Artikel atau bagian mungkin perlu ditulis ulang agar sesuai dengan standar kualitas Wikipedia. |
Artikel ini membutuhkan penyuntingan lebih lanjut mengenai tata bahasa, gaya penulisan, hubungan antarparagraf, nada penulisan, atau ejaan. |
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Diagnosis keperawatan adalah proses keperawatan yang merupakan bagian dari penilaian klinis tentang pengalaman atau tanggapan individu, keluarga, atau masyarakat terhadap masalah kesehatan aktual, potensial, dan proses kehidupan. Diagnosis keperawatan mendorong praktik independen perawat (misalnya, kenyamanan atau kelegaan pasien) dibandingkan dengan intervensi dependen yang didorong oleh perintah dokter (misalnya, pemberian obat).[1] Diagnosis keperawatan dikembangkan berdasarkan data yang diperoleh selama pengkajian atau asesmen keperawatan meliputi pengkajian data pribadi, pola Gordon, dan pemeriksaan fisik head to toe atau sistem 6B. Diagnosis keperawatan mengintegrasikan keterlibatan pasien di seluruh proses.
NANDA International (NANDA-I) adalah badan profesional yang mengembangkan, meneliti, dan menyempurnakan taksonomi resmi diagnosis keperawatan.[2]
Semua perawat harus terbiasa dengan langkah-langkah proses keperawatan untuk mencapai efisiensi dalam menjalankan profesi mereka. Metode diagnosis menjadi kuncinya bagi perawat untuk membuat kesimpulan dengan cepat dan akurat dari data pasien. Penilaian dilakukan berdasarkan pengetahuan tentang disiplin keperawatan dan konsep yang menjadi perhatian perawat.
Diagnosis keperawatan didasarkan pada masalah yang muncul saat pengkajian, yaitu meliputi :
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) telah secara resmi menerbitkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Buku SDKI saat ini telah didistribusikan ke berbagai daerah di Indonesia yang nantinya dapat digunakan oleh perawat di rumah sakit atau praktik mandiri keperawatan dalam menjalankan tugasnya, yaitu memberikan asuhan keperawatan.
Daftar diagnosis tersebut meliputi :[3]