Café de Flore adalah sebuah kafe di daerah Saint-Germain-des-Prés, di arrondissement 6 kota Paris, di perempatan antara Boulevard Saint-Germain dan Rue Saint-Benoit.
Kafe ini muncul beberapa tahun setelah kelahiran Republik Ketiga Prancis, dipastikan pada tahun 1887. Namanya diambil dari patung dewi mitologis Flora yang terletak di sisi berlawanan jalan. Joris-Karl Huysmans dan Rémy de Gourmont adalah para pelanggan reguler pertamanya. Di akhir abad ke-19, Charles Maurras, yang tinggal di lantai pertama, menerbitkan bukunya Au signe de Flore. Di lantai pertama ini, majalah Revue d'Action française juga diterbitkan pada tahun 1899.
Pada tahun 1913, seorang tetangga, Guillaume Apollinaire, menginvestasikan uangnya di berbagai tempat. Dia mengubah lantai dasar menjadi sebuah ruang redaksi, bersama temannya, André Salmon. Kemudian, majalah Les Soirées de Paris diterbitkan dari tempat ini. Apollinaire punya kebiasaannya sendiri, yaitu bertemu dengan orang lain di jam-jam tertentu. Pada tahun 1917, sebuah diskusi besar oleh André Breton dan Louis Aragon diadakan di teras kafe Flore. Kata "surealis" (surréaliste) lahir dari tempat ini.
Pada tahun 1930-an, kafe Flore adalah tempat para penulis mencari inspirasi. Seluruh penulis terkenal Paris mengunjungi tempat ini, termasuk Georges Bataille, Robert Desnos, Léon-Paul Fargue, Raymond Queneau, Michel Leiris, André Derain, kakak-beradik Giacometti, Zadkine, dan Picasso juga pernah berkunjung ke tempat ini. Kafe ini memang memiliki atmosfer tersendiri. Dunia sinema juga terpengaruh oleh tempat ini. Sutradara Marcel Carné bertemu dengan aktor Serge Reggiani di tempat ini. Sutradara teater Jean-Louis Barrault sering berkunjung ke tempat ini dengan aktor-aktornya setelah pementasan.
Pada tahun 1939, seorang bartender, Paul Boubal, membeli kembali kafe Flore. Kafe ini merupakan tempat favorit elit intelektual yang menjadikan masa keemasannya.[1] Pasangan Jean-Paul Sartre dan Simone de Beauvoir memasang kursinya di tempat ini.
Beberapa pemikir juga sering mendatangi tempat ini, misalnya Emil Cioran (yang tidak pernah berhasil mendatangi Jean-Paul Sartre, padahal menganggapnya sebagai sumber ide), Eugène Ionesco dan sang esais Benjamin Fondane, yang merupakan teman-teman terdekat Emil Cioran pada masa ini.
Pada tahun 1984, Miroslav Siljegovic membeli kembali kafe Flore dan Closerie des Lilas.
Kafe ini telah dimasukkan ke dalam berbagai lagu:
Setiap bulan November sejak tahun 1994 kafe Flore mengadakan Prix de Flore, suatu penghargaan kepada penulis muda berbakat yang dibentuk oleh Frédéric Beigbeder.
Kafe ini adalah situs film Le Feu follet oleh Louis Malle (1963) serta L'amour dure trois ans, karya Frédéric Beigbeder (2012).
Stasiun metro terdekat dari kafe ini adalah stasiun Saint-Germain-des-Prés.