देवयानी | |
---|---|
Tokoh dalam mitologi Hindu | |
Nama | Dewayani |
Ejaan Dewanagari | देवयानी |
Ejaan IAST | Devayānī |
Kitab referensi | Mahabharata, Purana |
Ayah | Sukra |
Suami | Yayati |
Anak | Yadu, Turwasu, dan Madawi |
Dalam mitologi Hindu, Dewayani (Dewanagari: देवयानी; IAST: Devayānī ) merupakan putri Mahaguru Sukra (Sukracarya) dengan Jayanti, putri Dewa Indra. Dewayani merupakan permaisuri pertama Maharaja Yayati dari Dinasti Soma (Candra), keturunan Pururawa, yang merupakan leluhur Pandawa dan Korawa, tokoh wiracarita Mahabharata. Kisah tentang Dewayani dan Yayati tercatat dalam Adiparwa, jilid pertama kitab Mahabharata.
Dalam kitab Adiparwa diceritakan bahwa ayah Dewayani memiliki ajian yang dapat membuat makhluk dapat hidup kembali—bahkan meski sudah menjadi abu sekalipun—yang disebut Amertasanjiwani. Wrehaspati, guru para dewa menyuruh anaknya yang bernama Kaca untuk mengabdi kepada Sukra agar ajian itu dapat diwarisi. Kaca melayani Sukra dengan setia, dan hormat kepada Dewayani. Hal tersebut membuat iri para detya, murid-murid Sukra. Meskipun Kaca dibunuh berkali-kali oleh para detya, tetapi ia dapat hidup kembali atas ajian sakti dari Sukra.
Setelah Kaca berhasil mewarisi ilmu tersebut dan hendak pulang ke kahyangan, ia dicegah oleh Dewayani. Dewayani memohon agar Kaca menikahinya, tetapi Kaca merasa sungkan untuk menikahi anak gurunya sendiri, sehingga permohonan Dewayani ditolak. Akhirnya Dewayani marah lalu mengutuk Kaca supaya kelak ilmu yang dikuasainya tidak sempurna. Namun Kaca merupakan seorang murid yang jujur dan setia, sehingga kutukan yang diberikan Dewayani tidak akan mempan. Selain itu, ia Dewayani bertindak karena berdasarkan nafsu belaka. Kaca pun mengutuk Dewayani, agar kelak ia dimadu oleh budak sendiri.
Dewayani berteman dengan Sarmista, putri Wresaparwa, pemimpin para detya. Pada suatu ketika, Dewayani dan Sarmista mandi di sungai dengan diiringi oleh 1000 pelayan. Tiba-tiba angin bertiup kencang dan mengacak-acak pakaian mereka. Sehabis mandi, Sarmista mengambil pakaian Dewayani karena tidak menyadarinya. Dewayani pun marah, tetapi Sarmista juga tidak mau mengalah sehingga ia mendorong Dewayani ke dalam sumur. Dewayani pun tercebur.
Pada saat itu, Raja Yayati—seorang keturunan Pururawa dari Dinasti Soma—sedang berburu. Karena lelah, ia berhenti di suatu tempat dan mencari air di sumur tempat Dewayani tercebur. Mengetahui Dewayani tercebur di dalamnya, Yayati pun menyelamatkan Dewayani. Setelah berhasil keluar dari sumur, Dewayani memperkenalkan dirinya dan bercerita bahwa ia didorong oleh Sarmista, temannya sendiri, karena memperebutkan pakaian setelah mandi. Setelah mendengarkan penjelasan Dewayani, sang raja pergi meninggalkan tempat tersebut. Sang raja berjanji akan kembali kepada Dewayani untuk menjadikannya permaisuri.
Sukra sangat kesal atas prilaku para detya yang selalu iri, begitu pula terhadap Sarmista, putri Wresaparwa, yang mendorong Dewayani ke dalam sumur. Ketika ia hendak memutuskan untuk berhenti mengajari para detya, Wresaparwa memohon maaf kepadanya, dan berusaha memenuhi keinginan apa pun keinginannya asalkan Sukra tidak berhenti mendidik para detya. Sukra memberi kebebasan kepada putrinya, Dewayani, untuk meminta sesuatu kepada Wresaparwa, sebab Dewayani merupakan putri kesayangannya. Dewayani meminta agar Sarmista beserta seribu pelayannya diberikan kepadanya sebagai budak. Wresaparwa pun memenuhinya dan kemudian Sarmista menjadi budak Dewayani.
Yayati menghadap Sukra untuk melamar Dewayani. Atas jasanya karena telah menolong Dewayani, Sukra merestui pernikahan Dewayani dan Yayati. Sukra juga mengajukan syarat bahwa sang raja tidak boleh menikahi Sarmista, yakni pelayan Dewayani. Yayati pun menyanggupinya. Dari hasil perkawinannya, Yayati dan Dewayani dikaruniai dua orang putra dan seorang putri. Putra yang sulung diberi nama Yadu dan yang bungsu diberi nama Turwasu, sedangkan yang putri diberi nama Madawi.
Setelah dikaruniai tiga anak, Yayati dirayu oleh Sarmista, sampai ia melupakan janji pernikahannya dengan Dewayani. Akhirnya ia berselingkuh dengan Sarmista. Dari hasil perkawinannya, sang raja dikaruniai tiga putra. Yang sulung diberi nama Druhyu, yang tengah diberi nama Anu, yang bungsu diberi nama Puru. Ketiga-tiganya berparas mirip dengan Yayati.
Ketika Dewayani jalan-jalan di taman, ia melihat ada tiga orang anak yang wajahnya mirip dengan suaminya. Dewayani pun menanyakan ayah mereka, dan ia terkejut setelah mengetahui bahwa mereka adalah putra Raja Yayati. Dewayani yang merasa sakit hati, lari mengadu kepada ayahnya. Ia mengadu bahwa sang raja sudah mengingkari janji pernikahan. Sukra kemudian mengutuk Yayati agar menjadi tua lebih cepat; tua sebelum usia yang wajar. Setelah mendapat kutukan tersebut, sang raja memohon agar mertuanya menarik kembali kutukannya. Menurut Sukra, hal itu tak dapat dilakukan, tetapi salah satu putranya dapat mewakilinya untuk menanggung kutukan tersebut. Akhirnya Yayati memanggil kelima putranya untuk mengetahui siapa yang bersedia.
Putra pertamanya (Yadu) menolak permintaannya untuk menanggung kutukan, sehingga Yayati marah dan tak mewariskan takhta kepada Yadu. Setelah Yadu menolak, semua putranya berturut-turut—Turwasu, Druhyu, Anu—menolak permohonan Yayati. Sang raja kemudian menyatakan bahwa mereka semua tidak berhak mewarisi kerajaannya. Hanya Sang Puru yang bersedia menanggung kutukan yang diterima Yayati. Kemudian Yayati menikmati masa mudanya kembali dengan Dewayani.
Sukra | Jayanti | Nahusa | Wresaparwa | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Dewayani | Yayati | Sarmista | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Yadu | Turwasu | Madawi | Druhyu | Anu | Puru | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Bangsa Yadawa | Suku Yawana | 4 putra | Dinasti Waiboja | Bangsa Mleccha | Wangsa Paurawa | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||