Front dalam negeri pada Perang Dunia II mencakup aktivitas warga sipil di suatu negara yang berperang. Perang Dunia II adalah perang total; produksi di tanah air Sekutu maupun Poros menjadi sangat berharga sekali. Kehidupan di garis depan selama Perang Dunia II adalah bagian penting dari upaya perang untuk semua peserta dan memiliki dampak besar pada hasil perang. Pemerintah menjadi terlibat dengan isu-isu baru seperti penjatahan, alokasi tenaga kerja, pertahanan lingkungan, evakuasi dalam serangan udara, dan respon terhadap pendudukan oleh kekuatan musuh. Moral dan psikologi rakyat merespons kepemimpinan dan propaganda. Biasanya kaum wanita dimobilisasi ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Banyak perumahan yang hancur atau sebagian besar rusak selama perang, terutama di Uni Soviet,[1] Jerman dan Jepang. Di Jepang, sekitar sepertiga keluarga kehilangan tempat tinggal mereka pada akhir perang.[2] Di Jerman, sekitar 25% dari total stok perumahan hancur atau rusak berat; di kota-kota utama lainnya proporsinya sekitar 45%.[3] Di negara Eropa lainnya seperti: di Polandia 22% perumahan sebelum perang hancur total; 21% di Yunani; 9% di Austria, 8% di Belanda; 8% di Prancis, 7% di Inggris, 5% Italia, dan 4% di Hungaria.[4]