Icuk Sugiarto

Icuk Sugiarto
Informasi pribadi
KebangsaanIndonesia
Lahir4 Oktober 1962 (umur 62)
Surakarta, Jawa Tengah
Tinggi173 cm (5 ft 8 in)
Berat70 kg (154 pon)
PeganganKanan
Rekor bertandingTunggal putra
Rekam medali
Bulutangkis
Mewakili  Indonesia
Kejuaraan Dunia
Medali emas – tempat pertama Kopenhagen 1983 Tunggal putra
Medali perunggu – tempat ketiga Beijing 1987 Tunggal putra
Medali perunggu – tempat ketiga Jakarta 1989 Tunggal putra
Piala Dunia
Medali emas – tempat pertama Jakarta 1985 Tunggal putra
Medali emas – tempat pertama Jakarta 1986 Tunggal putra
Medali perunggu – tempat ketiga Kuala Lumpur 1983 Tunggal putra
Piala Sudirman
Medali emas – tempat pertama Jakarta 1989 Beregu campuran
Piala Thomas
Medali emas – tempat pertama Kuala Lumpur 1984 Beregu putra
Medali perak – tempat kedua Jakarta 1986 Beregu putra
Medali perunggu – tempat ketiga Kuala Lumpur 1988 Beregu putra
Medali perunggu – tempat ketiga Tokyo 1990 Beregu putra
Pesta Olahraga Asia
Medali emas – tempat pertama New Delhi 1982 Ganda putra
Medali perak – tempat kedua New Delhi 1982 Ganda campuran
Medali perak – tempat kedua New Delhi 1982 Beregu putra
Medali perunggu – tempat ketiga Seoul 1986 Beregu putra
Kejuaraan Asia
Medali perak – tempat kedua Shanghai 1989 Beregu putra
Medali perunggu – tempat ketiga Kuala Lumpur 1985 Beregu putra
Pesta Olahraga Asia Tenggara
Medali emas – tempat pertama Manila 1981 Beregu putra
Medali emas – tempat pertama Singapura 1983 Beregu putra
Medali emas – tempat pertama Bangkok 1985 Tunggal putra
Medali emas – tempat pertama Bangkok 1985 Beregu putra
Medali emas – tempat pertama Jakarta 1987 Tunggal putra
Medali emas – tempat pertama Jakarta 1987 Beregu putra
Medali emas – tempat pertama Kuala Lumpur 1989 Tunggal putra
Medali perak – tempat kedua Kuala Lumpur 1989 Beregu putra

Icuk Sugiarto (lahir 4 Oktober 1962) adalah juara dunia bulu tangkis tahun 1983, yang juga adalah legenda tunggal putra bulu tangkis Indonesia bersama Liem Swie King, Lius Pongoh, Hastomo Arbi, Kartono, dll serta pahlawan bulu tangkis Indonesia pada era 1980-an bersama pemain-pemain bulu tangkis Indonesia yang lainnya. Ia pernah menjadi salah satu staf ahli Menpora pada era SBY-JK (Menpora Adhyaksa Dault).

Icuk dikenal sebagai atlet bulu tangkis yang kerap menjuarai pertandingan baik di dalam maupun luar negeri. Kiprahnya dalam dunia bulu tangkis memuncak pada saat dia memenangkan kejuaraan bulu tangkis tingkat dunia yang telah memberikannya gelar Juara Dunia pada tahun 1983. Teknik-teknik tajam yang dahulu digunakannya pada setiap pertandingan seakan melegenda. Bahkan hingga kini, di usianya yang ke 46, ia masih belum kehilangan kelihaiannya dalam bemain bulu tangkis. Hal ini dibuktikan dengan kepiawaiannya melatih anak didiknya di klub PB Pelita Bakrie.

Suami dari Hj. Nina Yaroh dan ayah dari Natassia Octaviani Sugiarto, Tommy Sugiarto, dan Jauza Fadhilla Sugiarto ini seakan tak dapat dipisahkan dari bulu tangkis. Kendati kariernya menjadi atlet bulu tangkis telah selesai, tetapi dia tetap berjuang dengan segala cara untuk meningkatkan permainan atlet-atlet bulu tangkis Indonesia agar selalu dapat menorehkan prestasi tertinggi pada setiap pertandingannya.

Sebagai pemain kecepatan dan kekuatan, Sugiarto memenangkan medali emas di Kejuaraan Dunia IBF 1983, mengalahkan rekan senegaranya Liem Swie King di final, dan medali perunggu di Kejuaraan Dunia IBF 1987 dan 1989. Ia meraih gelar tunggal di Indonesia (1982, 1986, 1988), Malaysia (1984), Thailand (1984, 1985), Prancis (1988), dan Hong Kong (1988) Terbuka; di Piala Dunia Bulu Tangkis (1985, 1986); dan di Pesta Olahraga Asia Tenggara (tiga kali berturut-turut) pada tahun 1985, 1987, dan 1989. Pada usia sembilan belas tahun, ia berbagi gelar ganda putra Pesta Olahraga Asia 1982 dengan maestro ganda Christian Hadinata. Sugiarto adalah anggota tim juara dunia Piala Thomas (internasional putra) Indonesia tahun 1984.[1]

Icuk terkenal dengan permainan relinya, dengan pukulan lob dan dropshot akurat yang meresahkan dan cukup melelahkan lawan-lawannya, mengandalkan kebugaran dan pertahanannya yang di atas rata-rata.

Kehidupan pribadi

[sunting | sunting sumber]

Ia menikah dengan Nina Yaroh pada tahun 1983 dan mereka dikaruniai tiga orang anak, Natassia Octaviani (1984), Tommy (1988), dan Jauza (1999). Tommy dan Jauza juga merupakan pemain bulutangkis, sedangkan Jauza masih junior, Tommy kini menjadi pemain tunggal putra elite.

Olimpiade (eksibisi)

[sunting | sunting sumber]

Tunggal Putra

Tahun Tempat Lawan Skor Hasil Ref
1988 Seoul National University Gymnasium, Seoul, Korea Selatan Tiongkok Yang Yang 4–15, 10–15 Perak [2][3]

Kejuaraan Dunia

[sunting | sunting sumber]

Tunggal Putra

Tahun Tempat Lawan Skor Hasil Ref
1983 Brøndbyhallen, Kopenhagen, Denmark Indonesia Liem Swie King 15–8, 12–15, 17–16 Gold Emas [4]
1987 Capital Indoor Stadium, Beijing, China Tiongkok Yang Yang 11–15, 5–15 Bronze Perunggu [4]
1989 Senayan Sports Complex, Jakarta, Indonesia Tiongkok Yang Yang 15–13, 7–15, 9–15 Bronze Perunggu [4]

Piala Dunia

[sunting | sunting sumber]

Tunggal Putra

Tahun Tempat Lawan Skor Hasil Ref
1983 Stadium Negara, Kuala Lumpur, Malaysia Tiongkok Han Jian 6–15, 5–15 Bronze Perunggu [5]
1985 Senayan Sports Complex, Jakarta, Indonesia Denmark Morten Frost 15–11, 8–15, 15–4 Gold Emas [6]
1986 Senayan Sports Complex, Jakarta, Indonesia Denmark Morten Frost 5–15, 15–6, 15–11 Gold Emas [7]

Pesta Olahraga Asia

[sunting | sunting sumber]

Ganda Putra

Tahun Tempat Pasangan Lawan Skor Hasil Ref
1982 Indraprastha Indoor Stadium,
New Delhi, India
Indonesia Christian Hadinata Tiongkok Luan Jin
Tiongkok Lin Jiangli
15–6, 15–8 Gold Emas [8]

Ganda Campuran

Tahun Tempat Pasangan Lawan Skor Hasil Ref
1982 Indraprastha Indoor Stadium,
New Delhi, India
Indonesia Ruth Damayanti Indonesia Christian Hadinata
Indonesia Ivana Lie
15–3, 8–15, 10–15 Silver Perak [8]

Pesta Olahraga Asia Tenggara

[sunting | sunting sumber]

Tunggal Putra

Tahun Tempat Lawan Skor Hasil Ref
1985 Chulalongkorn University Indoor Stadium, Bangkok, Thailand Indonesia Eddy Kurniawan 15–9, 15–6 Gold Emas [9]
1987 Kuningan Hall, Jakarta, Indonesia Indonesia Eddy Kurniawan 15–13, 0–15, 15–9 Gold Emas [10]
1989 Stadium Negara, Kuala Lumpur, Malaysia Indonesia Eddy Kurniawan 15–7, 15–10 Gold Emas [11]

Kejuaraan Terbuka Internasional

[sunting | sunting sumber]

Grand Prix Bulu Tangkis Dunia telah disetujui oleh Federasi Bulu Tangkis Internasional dari tahun 1983 hingga 2006.

Tunggal Putra

Tahun Kejuaraan Lawan Skor Hasil Ref
1982 Indonesia Terbuka Indonesia Lius Pongoh 15–9, 15–8 1 Juara [12]
1982 Swedia Terbuka Malaysia Misbun Sidek 15–9, 14–18, 13–15 2 Juara kedua [13]
1983 Taipei Terbuka India Prakash Padukone 15–10, 15–8 1 Juara [14]
1983 English Masters Denmark Jens Peter Nierhoff 7–15, 12–15 2 Juara kedua [15]
1983 Holland Masters Indonesia Hastomo Arbi 15–11, 15–6 1 Juara [16]
1984 Thailand Terbuka India Prakash Padukone 13–15, 15–5, 15–4 1 Juara [17]
1984 Malaysia Terbuka Denmark Morten Frost 15–9, 15–4 1 Juara [18]
1985 Thailand Terbuka Tiongkok Xiong Guobao 15–6, 15–3 1 Juara [19]
1986 Tiongkok Terbuka Malaysia Misbun Sidek 15–13, 15–11 1 Juara [20]
1986 Indonesia Terbuka Australia Sze Yu 15–6, 15–6 1 Juara [21]
1986 Hong Kong Terbuka Tiongkok Yang Yang 15–6, 8–15, 6–15 2 Juara kedua [22]
1986 Taipei Terbuka Australia Sze Yu 15–4, 14–17, 5–15 2 Juara kedua [23]
1987 Inggris Terbuka Denmark Morten Frost 10–15, 0–15 2 Juara kedua [24]
1987 Skandinavia Terbuka Tiongkok Yang Yang Walkover 2 Juara kedua [25]
1988 Indonesia Terbuka Indonesia Lius Pongoh 15–6, 15–4 1 Juara [26]
1988 Taipei Terbuka Indonesia Lius Pongoh 15–8, 15–11 1 Juara [27]
1988 Prancis Terbuka Denmark Morten Frost 15–10, 6–15, 15–2 1 Juara [28]
1988 Hong Kong Terbuka Tiongkok Yang Yang 7–15, 15–1, 15–11 1 Juara [29]
1988 Belanda Terbuka Denmark Jens Peter Nierhoff 11–15, 15–9, 4–15 2 Juara kedua [30]
  Turnamen Grand Prix IBF

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Sardi, Caesar (24 Februari 2014). "Nostalgia Piala Thomas 1984 Di Kuala Lumpur". Juara.net. Diakses tanggal 16 April 2024. 
  2. ^ "Reports" (dalam bahasa Inggris). la84foundation.org. Diakses tanggal 8 April 2024. 
  3. ^ "Yang Yang up but Aiping down". The Straits Times. 20 September 1988. hlm. 37. Diakses tanggal 16 April 2024. 
  4. ^ a b c "Weltmeisterschaften im Herreneinzel" (dalam bahasa Jerman). badminton.de. Diakses tanggal 3 April 2024. 
  5. ^ "All The Results". The Straits Times. 21 August 1983. hlm. 32. Diakses tanggal 3 April 2024. 
  6. ^ "World Cup Jakarta 1985" (dalam bahasa Inggris). tangkis.tripod.com. 14 December 2006. Diakses tanggal 3 April 2024. 
  7. ^ "Gutsy Icuk subdues Frost in rubber". The Straits Times. 10 November 1986. hlm. 23. Diakses tanggal 3 April 2024. 
  8. ^ a b "Delhi Details". The Straits Times. 4 Desember 1982. hlm. 23. Diakses tanggal 3 April 2024. 
  9. ^ "Razif Jailani tewaskan beregu utama Indonesia". Berita Harian. 17 Desember 1985. hlm. 23. Diakses tanggal 5 April 2024. 
  10. ^ Final results
  11. ^ "Indonesians' party". The Straits Times. 31 Agustus 1989. hlm. 29. Diakses tanggal 9 Juni 2021 – via NewspaperSG. 
  12. ^ "Icuk sugiarto dari solo". Tempo. 28 Agustus 1982. Diakses tanggal 5 April 2024. 
  13. ^ "Asiaterne dominerede ved Swedish Open" (PDF). badmintonmuseet.dk (dalam bahasa Dansk). April 1982. hlm. 6. 
  14. ^ "Sugiarto tastes sweet success". Straits Times. 18 Januari 1983. hlm. 37. Diakses tanggal 16 April 2024. 
  15. ^ "Icuk johan dunia kecundang lagi". Berita Harian. 17 Oktober 1983. hlm. 7. Diakses tanggal 16 April 2024. 
  16. ^ "Icuk tunjuk cemerlang sebagai juara". Berita Harian. 25 Oktober 1983. hlm. 7. Diakses tanggal 16 April 2024. 
  17. ^ "Timesport". The Straits Times. 10 Juli 1984. hlm. 2. Diakses tanggal 16 April 2024. 
  18. ^ "Icuk johan Malaysia". Berita Harian. 16 Juli 1984. hlm. 7. Diakses tanggal 16 April 2024. 
  19. ^ "No sweat for 'The Iceman'". The Straits Times. 14 Juli 1985. hlm. 24. Diakses tanggal 16 April 2024. 
  20. ^ "china open's winner" (dalam bahasa Inggris). Badminton Central. 31 Oktober 2004. Diakses tanggal 16 April 2024. 
  21. ^ "Icuk wins in style". Straits Times. 22 Juli 1986. hlm. 23. Diakses tanggal 16 April 2024. 
  22. ^ "Yang Yang reigns in Hongkong". Straits Times. 26 Mei 1986. hlm. 23. Diakses tanggal 16 April 2024. 
  23. ^ "Sze Yu kalahkan Icuk". Berita Harian. 21 Januari 1986. hlm. 7. Diakses tanggal 16 April 2024. 
  24. ^ "Danish aces win All-England singles". The Straits Times. 16 Maret 1987. hlm. 1. Diakses tanggal 16 April 2024. 
  25. ^ "Chinese sweep four titles". The Straits Times. 10 Maret 1987. hlm. 9. Diakses tanggal 10 April 2024 – via NewspaperSG. 
  26. ^ "Icuk, Lingwei juara Indonesia Open". Berita Harian. 26 Juli 1988. hlm. 9. Diakses tanggal 27 Oktober 2020 – via NewspaperSG. 
  27. ^ "LATEST". The Straits Times. 18 Januari 1988. hlm. 26. Diakses tanggal 16 April 2024. 
  28. ^ "Icuk kalahkan Frost". Berita Harian. 29 Maret 1988. hlm. 7. Diakses tanggal 16 April 2024. 
  29. ^ "Olahraga, edisi : Edisi 1988-10-08". Tempo. 27 Agustus 1988. Diakses tanggal 5 April 2024. 
  30. ^ "Icuk bows to Nierhoff". The Straits Times. 11 Oktober 1988. hlm. 30. Diakses tanggal 16 April 2024. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]