Ekstensi IPA

Carta dari Ekstensi Alfabet Fonetis Internasional (extIPA), tahun 2015

Ekstensi Alfabet Fonetis Internasional, juga dikenal sebagai extIPA /ɛkˈstpə/ (ekstensi IPA pelafalan dalam bahasa Indonesia: [ɛk'stɛnsi ipa]) sebagai singkatan,[1] adalah suatu set huruf dan diakritik yang dibuat oleh Asosiasi Klinikal Fonetik Internasional dan Linguistik atau International Clinical Phonetics and Linguistics Association untuk memperluas jangkauan Alfabet Fonetis Internasional dalam mentranskripsikan beberapa suara juga sebagai augmentasi untuk kesulitan bicara. Beberapa simbol digunakan untuk mentraskripsikan beberapa pengucapan transkripsi IPA normal, dan diterima oleh Asosiasi Fonetik Internasional atau International Phonetic Association.

3 baris yang ada di extIPA tidak ditemui di bagan Alfabet Fonetis Internasional biasa, yaitu: "geseran sisi (frikatif sisi) + median", "geseran sengau" (atau geseran nareal), dan "perkusif". Terdapat juga baris denasalisasi konsonan. Beberapa colom baru juga ditampilkan, meskipun kolom konsonan linguolabial adalah hasil dari diakritik IPA standar. Punggung lidah langit-langit belakang (Dorso-velar) dan punggung langit-langit belakang lidah (Velo-dorsal) dikombinasikan disini, sebagai ronggi (rongga-gigi) atas and ronggi bawah.

konsonan yang tidak terdapat di bagan IPA standar
dwibib.
(bilab.)
bibir
gigi
(labio-
dent.)
bibir
ronggi.
(labio-
alveolar)
bibir
gigi
(dento-
labial)
dwigi. bibir
lidah
(ling.-
lab.)
inter-
gigi
ronggi.
(bawah)
tarik
bel.
langit
langit
langit.
langit
bel.
lagbel.
laring
laring
atas
Letup t̪͆ d̪͆ (𝼃 𝼁) 𝼂
Denasalisasi ɳ͊ ɲ͊ ŋ͊
Sengau (Nasal) n̪͆ (𝼇)
Geseran sengau m̥͋ n̥͋ ɳ̥͋ ɳ͋ ɲ̥͋ ɲ͋ ŋ̥͋ ŋ͋
Getar r̪͆ 𝼀 (ʩ𐞪)
Geseran median h̪͆ ɦ̪͆ θ̼ ð̼ θ̪͆ ð̪͆ θ͇ ð͇ ʩ ʩ̬
Geseran sisi ɬ̼ ɮ̼ ɬ̪͆ ɮ̪͆ 𝼅 𝼆 𝼆̬ 𝼄 𝼄̬
Median+geseran sisi ʪ ʫ
Hampir sisi l̪͆
Perkusif ʬ ʭ (¡)

Bagian yang digelapkan menandakan penyebutan yang dianggap mustahil.

  1. ^ Ball, Martin J. (1993). "Further to Articulatory Force and the IPA Revisions". Journal of the International Phonetic Association. 23 (1): 39–41. doi:10.1017/S0025100300004783.