaleunyi dan pengelolaan kelangkaan pangan di Kabupaten Yahukimo (keduanya tahun 2006).[4][10]
Pada Mei 2012, Basuki juga diangkat sebagai komisaris utama di Wijaya Karya, sebuah perusahaan konstruksi milik negara.[6] Ia juga menjabat sebagai Wakil Presiden Komisi Internasional untuk Irigasi dan Drainase untuk masa jabatan 2013–2016.[10][11]
Pada tanggal 26 Oktober 2014, presiden yang baru terpilih Joko Widodo mengumumkan pengangkatan Basuki sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.[12] Kementerian tersebut dibentuk dari penggabungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Perumahan Rakyat, yang sebelumnya dipimpin oleh Djoko Kirmanto dan Djan Faridz.[13] Seperti menteri lainnya, ia mengundurkan diri dari pekerjaan perusahaannya di Wijaya Karya setelah diangkat.[14] Ia adalah salah satu dari lima alumni Universitas Gadjah Mada di jajaran kabinet (tidak termasuk Jokowi sendiri), dan memiliki aset yang dilaporkan sebesar Rp6,5 miliar pada 2012.[15][16]
Kurang dari dua bulan setelah menjadi menteri, Basuki setuju memberikan pinjaman sebesar USD 62 juta untuk kompensasi para korban semburan lumpur panas Sidoarjo setelah menghubungi Bakrie Group.[17] Perusahaan tersebut diberi waktu 4 tahun untuk melunasi utang, atau menghadapi pengambilalihan aset mereka (sebagian besar tanah) oleh pemerintah.[18] Pada tahun 2016, ia juga dipanggil oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menjadi saksi terkait kasus korupsi di kementeriannya.[19]
Pada tahun pertama kepemimpinannya, kementerian menerima peningkatan dana sebesar Rp33 triliun antara rancangan dan RAPBN, menerima peningkatan terbesar dibandingkan kementerian lain.[20] Meskipun hanya menggunakan sekitar 8% dari anggaran tahunan Rp118 triliun dalam lima bulan pertama,[21] pada akhir tahun jumlahnya meningkat menjadi 94,5%.[22] Kementerian menerima dana paling banyak dibandingkan kementerian lain pada tahun 2016,[23] sedangkan pada anggaran 2017 dan 2018 kementerian berada di urutan kedua di belakang Kementerian Pertahanan. Anggaran kementerian untuk tahun anggaran 2018 ditetapkan sebesar Rp107,3 triliun.[24][25]
Basuki mempertahankan posisi menteri di Kabinet Indonesia Maju 2019.[26]
Pada tahun 2022, Basuki resmi menjadi kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)[27]
Pada tahun 2017, DPR-RI mencabut dana untuk studi pemindahan ibu kota dalam anggaran kementerian. Basuki menggambarkan kemungkinan pemindahan ibu kota di masa depan dari Jakarta sebagai "keputusan politik",[28] dan langkah itu "tidak mudah" karena kementerian hanya baru selesai melakukan studi literatur alih-alih perencanaan makro. Ia menambahkan bahwa langkah seperti itu mungkin memakan waktu empat hingga lima tahun dalam persiapan. Ketua MPR-RI Zulkifli Hasan telah menyerukan penundaan langkah tersebut, dengan alasan biaya utamanya di tengah proyek infrastruktur besar.[29] Basuki juga menunjukkan bahwa Palangka Raya tidak akan menjadi satu-satunya pilihan, jika langkah seperti itu dilakukan.[30]
Presiden Joko Widodo meluncurkan rencana untuk membangun 1 juta perumahan umum sebagai bagian dari 10 juta perumahan yang terjangkau pada tahun 2019, dengan sekitar 600.000 perumahan akan dibangun dari anggaran kementerian.[31] Dalam pelaksanaannya, program ini menerima berbagai keluhan terkait kecepatan proyek hingga lambatnya respon perizinan dari pemerintah daerah.[32][33] Menurut Basuki, sekitar 700.000 rumah telah selesai dibangun pada Oktober 2017.[34]
Pada anggaran kementerian 2016, pembangunan jalan dan jembatan mendapat porsi terbesar diikuti oleh sumber daya air. Pemerintah Indonesia menetapkan rencana untuk membangun 1.000 km jalan tol dalam masa jabatan 5 tahun pertama Jokowi di samping 2.650 km jalan nasional.[35] Ini termasuk penyelesaian Jalan Tol Trans-Jawa [36] yang telah diinisiasi oleh pendahulunya yakni Menteri Djoko Kirmanto dan pemulaian Jalan Tol Trans-Sumatra, selain Jalan Trans-Papua yang menurut Basuki direncanakan panjangnya mencapai 4.300 km pada 2019.[37][38] Jalan tol juga dimulai antara kota Manado dan Bitung di Sulawesi Utara.[39]
Kementerian juga berencana membangun 49 bendungan untuk menyediakan sumber daya air antara tahun 2014 dan 2019.[37]
Ia menikah dengan Kartika Nurani dan memiliki tiga orang anak, Dewi (lahir 1987), Neil (lahir 1992) dan Dira (lahir 1994).[40]
Selama 30 tahun mengabdi di Kementerian Pekerjaan Umum, Basuki dianugerahi tiga medali Satyalancana Karya Satya. Ia juga dianugerahi medali Satyalancana Pembangunan dan Satyalancana Wira Karya masing-masing pada 2003 dan 2005, sebagai tambahannya medali Satyalancana Kebaktian Sosial untuk pekerjaannya di Aceh setelah tsunami.[41] Pada Desember 2017, ia juga menerima Bintang Bhayangkara Utama bersama 6 menteri kabinet lainnya.[42]
Pada 15 Januari 2020, ia dianugerahi gelar doktor honoris causa dari ITB atas jasanya di dalam infrastruktur bencana (pengembangan, pembangunan dan pengelolaan infrastruktur, khususnya dalam bidang sumber daya air dan infrastruktur tahan gempa).[43]
Pada 9 November 2023, atas jasa-jasanya memperkuat kerja sama Indonesia-Jepang, beliau dianugerahi tanda kehormatan "The Order of the Rising Sun, Gold and Silver Star" oleh kaisar Naruhito.[44][45]
Ia juga menerima Penghargaan Distinguished Honorary Fellow dari Federasi Organisasi Teknik ASEAN pada Februari 2017, serta Penghargaan International Lifetime Contribution dari Japan Society of Civil Engineers pada bulan Juli 2017.[48][49]
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Djoko Kirmanto sebagai Menteri Pekerjaan Umum |
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Indonesia 2014–2024 |
Diteruskan oleh: Dody Hanggodo sebagai Menteri Pekerjaan Umum |
Didahului oleh: Djan Faridz sebagai Menteri Perumahan Rakyat |
Diteruskan oleh: Maruarar Sirait sebagai Menteri Perumahan dan Kawasan Pemukiman | |
Jabatan pemerintahan | ||
Didahului oleh: Bambang Susantono |
Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara 2024–sekarang |
Petahana |