Tanggal pendirian | 5 Februari 1973 |
---|---|
Pendiri | K.H. Abdullah Said |
Didirikan di | Balikpapan |
Tipe | Organisasi massa Islam |
Kantor pusat | Jl. Cipinang Cempedak I/14, Jatinegara, Jakarta Timur |
Pimpinan Umum | K.H. Abdurrahman Muhammad |
Ketua Umum | K.H. Nashirul Haq Marling |
Situs web | http://hidayatullah.or.id/ |
Hidayatullah adalah organisasi massa Islam yang terbentuk di Kalimantan Timur pada 5 Februari 1973. Organisasi ini memiliki cabang tersebar di seluruh Indonesia. Hidayatullah juga dikenal sebagai organisasi yang banyak mengirimkan dai-dai ke daerah-daerah terisolasi.[1]
Kelahiran Hidayatullah tidak lepas dari kehidupan pendirinya, K.H. Abdullah Said, yang bernama asli Muhsin Kahar dan merupakan salah satu aktivis Muhammadiyah Makassar sejak 1966. Pada 27 Agustus 1969, ia bersama rekan-rekannya di Pemuda Muhammadiyah menyerbu tempat perjudian di Makassar. Aksi tersebut menyebabkan Muhsin Kahar menjadi buruan polisi sehingga ia hijrah ke Balikpapan pada Maret 1970 dan mengganti namanya menjadi Abdullah Said. Ia kemudian menginisiasi program kaderisasi dai di Balikpapan bernama Training Center (TC) Darul Arqam pada 1970 dan 1972 dengan bantuan dari Muhammadiyah Kalimantan Timur.[2]
Pada 5 Februari 1973 atau 1 Muharam 1393, K.H. Abdullah Said bersama beberapa rekannya seperti K.H. Hasan Ibrahim, K.H. Muhammad Hasyim HS, K,H. Usman Palese dan K.H. Muhammad Nazir Hasan mendirikan pondok pesantren di Karang Bugis, Balikpapan dengan nama Hidayatullah. Tiga tahun kemudian, K.H. Abdullah Said menerima wakaf seluas 5,4 ha di Gunung Tembak, Balikpapan. Tanah ini kemudian dikembangkan menjadi Pondok Pesantren Hidayatullah Pusat Balikpapan.[2] Pada 1984, Soeharto menganugerahkan Kalpataru kepada K.H. Abdullah Said karena mengubah Gunung Tembak menjadi kawasan pesantren yang hijau dan asri.[3]
Pada Musyawarah Nasional I Hidayatullah tanggal 9-13 Juli 2000 di Balikpapan, Kalimantan Timur, Hidayatullah secara resmi berubah menjadi organisasi massa. Struktur organisasi Hidayatullah disusun menjadi lima jenjang, yakni Dewan Pimpinan Pusat (DPP) di tingkat nasional, Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) di tingkat provinsi, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) di tingkat kabupaten/kota, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) di tingkat kecamatan, dan Pimpinan Ranting (PR) di tingkat desa/kelurahan.[3]
Sampai 2021, Hidayatullah memiliki pesantren lebih dari 600 buah. Model pesantren yang dibina Hidayatullah merupakan pesantren modern yang memadukan mata pelajaran umum dengan mata pelajaran keagamaan. Hidayatullah juga memiliki 313 sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia yang mencakup playgroup/TK yang dibina oleh Muslimat Hidayatullah, SD, SMP, dan SMA. Beberapa sekolah tersebut menerapkan sistem asrama.[4]
Selain pesantren dan sekolah, Hidayatullah juga mengelola perguruan-perguruan tinggi. Beberapa perguruan tinggi tersebut antara lain Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) di Balikpapan, Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman al-Hakim (STAIL) di Surabaya, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Hidayatullah di Depok, Sekolah Tinggi Teknologi STIKMA di Malang, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) di Batam, dan Institut Agama Islam Abdullah Said (IAIAS) di Batam.[4]
Hidayatullah memiliki beberapa lembaga yang bergerak di bidang kemasyarakatan. Lembaga-lembaga sosial milik Hidayatullah antara lain Baitul Maal Hidayatullah (BMH) sebagai lembaga amil zakat, Search and Rescue (SAR) Hidayatullah sebagai lembaga pencarian dan penyelamatan korban bencana, Baitul Wakaf Hidayatullah sebagai lembaga wakaf, Baitut Tamwil Hidayatullah (BTH) sebagai lembaga bantuan usaha kecil dan menengah, Pos Dai sebagai lembaga dakwah di wilayah terpencil dan minoritas Muslim, Islamic Medical Service (IMS) sebagai lembaga kesehatan, Sahabat Anak Indonesia (SAI) sebagai lembaga pendampingan anak di wilayah bencana dan konflik, dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Hidayatullah sebagai lembaga urusan hukum.[5]
Hidayatullah memiliki badan usaha di bidang media dan pers yang tergabung dalam Kelompok Media Hidayatullah (KMH). Salah satu yang paling dikenal ialah majalah Suara Hidayatullah, media massa yang diterbitkan oleh PT Lentera Jaya Abadi di Surabaya setiap bulannya. Selain majalah, KMH juga mengelola majalah keluarga Karima, Radio Mitra Suara Batu Malang, dan buletin al-Qolam. KMH memiliki Lentera Jaya Madina yang bergerak di bidang percetakan dan Lentera Optima Pustaka yang bergerak di bidang penerbitan.[5]
Pondok Pesantren Hidayatullah tersebar di seluruh Indonesia dan hingga saat ini terdapat lebih dari 600 pesantren yang aktif, menjadikan Hidayatullah sebagai salah satu jaringan pesantren terbesar di negara ini. Pesantren Hidayatullah terpusat di Balikpapan, Kalimantan Timur, yang juga menjadi tempat pendiriannya pada tahun 1973 oleh K.H. Abdullah Said. Selain di Balikpapan, cabang-cabang pesantren ini juga tersebar di berbagai provinsi, seperti Riau, Batam, dan lainnya.
Hidayatullah juga mengelola beberapa jenjang pendidikan, mulai dari playgroup/TK, SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi. Beberapa perguruan tinggi yang mereka kelola antara lain Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) di Balikpapan, Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman al-Hakim (STAIL) di Surabaya, dan Institut Agama Islam Abdullah Said (IAIAS) di Batam. Selain pendidikan, Hidayatullah juga memiliki berbagai lembaga amal dan usaha, seperti Baitul Maal Hidayatullah (BMH) dan Islamic Medical Service (IMS).
Pesantren Hidayatullah memiliki misi dakwah, pendidikan, serta pemberdayaan sosial-ekonomi dengan mendidik santri menjadi generasi Qur'ani yang juga menguasai ilmu pengetahuan umum
Berikut adalah beberapa Sekolah Tinggi yang dikelola oleh Hidayatullah beserta deskripsi singkat dan link kampusnya: