Hadi Thayeb | |
---|---|
Menteri Perindustrian Dasar Indonesia ke-8 | |
Masa jabatan 27 Agustus 1964 – 22 Februari 1966 | |
Presiden | Soekarno |
Menteri Perindustrian Kerajinan & Tekstil Indonesia ke-8 | |
Masa jabatan 22 Februari 1966 – 25 Juli 1966 | |
Presiden | Soekarno |
Gubernur Daerah Istimewa Aceh ke-12 | |
Masa jabatan 1981–1986 | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Peureulak, Aceh Timur, Aceh, Hindia Belanda | 14 September 1922
Meninggal | 10 Januari 2014 Jakarta, Indonesia | (umur 91)
Kebangsaan | Indonesia |
Hubungan | Teuku Mohammad Syarief Thayeb (saudara) |
Anak | Teuku Mohammad Hamzah Thayeb |
Orang tua | Teuku Chik Mohammad Thayeb |
Profesi | Diplomat |
Sunting kotak info • L • B |
Teuku Mohammad Hadi Thayeb (14 September 1922 – 10 Januari 2014)[1] adalah putra Teuku Tjhik Haji Mohammad Thayeb, pejuang Indonesia dan uleebalang terakhir dari Peureulak, Aceh Timur, yang "diasingkan” oleh Belanda dari Aceh. Hadi, anak ke-lima dari delapan bersaudara, mengikuti jejak ayahnya untuk mewujudkan impian kemerdekaan Indonesia.
Sejak kecil, Hadi bercita-cita menjadi dokter. Setelah menyelesaikan sekolahnya di HBS Jakarta, ia masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Tetapi, pada masa itu, penjajahan Jepang telah menyusup permukaan Indonesia. Dengan demikian, Hadi yang termasuk alumni FKUI/Salemba 6, terpaksa berhenti masa pendidikan kedokterannya pada tanggal 8 Maret 1942. FKUI awalnya di bentuk oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 16 Agustus 1927, atas nama Geneeskundige Hoogeschool. Kedatangan Jepang mengakibatkan penetutupan Sekolah Tinggi Kedokteran, dan diberi nama Ika Dai Gaku pada tanggal 29 April 1943 kemudian.
Mula-mulanya, Hadi bertugas sebagai Pemimpin Kantor Urusan Indonesia pada tahun 1942 hingga 1945. Selain itu, ia menjadi anggota Seinendan (Barisan Pemuda) dari 1944 sampai 1945. Setelah Proklamasi Kemerdekaan 1945, Hadi diajak oleh Achmad Soebardjo (Menteri Luar Negeri Indonesia pertama) untuk membentuk dan mendirikan kantor Departemen Luar Negeri. Untuk sementara itu, rumah/garasi Achmad Soebardjo di Jl. Cikini no. 80-82 diubah dan digunakan sebagai kantor Deplu. Sejak itu, Hadi menjadi pegawai permanen di Deplu. Ia termasuk enam pegawai pertama Deplu (dua di antaranya Bapak Achmad Soebardjo dan Ibu Herawati Diah).
Hadi dikenal terutama sebagai orang diplomat dalam masa kariernya. Ia menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, dan Duta Besar Indonesia untuk Italia, Polandia, Swiss dan Britania Raya. Sebelumnya ia ditugaskan sebagai Chargé d’affaires di Meksiko dan Paris. Selain itu, jabatan yang pernah diduduki atau diisi oleh Hadi adalah Menteri Perindustrian, Wakil Gubernur Lemhannas dan Gubernur Aceh.
Negara | Tanggal | Tanda Kehormatan | Pita Harian | Post Nominal |
---|---|---|---|---|
Indonesia | 13 Agustus 1999 | Bintang Mahaputera Adipradana[2] | ||
7 Agustus 1995 | Bintang Jasa Utama[3] | |||
Italia | 1965 | Knight Grand Cross of the Order of Merit of the Italian Republic[4][5] | OMRI |
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Chaerul Saleh sebagai Menteri Perindustrian Dasar & Pertambangan |
Menteri Perindustrian Dasar Indonesia 1964—1966 |
Diteruskan oleh: M. Jusuf |
Didahului oleh: Azis Saleh |
Menteri Perindustrian Kerajinan & Tekstil Indonesia 1966 |
Diteruskan oleh: Muhammad Sanusi |
Didahului oleh: Eddy Sabara |
Gubernur Daerah Istimewa Aceh 1981—1986 |
Diteruskan oleh: Ibrahim Hassan |
Jabatan diplomatik | ||
Didahului oleh: Abu Hanifah |
Duta Besar Indonesia untuk Italia 1961–1965 |
Diteruskan oleh: Iskandar |
Didahului oleh: Tengku Maimun Habsyah |
Duta Besar Indonesia untuk Polandia 1970–1974 |
Diteruskan oleh: R. M. Sunadi |
Didahului oleh: Djanamar Adjam |
Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi 1979–1981 |
Diteruskan oleh: Achmad Tirtosudiro |
Didahului oleh: Prapto Prajitno |
Duta Besar Indonesia untuk Swiss 1987–1990 |
Diteruskan oleh: Sjahabuddin Arifin |
Didahului oleh: Suhartoyo |
Duta Besar Indonesia untuk Britania Raya 1990–1993 |
Diteruskan oleh: Junus Effendi Habibie |