Artikel ini adalah bagian dari seri Politik dan Ketatanegaraan Romawi Kuno |
Zaman |
|
Konstitusi Romawi |
Preseden dan Hukum |
|
Sidang-Sidang Rakyat |
Magistratus |
Magistratus Luar Biasa |
Gelar dan Pangkat |
Gubernur Romawi adalah pejabat yang ditunjuk oleh negara Romawi untuk memerintah provinsi-provinsi Romawi. Peran gubernur berkembang selama periode Republik Romawi dan Kekaisaran Romawi, dengan tanggung jawab yang meliputi administrasi sipil, keuangan, dan militer di provinsi-provinsi tersebut. Gubernur bertanggung jawab langsung kepada Senat Romawi atau Kaisar, tergantung pada jenis provinsi yang mereka pimpin. Posisi gubernur sangat penting dalam menjaga stabilitas dan kelancaran pengelolaan kekaisaran yang luas.
Pada masa Republik Romawi, provinsi pertama yang dikuasai adalah Sisilia, pada tahun 241 SM, setelah berakhirnya Perang Punisia Pertama. Sejak saat itu, Roma mulai menaklukkan wilayah-wilayah baru dan mengubahnya menjadi provinsi-provinsi yang dikelola oleh gubernur yang ditunjuk oleh Senat.
Pada periode ini, jabatan gubernur umumnya dipegang oleh prokonsul atau propretor, mantan konsul atau pretur yang telah menyelesaikan masa jabatan mereka di Roma. Gubernur ditunjuk untuk masa jabatan satu tahun, namun mereka bisa diperpanjang tergantung pada situasi militer atau politik.
Tanggung jawab utama gubernur meliputi pengumpulan pajak, penegakan hukum, dan komando militer di provinsi mereka. Mereka juga bertanggung jawab untuk memutuskan kasus hukum, terutama yang berkaitan dengan warga Romawi dan penduduk provinsi. Dalam praktiknya, gubernur memiliki kekuasaan yang besar dan sering menggunakan posisi mereka untuk mengumpulkan kekayaan pribadi melalui pajak dan upeti.
Selama Kekaisaran Romawi, jabatan gubernur diatur ulang oleh Augustus, pendiri Kekaisaran Romawi. Augustus membagi provinsi menjadi dua jenis:
Augustus juga menciptakan prefek provinsi, pejabat yang memerintah provinsi-provinsi kecil atau wilayah strategis seperti Mesir. Prefek ini bukanlah senatorial, melainkan berasal dari ordo ekuestrian, dan bertanggung jawab langsung kepada Kaisar.
Pada abad ke-3 Masehi, Kekaisaran Romawi mengalami krisis yang menyebabkan restrukturisasi besar-besaran di seluruh kekaisaran. Pada masa pemerintahan Kaisar Diokletianus (284–305 M), sistem administrasi provinsi dirombak melalui pembagian provinsi yang lebih kecil, sehingga gubernur tidak lagi memegang kekuasaan militer. Komando militer dialihkan kepada pejabat terpisah yang disebut dux atau comes. Gubernur tetap bertanggung jawab atas urusan sipil, seperti administrasi, pengadilan, dan pengumpulan pajak, namun otoritas militer dihilangkan untuk mengurangi risiko pemberontakan oleh gubernur yang terlalu kuat.
Selama masa kekaisaran, terdapat beberapa jenis gubernur, tergantung pada jenis provinsi yang mereka pimpin dan status sosial mereka:
Gubernur Romawi memiliki tanggung jawab yang sangat beragam, bergantung pada kondisi provinsi yang mereka kelola. Beberapa tugas utama mereka antara lain:
Masa jabatan gubernur biasanya berakhir setelah satu atau beberapa tahun, tergantung pada stabilitas provinsi dan kebijakan yang diberlakukan oleh Senat atau Kaisar. Setelah masa jabatan berakhir, gubernur biasanya kembali ke Roma dan menyerahkan laporan pertanggungjawaban mereka. Beberapa gubernur yang terlalu keras atau korup dapat menghadapi tuntutan hukum setelah masa jabatan mereka, tetapi banyak yang berhasil mengumpulkan kekayaan pribadi dari waktu mereka di provinsi.