Busa laut

Busa laut atau buih laut (bahasa Inggris: sea foam) adalah suatu kejadian alam di mana partikel yang ada di laut bercampur dengan angin dan ombak.[1] Untuk melihat buih laut yaitu dengan gelas dan membiarkannya tenang, dengan begitu buih laut akan terlihat. Buih adalah gelembung-gelembung kecil yang terdapat di bidang yang cair seperti air, bir, dan sabun.[2]

Pembentukan

[sunting | sunting sumber]

Busa laut terbentuk dari partikel-partikel kecil yang berada di laut dan senyawa organik yang terlarut di laut teraduk. Air laut berisi lemak, deterjen, ganggang mati, protein, polutan, garam terlarut, dan bagian buatan dan organik lainnya. Busa laut juga terbentuk dari kandungan zat lain dan gas bukan air yang berada di laut, seperti natrium, nitrogen, kalsium, oksigen, ikan yang sudah mati, dan juga tumbuhan. Zat-zat tersebut berasal dari makhluk hidup, dasar laut, dan kerak bumi. Busa laut terbentuk karena angin yang kuat, ombak, dan arus yang bercampur menjadi satu. Selain itu, semakin banyak ganggang di laut, maka busa yang dihasilkan semakin banyak.[3]

Contoh sederhana dari pembentukan busa laut yaitu ketika gelas yang berisi air laut dikocok dengan kuat akan membentuk gelembung-gelembung kecil di permukaan bagian yang cair. Sedangkan busa laut dibentuk dengan perbandingan yang lebih besar ketika laut diguncang ombak dan angin. Daerah pesisir yang berbeda menentukan pengaturan pembentukan buih laut. Namun mekar ganggang menjadi sumber utama busa laut karena paling tebal. Apabila terdapat ganggang besar membusuk di lepas pantai, maka materi ganggang dengan jumlah besar akan mengalami pembusukan hingga terdampar di pantai.[4]

Buih laut merah atau kecoklatan

[sunting | sunting sumber]

Buih laut yang berasal dari tindakan manusia, seperti limbah, maupun adanya alga yang meledak. Ketika campuran polutan dibuang ke laut maka akan terbentuk fenomena red tide atau pasang merah, yaitu salah satu jenis yang beracun.

Warna merah yang terjadi disebabkan oleh dinoflagellata sehingga apabila alga ini meledak akan membuat permukaan air seperti tercampur dengan darah. Ini dapat berdampak buruk bagi manusia dan biota laut lainnya karena alga tersebut mampu mengeluarkan racun seperti neurotoksin. Oleh karena itu, masyarakat perlu melakukan tindakan antisipasi.

Buih laut yang berwarna putih

[sunting | sunting sumber]

Proses pembentukannya bukan seperti buih merah atau kecoklatan. Buih ini juga bisa berwarna hijau yang dihasilkan dari cyanobacteria. Perubahan warna tergantung dengan pigmen spesies alga yang populasinya meningkat.[3]

Masalah kesehatan

[sunting | sunting sumber]

Busa laut sangat berbahaya bagi kesehatan. Hal ini terjadi ketika alga meledak dan membusuk di dekat pantai. Burung-burung di sekitarnya dan hewan lokal akan merasa terancam.[1]

Busa laut termasuk ekosistem laut yang produktif sehingga tidak berbahaya untuk manusia. Yang menjadi bahaya adalah adanya dampak kesehatan lingkungan dan manusia yang disebabkan oleh ganggang besar di area pantai yang sudah membusuk. Racun alga yang menyebar ke udara mengakibatkan gelembung busa laut meletus.

Gangguan kesehatan lain yang mengenai pengunjung pantai adalah iritasi mata, asma, dan gangguan pernapasan lain akibat Aerosol yang diproduksi oleh alga.[4]

Peristiwa

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 2007 terjadi peristiwa di Pantai Yamba, Australia Tenggara, dimana burung laut banyak yang mati dikarenakan busa laut. Ganggang Akashiwo sanguinea mampu menghilangkan lapisan air pada bulu burung laut sehingga burung tersebut sulit terbang, hipotermia hingga kematian.

Peristiwa akibat busa laut juga terjadi di Lampung pada 24 Desember 2019, hal tersebut terjadi karena kotoran mikroalga yang telah mati dan juga ledakan alga. Namun peristiwa yang paling mengerikan terjadi pada tahun 2012 di perairan Teluk Hurun Lampung, yaitu terjadinya kematian massal ikan kerapu yang dibudidayakan warga akibat ledakan alga dari spesies fitoplankton.[5]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Aliyah, Mirqotul; aliyah, mirqotul. "5 Hal tentang Buih Laut yang Membuat Burung Laut Banyak Mati". IDN Times. Diakses tanggal 2022-02-02. 
  2. ^ "Arti kata buih - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online". kbbi.web.id. Diakses tanggal 2022-02-02. 
  3. ^ a b Senin; Oktober 2019, 21 Oktober 2019 20:00 WIB 21; Wib, 20:00 (2019-10-21). "Alasan Dibalik Air Laut yang Berbusa". indozone.id. Diakses tanggal 2022-02-02. 
  4. ^ a b US Department of Commerce, National Oceanic and Atmospheric Administration. "What is sea foam?". oceanservice.noaa.gov (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-02-04. 
  5. ^ "Fenomena Busa Raksasa Serbu Pantai di Lampung, Mengapa Bisa Terjadi?". kumparan. Diakses tanggal 2022-02-02.