Biografi | |
---|---|
Kelahiran | 3 April 1721 Salzdahlum |
Kematian | 10 Desember 1792 (71 tahun) Wolfenbüttel |
Data pribadi | |
Agama | Gereja Lutheran |
Kegiatan | |
Pekerjaan | teolog |
Franz Anton Knittel (3 April 1721 – 10 Desember 1792) adalah seorang teolog, ahli paleografi dan pendeta gereja Lutheran orthodox asal Jerman. Ia meneliti palimpsest teksCodex Guelferbytanus 64 Weissenburgensis dan menafsirkan teks Codex Carolinus. Ia mengarang banyak karya tulis.
Knittel menjadi pendeta tahun 1751, kemudian pada tahun 1753 menjadi Archdeacon gereja utama di Wolfenbüttel.[1] Pada tahun 1766 ia menjadi general superintendent dan pengkhotbah pertama di Wolfenbüttel serta pada tahun 1776 menjabat sebagai general superintendent di Braunschweig.[2]
Setelah menerima pekerjaan di gereja utama di Wolfenbüttel Knittel mulai meneliti naskah-naskah yang disimpan di Ducal Library di Wolfenbüttel. Pada tahun 1756 ia mempelajari Codex Guelferbytanus 64 Weissenburgensis. Naskah ini dan teks palimpsest telah diteliti sebelumnya oleh Heusinger, yang mendeskripsikannya pada tahun 1752,[3] tetapi Knittel adalah orang pertama yang mengenali teks palimpsest bahasa Yunani terdiri dari dua naskah Perjanjian Baru. Knittel memberi kode kedua naskah itu dengan sigla A dan B. Ia juga mengenali daftar κεφαλαια (pasal) sebagai naskah Yunani ketiga. Knittel juga menafsirkan dan merekonstruksi teks bahasa Goth-Latin palimpsest tersebut dan mempublikasikannya pada tahun 1762 di Braunschweig.[4] Naskah ini dikenal sebagai Codex Carolinus. Lapisan atas palimpsest itu memuat teks karya Isidorus dari Sevilla, Origines, serta enam suratnya. Knittel memberinya kode siglum E dan memberi tarikh pembuatan abad ke-11.
Knittel membuat banyak kesalahan dalam menafsirkan teks palimpsest itu, terutama teks bahasa Latin Codex Carolinus (misalnya enarrabilia seharusnya scrutabilia). Tischendorf membuat kolasi baru dan lebih akurat untuk teks bahasa Latin (disunting tahun 1855).[5] Sebuah kolasi baru teks bahasa Goth dipublikasikan oleh Carla Falluomini tahun 1999.[6] Knittel juga meneliti naskah-naskah lain (antara lain Minuscule 126, 429).
Knittel membela pandangan tradisional dalam Teologi dan menentang kritisisme tekstual modern. Ia membela keotentikan nas Pericopa Adulterae (Yohanes 7:53–8:11), Comma Johanneum (1 Yohanes 5:7), dan Testimonium Flavianum. Menurutnya Erasmus dalam karyanya Novum Instrumentum omne tidak memasukkan Comma dari Codex Montfortianus, karena ada perbedaan gramatika, melainkan menggunakan Complutensian Polyglotta. Ia menyatakan bahwa Comma telah dikenal oleh Tertullian.[7]