Distrik Sokh
So'x tumani | |
---|---|
Negara | Uzbekistan |
Provinsi | Provinsi Fergana |
Dibentuk | 1955 |
Pusat administrasi | Ravon |
Luas | |
• Total | 220 km2 (80 sq mi) |
Populasi (2022) | |
• Total | 80,600 jiwa |
Zona waktu | UTC+5 (UZT) |
Distrik Sokh (bahasa Uzbek: Сўх тумани, So'x tumani; bahasa Tajik: Ноҳияи Сӯх, translit. Nohiyai Sūx; bahasa Rusia: Сохский район, translit. Sokhsky rayon) adalah sebuah distrik di Provinsi Fergana, Uzbekistan. Wilayah distrik seluas lebih dari 220 kilometer persegi[1] tersebut terdiri dari dua eksklave Uzbekistan yang dikelilingi oleh Kirgizstan. Ibu kota distrik ini terletak di Ravon.[2]
Wilayah Distrik Sokh terdiri dari dua bagian eksklave yang dipisahkan oleh wilayah Kirgizstan, sebagai berikut.
Berdasarkan data tahun 2022, penduduk Distrik Sokh berjumlah 80.600 jiwa.[3] Meskipun berada dalam wilayah kedaulatan Uzbekistan dan dikelilingi oleh Kirgizstan, penduduk Distrik Sokh hampir seluruhnya merupakan etnis Tajik.[4]
Sebagian besar penduduk Sokh menggunakan tiga atau lebih bahasa di antara bahasa Tajik, Uzbek, Rusia, dan Kirgiz, tetapi hampir seluruh penduduk etnis Tajik di Sokh menggunakan bahasa Tajik sebagai bahasa ibu mereka. Media lokal, khususnya Sadoi Sukh (Suara Sokh), juga diterbitkan dalam bahasa Tajik. Meskipun tidak memiliki status di Uzbekistan, di sejumlah lembaga pendidikan, digunakan pula bahasa Tajik. Setelah bubarnya Uni Soviet, hubungan pendidikan dan kebudayaan antara etnis Tajik di Sokh dan masyarakat Tajik di Tajikistan menjadi terputus.
Hingga akhir abad ke-18, Sokh berdiri sebagai sebuah entitas politik independen. Wilayah tersebut kemudian dikuasai oleh Kekhanan Kokand hingga tahun 1876 ketika negara tersebut ditaklukkan oleh Kekaisaran Rusia. Dalam administrasi Rusia, Sokh dimasukkan dalam Provinsi Fergana.
Pada tahun 1918 hingga 1924, Sokh bersama Kokand merupakan salah satu pusat Gerakan Basmachi, yang pada waktu itu masih terhubung dengan wilayah Uzbekistan.[5]
Wilayah eksklave Sokh kemudian dibentuk pada 1955.[6] Sejumlah enklave dan eksklave di wilayah Fergana dan sekitarnya dibentuk pada masa Uni Soviet berdasarkan bahasa utama yang dituturkan oleh sebagian besar penduduk di dalam suatu wilayah. Namun, Sokh menjadi pengecualian karena meskipun dihuni oleh penutur bahasa Tajik, alih-alih dimasukkan dalam RSS Tajikistan, wilayahnya dimasukkan ke dalam RSS Uzbekistan.[7]
Sejak pembentukan Sokh, konflik antara Uzbekistan dan Kirgizstan terus terjadi, yang makin parah setelah bubarnya Uni Soviet. Usaha untuk membuat koridor yang menghubungkan Sokh dengan Uzbekistan pada 2001 tidak membuahkan hasil.[8] Masalah-masalah yang dihadapi oleh penduduk Sokh diperparah pula oleh pertumbuhan penduduk yang pesat, kurangnya sumber air, kehadiran 9 pos perbatasan, korupsi, ketegangan antarsuku bangsa, dan lainnya.