Ichizō Kobayashi | |
---|---|
小林 一三 | |
Menteri Perdagangan dan Industri ke-20 | |
Masa jabatan 22 Juli 1940 – 4 April 1941 | |
Penguasa monarki | Hirohito |
Perdana Menteri | Fumimaro Konoe |
Informasi pribadi | |
Lahir | Nirasaki, Yamanashi, Jepang | 3 Januari 1873
Meninggal | 25 Januari 1957 Ikeda, Osaka, Jepang | (umur 84)
Hubungan |
|
Almamater | Universitas Keio |
Dikenal karena | Pendiri Hankyu Hanshin Toho Group |
Penghargaan | |
Sunting kotak info • L • B |
Ichizō Kobayashi (小林 一三 , Kobayashi Ichizō, 3 Januari 1873 – 25 Januari 1957), terkadang disebut dengan nama samarannya Itsuō (逸翁), adalah seorang industrialis dan politikus Jepang. Ia paling dikenal sebagai pendiri Hankyu Railway, Takarazuka Revue, dan Toho. Ia menjabat sebagai Menteri Perdagangan dan Industri antara tahun 1940-1941.
Ichizō Kobayashi lahir di desa Kawarabe, Koma, Prefektur Yamanashi (sekarang Nirasaki, Yamanashi) pada 3 Januari 1873, dari keluarga pedagang kaya yang dikenal dengan nama dagang "Nunoya".[1][2] Ibunya meninggal segera setelah kelahirannya dan ayahnya meninggalkan keluarga, meninggalkan Kobayashi di bawah asuhan keluarga pamannya.[2]
Ia bernama Ichizō, yang berarti "satu-tiga", karena hari ulang tahunnya, 3 Januari.[1] Ia lulus dari Keio Gijuku pada tahun 1892.[1]
Setelah 14 tahun berkarir di Mitsui Bank, ia mendirikan (secara teknis sebagai salah satu promotor/direktur eksekutif) Mino-o Arima Electric Railway Company (kemudian Hankyu Corp., sekarang, Hankyu Hanshin Holdings, Inc.) pada tahun 1907.[1] Di Hankyu, Kobayashi berhasil dalam pengelolaan rel kereta api di wilayah berpenduduk sedikit dengan mengembangkan kawasan pemukiman dan taman hiburan di sepanjang jalur kereta api serta toko serba ada di terminal kereta api. Ia juga mendirikan Takarazuka Revue dan tim bisbol profesional Hankyu (pendahulu Orix Buffaloes) untuk menarik penumpang.[3] Model bisnis yang didirikan oleh Kobayashi ini diikuti oleh perusahaan kereta api lainnya di Jepang.
Kemudian, Kobayashi menjadi presiden dewan Tokyo Gasu Denki Kōgyō (Tokyo Gas Electric Engineering Company). Ia ditunjuk sebagai penanggung jawab Kementerian Perdagangan dan Industri pada Kabinet Konoe tahun 1940.[4]
Ia bergabung dengan Grup Taisei Yokusankai bersama Shōzō Murata dan Akira Kazami. Mereka mendukung program militer-sosialis ekonomi dan politik baru. Ia membela kepentingan kapitalis dalam serangan Jepang ke Asia dan pemerintahan sosialis kanan totaliter.
Setelah akhir Perang Dunia II, ia diangkat menjadi menteri kabinet Shidehara dan menjadi presiden Institut Rehabilitasi Kerusakan Perang (戦災復興院 , Sensai-fukkō-in), tetapi ia segera dibersihkan karena karir politiknya sebelum perang. Pembersihan dicabut pada tahun 1951.[1]
Kobayashi meninggal pada Januari 1957. Museum Seni Itsuō di Ikeda, Osaka dibuka pada Oktober 1957 dan didedikasikan untuk koleksi seninya.
Ichizō Kobayashi ditugaskan oleh Kementerian Luar Negeri untuk memimpin misi diplomatik ke Hindia Belanda pada tahun 1940. Negosiasi dilakukan untuk kesepakatan baru mengenai minyak Belanda. Pada 12 September 1940, delegasi Jepang beranggotakan 24 orang, dipimpin oleh Kobayashi sebagai Menteri Perdagangan dan Industri, tiba di Batavia untuk merundingkan kembali hubungan politik dan ekonomi antara Jepang dan Hindia Belanda. Termasuk enam perwira tinggi militer, salah satunya Laksamana muda Tadashi Maeda.
Kedutaan Besar Belanda di Jepang tidak aktif berpartisipasi, meskipun Duta Besar Belanda di Tokyo, J .C. Pabst, telah menerima daftar pertama tuntutan ekonomi Jepang pada Juni 1940. Kemudian, seluruh negosiasi lebih lanjut dilakukan melalui Pemerintahan Kolonial Belanda di Batavia dan Sukabumi, dan mendapat dukungan dari Konsulat Jenderal Jepang, secara pribadi Matatoshi Saito (sebelum 1941) dan kemudian oleh Yutaka Ishizawa.
Permintaan pertama mereka adalah peningkatan ekspor bensin ke Jepang dari 570.000 ton pada tahun 1939 menjadi 3.750.000 ton, sekitar 50% dari total produksi Hindia Belanda. Belanda menjawab bahwa kewajiban yang ada hanya mengizinkan kenaikan sekitar 1.800.000 ton. Kobayashi awalnya menerima proposal ini, namun segera dipanggil kembali ke Jepang pada 2 Oktober 1940.
Dalam buku Day of Deceit: The Truth About FDR and Pearl Harbor yang ditulis oleh Robert Stinnett:
Pertukaran diplomatik yang memanas antara Kobayashi dan van Mook (H.J. van Mook, menteri Belanda) sangat kontras dengan lingkungan yang damai. Para diplomat Jepang dengan marah berpendapat bahwa delegasi Belanda hanyalah boneka Washington. Di atas meja terdapat proposal yang melibatkan hak Jepang untuk mendapatkan minyak dan produk minyak bumi dari cadangan besar Belanda di Hindia Belanda. Jepang meminta Belanda untuk menyediakan minimal 3.150.000 metrik ton minyak bumi setiap tahunnya. Salah satu delegasi, menteri perdagangan Jepang Ichizō Kobayashi, menuntut agar Belanda menjamin jadwal pengiriman yang mencakup periode lima tahun. Kobayashi menyatakan sikap pemerintahannya: Belanda telah bekerja sama erat dengan Inggris dan Amerika Serikat. Sekarang saatnya berjabat tangan dengan Jepang.[5]
Komisi diplomatik lainnya kemudian dipimpin oleh Kenkichi Yoshizawa.