Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Oktober 2022. |
Disiplin anak adalah metode yang dipakai untuk menghindari masalah perilaku di masa depan pada anak-anak. Kata disiplin diartikan sebagai pemberian pengetahuan dan keterampilan, dalam kata lain, untuk mengajar.[1] Dalam esensi paling umumnya, disiplin merujuk kepada instruksi sistematis yang diberikan kepada seorang murid. Mendisiplinkan artinya memerintahkan seseorang untuk mengikuti aturan yang berlaku .[2]
Disiplin dipakai oleh orang tua untuk mengajar anak-anak mereka tentang sopan santun, tuntunan dan prinsip. Anak-anak membutuhkan pemberian disiplin yang giat untuk diajari mana yang baik dan mana yang buruk serta mengutamakan keselamatan. Disiplin anak dapat meliputi pemberian hadiah atau pemberian hukuman untuk pengajaran kontrol diri, meningkatkan perilaku yang diinginkan dan mengurangi perilaku yang tak diinginkan.[3] Meskipun keperluan disiplin anak adalah untuk membangun dan menumbuhkan rasa sosial yang diinginkan pada anak-anak, tujuan mutlaknya adalah untuk memajukan keadilan dan moral sehingga anak tersebut berkembang dan mengutapakan disiplin diri sepanjang masa hidupnya.
Karena nilai, keyakinan, pendidikan, adat istiadat dan budaya orang sangat beragam, bersamaan dengan usia dan temperamen anak, metode-metode disiplin anak sangat beragam. Disiplin anak adalah sebuah topik yang membentang dari serangkaian besar bidang peminatan, seperti pengasuhan, praktik profesional analisis perilaku, psikologi pengembangan, karya sosial dan berbagai sudut pandang keagamaan. Pada masa sekarang, kemajuan dalam pemahaman pengasuhan menyediakan latar baru dari pemahaman teoretikal dan memajukan pemahaman klinikal dan praktikal dari keefektivan dan dampak dari metode-metode pengasuhan.
Dalam masyarakat Barat, terdapat perdebatan pada tahun-tahun terkini atas pemakaian hukuman bagi anak-anak pada umumnya, dan meningkatkan perhatian pada konsep "pengasuhan positif" dimana perilaku baik didorong dan dihargai.[4]