Hinglish

Bahasa Hinglish, lakuran dari Hindi dan English,[1] adalah bahasa hasil persilangan antara bahasa Inggris dan bahasa Asia Selatan dari seluruh anak benua India, melibatkan alih kode antara bahasa-bahasa yang dapat dengan bebas dipertukarkan dalam satu kalimat atau antarkalimat.[2]

Istilah Hinglish pertama kali dikenal tahun 1967.[3] Lakuran lainnya untuk bahasa Inggris yang dipengaruhi bahasa Hindi meliputi: bahasa Hindish (1972), Hindlish (1985), Henglish (1993), dan Hinlish (2013).[3]

Meski namanya berdasarkan bahasa Hindi, pada dasarnya istilah ini tidak merujuk untuk bahasa Hindi saja, tetapi "digunakan di anak benua India, dengan adanya percampuran kosakata bahasa Inggris dengan bahasa Punjab, Gujarat, Maratha, dan Hindi, dan juga digunakan oleh orang-orang Asia Britania untuk memperkaya bahasa Inggris standar".[2][4] Meski jarang, Hinglish dapat pula merujuk pada bahasa Hindi yang ditulis dengan alfabet bahasa Inggris dan menyertakan kosakata dan frasa bahasa Inggris.[5]

Sejarah dan evolusi

[sunting | sunting sumber]

Sejarah bahasa Hindi berlangsung 10 abad. Pada periode ini bahasa ini mendapat banyak pengaruh linguistik. Kontak dengan bahasa Sanskerta, Persia, Arab, dan Turki telah melahirkan percampuran seperti Hindustan atau Rekhta. Perpaduan linguistik ini dicatat oleh para penyair Bhakti, sekitar abad ke-15 hingga ke-17 sebagai 'khichdi boli' – atau tuturan gabungan.[6]

Saat berkembangnya Perusahaan Hindia Timur Britania (EIC) abad ke-18, bahasa-bahasa lokal India menyerap unsur bahasa Inggris. Di wilayah yang telah dikuasai Inggris, bahasa Inggris menjadi lambang kekuasaan dan hegemoni yang kuat untuk menyebarkan budaya Britania Raya, termasuk penyebaran agama Kristen.[7] Kekuasaan politik Inggris tecermin dalam peran sosial dan profesional; karena sistem hukum, kedokteran, dan ilmu pengetahuan modern banyak diajarkan dengan bahasa Inggris.

Hal ini menyebabkan minat untuk memperkenalkan bahasa Inggris di kalangan rakyat kecil semakin meningkat. Orang India yang berpendidikan ("brown sahibs"), berkeinginan untuk mengikuti akademia dan mengejar karier profesional. Pembaharu sosial-pendidikan Raja Rammohan Roy, menganjurkan agar bahasa Inggris perlu diajarkan kepada orang-orang India oleh orang Inggris untuk meningkatkan keterampilan masyarakat India asli.[8] Charles Grant, Ketua Dewan Pengawas Utama EIC, memperjuangkan bahasa Inggris sebagai 'penghilang kegelapan' dalam konteks 'keabaian masyarakat Hindu'. Charter Act disahkan EIC tahun 1813, salah satunya berisi pentingnya pendidikan bahasa Inggris.[9] Pada awal abad ke-20, bahasa Inggris telah menjadi bahasa pemersatu pejuang kemerdekaan India melawan Inggris.

Saat itu bahasa Inggris sedang berkembang sebagai basantara global pertama. Pada akhir abad ke-20, bahasa Inggris memiliki status khusus di 70 negara, termasuk India.[10] Di seluruh dunia, bahasa Inggris menjadi tolok ukur modernisasi dan internasionalisasi, dengan banyaknya profesi yang menuntut kefasihan bahasa Inggris.[11] Di India khususnya, bahasa ini menjadi penentu status sosial sebagai bahasanya 'orang-orang berpendidikan'. Rakyat Asia Selatan menjadi bilingual; yaitu berbicara bahasa ibu di rumah atau dalam konteks lokal, dan berbicara bahasa Inggris dalam akademik atau lingkungan kerja.[12]

Kontak bahasa 'Asia Selatan', termasuk bahasa Hindi dan bahasa-bahasa India, dengan bahasa Inggris, menyebabkan munculnya fenomena linguistik yang sekarang dikenal sebagai Hinglish. Kata-kata India yang umum seperti pyjamas, karma, guru, dan yoga dimasukkan ke dalam penggunaan bahasa Inggris, dan sebaliknya (road, sweater, dan plate). Hal ini sejalan pula dengan bahasa hibrida lainnya seperti Spanglish (Spanyol dan Inggris) atau Taglish (Tagalog dan Inggris).

Dengan meningkatnya literasi dan konektivitas, pertukaran bahasa telah mencapai puncak baru, terutama karena meningkatnya penggunaan Internet. Bahasa Inggris paling banyak digunakan di Internet, dan mendorong masyarakat di India menggunakan bahasa Hinglish oleh penutur asli bahasa Hindi, terutama para kawula muda. Bahkan Gboard, aplikasi papan ketik Google, memberikan opsi Hinglish sebagai media masukan agar seseorang dapat mengetik kalimat Hindi dalam alfabet Latin dan saran keluarannya juga dalam alfabet Latin.

Meski Hinglish lahir dari hadirnya bahasa Inggris di India, bahasa ini bukan sekadar bahasa Hindi dan Inggris yang dituturkan secara berdampingan, tetapi juga merupakan jenis bahasa itu sendiri, seperti semua perpaduan linguistik (lihat Pencampuran beberapa bahasa, Bhatia, Tej K. 1987. English in Advertising: multiple mixing and media, World Englishes 6.1: 33-48). Selain penyerapan kosakata, terdapat peralihan antarbahasa yang disebut alih kode dan campur kode, penerjemahan langsung, menyerap kata-kata tertentu, dan saling memadukan citarasa tiap bahasa satu sama lain.[13][14]

Variasi bahasa Inggris India, seperti halnya Hinglish, adalah adaptasi bahasa Inggris di India dengan cara yang sangat endosentris, itulah sebabnya populer di kawula muda. Seperti campuran bahasa lainnya, Hinglish sekarang dianggap 'berdiri sendiri'.[15]

Analisis komputasi

[sunting | sunting sumber]

Dengan penyebaran yang cukup luas di media sosial seperti blog, Facebook, dan Twitter, analisis komputasi Hinglish menjadi penting dalam sejumlah aplikasi pengolahan bahasa alami seperti mesin penerjemah dan terjemahan lisan-ke-lisan.[16][17]

Selain bahasa Hinglish, bahasa Benglish adalah istilah yang digunakan untuk menyebut perpaduan bahasa Benggala dan bahasa Inggris dalam makalah akademis, semisal kata kerja bahasa Benggala digambarkan sebagai jenis predikat kompleks tertentu, yang terdiri dari kata bahasa Inggris dan kata kerja Benggala misalnya yāksiḍenṭ karā 'mengalami kecelakaan', in karā 'mendapatkan/datang/memasukkan' atau kanphyuj karā 'membingungkan'.[18][19][20]

Kamus yang menggunakan judul Hinglish telah diterbitkan. Bahkan, entrinya juga menghadirkan kosakata bahasa India yang umum digunakan di perkotaan Britania[21]

Hinglish banyak dituturkan di wilayah perkotaan dan semiperkotaan negara bagian India yang menuturkan bahasa Hindi [22] dan dituturkan bahkan oleh diaspora India.[23] Penelitian tentang dinamika linguistik India menunjukkan bahwa meski ada peningkatan penuturan bahasa Inggris, banyak orang yang fasih berbahasa Hinglish daripada bahasa Inggris murni.[24] David Crystal, seorang pakar bahasa Inggris Universitas Wales, pada tahun 2004 memproyeksikan bahwa pada sekitar 350 juta, penutur bahasa Hinglish di dunia akan segera melebihi jumlah penutur asli bahasa Inggris.[25]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "The rise of Hinglish: How the media created a new lingua franca for India's elites". 
  2. ^ a b Coughlan, Sean (8 November 2006). "It's Hinglish, innit?". BBC News Magazine. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 January 2009. Diakses tanggal 19 May 2015.  Alt URL[pranala nonaktif permanen]
  3. ^ a b Lambert, James. 2018. A multitude of ‘lishes’: The nomenclature of hybridity. English World-wide, 39(1): 25. DOI:10.1075/eww.38.3.04lam
  4. ^ "Hinglish is the new NRI and global language". The Times of India. 2 February 2015. Diakses tanggal 29 July 2015. 
  5. ^ "Mandi Hinglish is taking place in Hindi and English". Diakses tanggal 26 January 2021. 
  6. ^ Kothari, Rita (19 April 2011). Chutnefying English. Penguin Books. hlm. 37. 
  7. ^ Mukherjee, Alok (18 October 2009). This Gift of English. Orient Blackswan Pvt. Ltd. hlm. 175. ISBN 978-8125036012. 
  8. ^ Braj Kachru (1986). The Alchemy of English: The Spread, Functions, and Models of Non-native Englishes. The University of Illinois Press. hlm. 7. ISBN 9780252061721. 
  9. ^ Mukherjee, Alok (18 October 2009). This Gift of English. Orient Blackswan Pvt. Ltd. hlm. 114–116. ISBN 978-8125036012. 
  10. ^ Crystal, David (1 March 1997). English as a Global Language. Cambridge University Press. hlm. 1–2. 
  11. ^ Carla Power (7 March 2007). "Not the Queen's English" (PDF). Newsweek MSNBC International. 
  12. ^ Braj Kachru (1986). The Alchemy of English: The Spread, Functions, and Models of Non-native Englishes. The University of Illinois Press. hlm. 1. ISBN 9780252061721. 
  13. ^ Kothari, Rita (19 April 2011). Chutnefying English. Penguin Books. hlm. 39. 
  14. ^ [1] Hinglish: code-switching in Indian English, ELT Journal, Volume 65, Issue 4, 1 October 2011, pp 473–480, https://doi.org/10.1093/elt/ccr047
  15. ^ Agnihotri, Ramakant (18 October 2009). Indian English. Palgrave Macmillan. hlm. 212. ISBN 9780230220393. 
  16. ^ [2] Amitava Das, Björn Gambäck Code-Mixing in Social Media Text The Last Language Identification Frontier, TAL Vol 54 – no3/2013
  17. ^ [3]“I am borrowing ya mixing ?” An Analysis of English-Hindi Code Mixing in Facebook Proceedings of The First Workshop on Computational Approaches to Code Switching, pp 116–126, 25 October 2014, Doha, Qatar. 2014 ACL.
  18. ^ [4] Shishir Bhattacharja, 2010 Benglish Verbs: a Case of Code-Mixing in Bengali PACLIC 24 Proceedings
  19. ^ [5] Kundu ; Subhash Chandra, 2012 Automatic detection of English words in Benglish text: A statistical approach 2012 4th International Conference on Intelligent Human Computer Interaction (IHCI)
  20. ^ [6] Hunting Elusive English in Hinglish and Benglish Text: Unfolding Challenges and Remedies, Centre for Development of Advanced Computing (CDAC)
  21. ^ Mahal, Baljinder K (2006). The Queens Hinglish: How to Speak Pukka. Collins. ISBN 9780007241125. 
  22. ^ Thakur, Saroj; Dutta, Kamlesh; Thakur, Aushima (2007). Davis, Graeme; Bernhardt, Karl, ed. "Hinglish: Code switching, code mixing and indigenization in multilingual environment". Lingua et Linguistica. Journal of Language and Linguistics. 1 (2): 112–6. ISBN 978-1-84799-129-4. 
  23. ^ "Hinglish gets the most laughs, say Mumbai's standup comics". 
  24. ^ Vineeta Chand (11 February 2016). "The rise and rise of Hinglish". The Conversation. 
  25. ^ Scott Baldauf (23 November 2004). "A Hindi-English jumble, spoken by 350 million". Christian Science Monitor. 

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]
  • Sailaja, Pingali. Hinglish: code-switching in Indian English. ELT Journal, Oxford Journals (2011) 65 (4): 473-480. DOI:10.1093/elt/ccr047. Dipublikasikan secara daring 1 Agustus 2011
  • Bhatia, Tej K. 2011. The multilingual mind, optimization theory and Hinglish. In Chutneyfying English: The phenomenon of Hinglish, Rita Kothari and Rupert Snell (eds.) pp. 37–52. New Delhi: Penguin Books India.
  • Bhatia, Tej and William C. Ritchie. 2009. Language Mixing, Universal Grammar and Second Language Acquisition. In: The New Handbook of Second Language Acquisition. William C. Ritchie and Tej K. Bhatia (eds.), Chapter 25, pp. 591–622. Bingley, UK: Emeralds Group Publishing Ltd.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]