Huo Qubing 霍去病 | |
---|---|
Lahir | 140 SM Linfen, Shanxi |
Meninggal | 117 SM (usia 23) |
Nama lain | Markis Jinghuan dari Champion (冠军景桓侯) |
Pekerjaan | Jenderal |
Anak | Huo Shan |
Orang tua |
|
Kerabat | Huo Guang (saudara tiri) Wei Qing (paman) |
Huo Qubing |
---|
Huo Qubing (140 SM – 117 SM) merupakan seorang jenderal militer terkemuka dari Dinasti Han Barat pada masa pemerintahan Kaisar Wu dari Han. Ia adalah keponakan jenderal Wei Qing dan Wei Zifu (istri Kaisar Wu), dan saudara tiri negarawan Huo Guang. Bersama dengan Wei Qing, ia memimpin kampanye ke Gurun Gobi yang sekarang menjadi Mongolia untuk mengalahkan konfederasi nomaden Xiongnu, dan mendapatkan kemenangan besar dalam peperangan seperti Pertempuran Mobei pada tahun 119 SM. Huo Qubing merupakan seorang panglima perang legendaris di budaya Tiongkok dan masih dikenang hingga saat ini.
Huo Qubing adalah anak luar nikah dari hubungan asmara antara Wei Shaoer (衛少兒), putri seorang pembantu rendahan dari rumah tangga Putri Pingyang (kakak perempuan Kaisar Wu), dan Huo Zhongru (霍仲孺), seorang pegawai negeri berpangkat rendah dipekerjakan di sana pada saat itu.[1] Namun, Huo Zhongru tidak ingin menikahi gadis budak kelas bawah seperti Wei Shaoer, jadi dia meninggalkannya dan pergi untuk menikahi seorang wanita dari kota asalnya. Wei Shaoer bersikeras untuk menjaga anak itu, membesarkannya dengan bantuan saudara-saudaranya.
Kaisar Wu dari Han menyarankan kepada Huo untuk menikah dan membentuk rumah tangga. Ia bahkan menawarkan bantuan istana untuk mencarikan istri dan membantu rumah tangganya. Namun Huo Qubing menolak dan menjawab, "Xiongnu masih belum lenyap, kenapa saya harus membentuk keluarga?" (匈奴未滅,何以家為?),[2] jawabannya kepada Kaisar Wu menjadi sebuah inspirasi untuk motto patriotik Tionghoa. Meskipun Huo Qubing tercatat sebagai orang yang pendiam dan tidak banyak bicara, dia jauh dari kata rendah hati.[3] Sima Qian di Shiji menulis bahwa Huo Qubing kurang memperhatikan anak buahnya,[4] menolak untuk membagi makanan kepada anak buahnya,[5] dan biasanya meminta anak buahnya untuk bermain cuju walaupun persediaan makanan sedang tipis.[6] Saat Kaisar Wu menyarankan Huo Qubing untuk belajar Seni Berperang karya Sun Zi dan Wuzi karya Wu Qi, Huo Qubing menyatakan bahwa ia secara alami mengerti strategi berperang dan tidak perlu belajar.[7] Saat anak buahnya, Li Gan (李敢, putra Li Guang) menyerang Wei Qing, Wei Qing memaafkannya. Huo Qubing tidak menerima bahwa pamannya dicela seperti itu dan secara pribadi menembak Li Gan dalam sebuah acara berburu. Kaisar Wu menutupi kesalahan Huo Qubing, menyatakan bahwa Li Gan "dibunuh oleh seekor rusa".[8]
Namun, jika menyangkut kejayaan militer, Huo Qubing diceritakan sebagai orang yang lebih dermawan. Suatu kali setelah kemenangan perang, Kaisar Wu memberikan hadiah toples yang berisi anggur yang sangat berharga kepada Huo Qubing atas jasanya. Huo Qubing kemudian menuangkan anggur tersebut menuju ke suatu sungai kecil agar seluruh pasukannya dapat merasakan anggur itu sembari meminum air sungai. Ini kemudian menjadi cerita berdirinya kota Jiuquan ( (酒泉, secara harafiah berarti 'mata air anggur').
Huo Qubing meninggal pada 117 SM di usia muda 23 tahun. Setelah meninggalnya Huo Qubing, Kaisar Wu yang murka memerintah pasukan elit dari lima kabupaten perbatasan untuk berbaris dari Chang'an ke Maoling, dimana makam Huo Qubing sedang dibangun dengan bentuk Pegunungan Qilian untuk mengenang pecapaian militernya.[9] Huo dianugerahi gelar anumerta Marquis Jinghuan (景桓侯),[10] dan sebuah patung batu "Kuda Menghentak Xiongnu" dipahat didepan kuburannya,[11] dekat dari kuburan Kaisar Wu sendiri di Maoling.