Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Oktober 2022. |
Nama sistematis (IUPAC) | |
---|---|
(2RS)-1-(4-Etilfenil)-2-metil-3-(1-piperidil)propan-1-one | |
Data klinis | |
Nama dagang | Estalex, Relaxon, Myonal |
AHFS/Drugs.com | International Drug Names |
Kat. kehamilan | ? |
Status hukum | Resep dokter |
Rute | O |
Pengenal | |
Nomor CAS | 64840-90-0 |
Kode ATC | M03BX09 |
PubChem | CID 3236 |
DrugBank | DB08992 |
ChemSpider | 3123 |
UNII | 2M2P0551D3 |
KEGG | D01671 |
ChEBI | CHEBI:77069 |
ChEMBL | CHEMBL1902981 |
Data kimia | |
Rumus | C17H25NO |
SMILES | eMolecules & PubChem |
|
Eperison (diformulasi sebagai garam eperison hidroklorida) adalah obat golongan antispasmodik.
Cara kerja eperison ialah dengan merelaksasi otot rangka dan otot polos pembuluh darah, dan menyebabkan penurunan miotonia, peningkatan sirkulasi, dan penekanan refleks nyeri. Obat ini menginhibisi miotonia dengan cara mengurangi nyeri, iskemia, dan hipertonia pada otot rangka, sehingga meringankan rasa kaku dan kelenturan, dan mempermudah gerakan otot [1]
Eperison dapat pula menyebabkan rasa pusing dan tinitus yang berhubungan dengan gangguan serebrovaskular atau spondylosis serviks.
Eperison memiliki efek sedasi yang relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan obat antispasmodik lain. Hal ini mempermudah pemberian obat pada pasien dan menjadikannya obat pilihan bagi pasien yang membutuhkan terapi antispasmodik tanpa mengurangi tingkat kesadaran.
Eperison juga mempermudah gerakan volunter ekstremitas atas dan bawah tanpa menurunkan kekuatan otot tersebut. Hal ini berguna selama tahap awal rehabilitasi dan berguna sebagai obat suportif selama terapi rehabilitatif berikutnya.
Eperison hidroklorida tersedia dalam dosis 50 mg tablet salut gula, atau sebagai granula 10% pada pemberian oral.[6] Pada masa penelitian eksperimental, obat ini tersedia sebagai sediaan transdermal, dan menunjukkan hasil yang cukup menjanjikan pada hewan pengerat. Akan tetapi, sediaan transdermal eperison ini belum tersedia untuk digunakan manusia.[7]
Dosis eperison pada orang dewasa adalah 50-150 mg per hari dalam dosis terbagi, diminum setelah makan. Akan tetapi, dosis dapat disesuaikan oleh dokter yang meresepkan. Hal ini bergantung pada faktor-faktor lain seperti beratnya gejala, umur, dan respon pasien terhadap terapi.
Belum ditetapkan secara pasti keamanan eperison untuk penggunaan pada anak-anak. Karenanya, penggunaan eperison pada anak tidak direkomendasikan tanpa penelitian lebih lanjut.[6]
Perlu adanya pengurangan dosis eperison pada orang dengan lanjut usia, dan pasien lansia harus dipantau secara ketat untuk tanda-tanda hipofungsi fisiologis selama pengobatan dengan eperison.[6]
Belum ada penelitian yang menyebutkan eperison aman untuk digunakan oleh ibu hamil. Oleh karena itu, obat ini hanya boleh digunakan pada wanita hamil, jika manfaat yang diharapkan jauh lebih besar daripada kemungkinan risiko yang terkait dengan pengobatan. Produsen Myonal merekomendasikan obat ini tidak digunakan selama menyusui. Jika penggunaan eperison tidak bisa dihindari, pasien disarankan untuk berhenti menyusui selama masih mengkonsumsi eperison. Eperison telah terbukti diekskresikan ke dalam ASI pada penelitian pada hewan (pada tikus).
Eperison dikontraindikasikan pada pasien yang diketahui hipersensitif terhadap obat ini.
Efek samping obat ini antara lain: relaksasi berlebih (sangat jarang), mengantuk, gangguan pencernaan, nyeri perut, mual, muntah, anoreksia, diare, sembelit, vertigo, sakit kepala, insomnia, ruam kulit, dll.[8]
Penggunaan eperison pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitivitas terhadap obat apa pun harus dilakukan dengan hati-hati. Pemberian pada pasien dengan gangguan fungsi hati dapat memperburuk disfungsi hati.
Gejala kelemahan, pusing, kantuk atau gejala lainnya dapat terjadi akibat efek obat ini. Jika terdapat gejala tersebut di atas, dosis obat dapat dikurangi atau dihentikan secara permanen. Pasien harus diperingatkan untuk menghindari aktivitas yang membutuhkan kewaspadaan lebih, seperti mengoperasikan mesin atau berkendara.[6]
Terdapat laporan mengenai gangguan akomodasi mata yang terjadi setelah penggunaan obat tolperison hidroklorida dan metokarbamol secara bersamaan.[9][10]
Gejala kejang dilaporkan terjadi pada bayi setelah pemberian eperison secara tidak sengaja.[11]