Buddhisme di Korea

Biksu di Haeinsa.

Buddhisme di Korea adalah periode sejarah dan perkembangan agama Buddha di Korea. Agama Buddha pertama kali diperkenalkan ke Korea lewat Tiongkok pada masa kerajaan Goguryeo pada tahun 372.[1] Pada tahun 384, seorang paderi India yang melewati Tiongkok Selatan memperkenalkan agama Buddha ke kerajaan Baekje.[1] Di kerajaan Silla, agama Buddha mulai diperkenalkan oleh seorang paderi Goguryeo pada tahun 527 dan mulai menyebar dengan pesat dan kemudian berdampingan dengan kepercayaan tradisional rakyatnya.[1] Pada awal abad ke-6, Silla mulai mengadopsi Buddhisme sebagai agama negara berkat tokoh bernama Ichadon.[1][2] Setelah raja dan bangsawan di negara Silla dan Baekje menjadi pengikut ajaran Buddha, rakyat jelata pun perlahan-lahan mengikuti.

Buddhisme dianggap berkontribusi besar terhadap budaya negara-negara Tiga Kerajaan.[1] Terutama di Silla dan Baekje, Buddhisme adalah agama negara dan kerajaan. Banyak arsitektur kuil dan pagoda Buddha yang dibangun. Seni Buddhisme Korea mencapai zaman keemasannya pada periode Tiga Kerajaan. Buddhisme menjadi sarana antara Korea dengan negara lain. Kesenian, ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperkenalkan dari Tiongkok, India dan berbagai negara ikut memperkaya kebudayaan Korea. Pada masa Tiga Kerajaan, kebudayaan Korea mengalami kemajuan dalam bidang astronomi, matematika, pengobatan, arsitektur dan metalurgi.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e (Inggris) Nahm. Ph. D, Andrew (2009). A Panorama of 5000 Years: Korean History. Hollym International Corp, Elizabeth, New Jersey. ISBN 0-930878-68-X. 
  2. ^ (Inggris)History of Buddhism in Korea[pranala nonaktif permanen], koreanbuddhism. Diakses pada 26 Mei 2010.