Idiacanthus | |
---|---|
Idiacanthus fasciola | |
Idiacanthus atlanticus | |
Klasifikasi ilmiah | |
Domain: | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Subfamili: | Idiacanthinae
|
Genus: | Idiacanthus W. K. H. Peters, 1877
|
Spesies[1] | |
|
Idiacanthus adalah genus ikan naga berduri (famili stomiidae) yang larvanya terkenal dengan sifat Stylophthalmine-nya.
Anggotanya telah ditemukan dari zona mesopelagik hingga zona batial.[2] Idiacanthus atlanticus ditemukan di habitat subtropis hingga beriklim sedang, terutama di belahan bumi selatan.[3] Idiacanthus fasciola tersebar lebih luas, ditemukan di Atlantik Utara dan Selatan serta Indo-Pasifik dan wilayah lainnya. Idiacanthus antrostomus biasa ditemukan di Pasifik Timur.[4]
Idiacanthus fasciola betina diketahui menghasilkan telur kurang lebih 14.000 butir. Telur yang ditemukan di daerah anterior ovarium penuh, tetapi lebih pucat dibandingkan telur yang ditemukan di daerah posterior. Untuk telur daerah anterior, gumpalan minyak juga tidak ditemukan.[5]
Ikan jantan dan betina dapat dibedakan dari siripnya. Ikan jantan sirip perutnya telah berkembang, sedangkan betina tidak memiliki sirip berpasangan.[6] Melalui evolusi, selubung notochord pada Idiacanthus antrostomus telah sejajar dengan sambungan lurus dari oksiput ke vertebra pertama.[7] Ikan betina dapat mencapai panjang 40 cm sedangkan jantan tercatat hanya mencapai maksimal 5 cm.
I. atlanticus betina memiliki mata kecil, dagu sungut, dan gigi rahang besar. Jantan yang lebih kecil tidak memiliki gigi, dagu, atau usus yang berfungsi. Baik jantan maupun betina memiliki fotofor kecil yang tersebar di seluruh tubuh. Fotofor yang lebih besar dapat ditemukan di sepanjang sisi tubuh.[8] Ikan betina mempunyai sirip punggung dengan pangkal panjang di bagian depan tubuh bagian tengahnya. Ikan betina berkulit hitam, sedangkan jantan berwarna coklat tua.[9]
Pada I. fasciola, betina memiliki kerangka yang mengeras dengan baik sedangkan jantan memiliki kerangka tulang rawan. Ada juga perbedaan gigi, sungut, dan warna hitam dengan coklat yang disebutkan di atas.[10]
Ikan ini memiliki moncong yang sama atau kurang dari panjang orbit tulangnya dengan lubang hidung lebih dekat ke mata daripada moncong. Gigi premaxilla, maxilla, dan mandibula mereka hampir semuanya mampu mengalami depresi.[11] Ikan ini juga memiliki sirip dada pada larvanya, namun menghilang saat dewasa.[9]
Anggotanya memiliki organ berbentuk bola bercahaya yang menggantung di rahang bawah sebagai barbel tipis. Di sepanjang sisi dorsal dan ventral tubuhnya terdapat satu strip bintik jaringan bercahaya berbentuk chevron, yang ketika distimulasi tampak bersinar kuning atau biru kehijauan. Jaringan serupa juga ditemukan menjalar di sepanjang siripnya. Studi yang dilakukan oleh William T. O'Day pada tahun 1973 menunjukkan bahwa jaringan ini dapat dirangsang dengan menyuntikkan adrenalin ke dalam otot, mengoleskan adrenalin secara topikal, merendam tubuh dalam larutan air laut dan adrenalin, serta sesekali sentuhan taktil. Durasi cahaya yang dipancarkan hanya diamati selama beberapa detik.