Ikan butini
| |
---|---|
Glossogobius matanensis | |
Status konservasi | |
Hampir terancam | |
IUCN | 9254 |
Taksonomi | |
Galat Lua: callParserFunction: function "Template" was not found. | |
Spesies | Glossogobius matanensis Weber, 1913 |
Tata nama | |
Sinonim takson |
|
Ikan butini (Glossogobius matanensis) merupakan spesies endemik Sulawesi Selatan di daerah Malili (Danau Matano, Towuti, Mahalona, Wawontoa, dan Masapi) yang termasuk dari famili Gobiidae dan terdaftar sebagai spesies yang rawan punah.[2][3] Spesies ini dimanfaatkan sebagai ikan hias dan ikan konsumsi.[4]
Ikan butini termasuk dalam kategori ikan liar karena belum dibudidayakan. Spesies ini hidup di bagian dasar perairan, sehingga dikategorikan sebagai ikan demersal. Ikan ini bersifat karnivora dan berada pada tingkat trofik yang tinggi dalam ekosistem, berfungsi sebagai pengontrol kepadatan spesies lain. Selain berperan dalam pembentukan stabilitas ekosistem perairan, ikan butini juga memiliki manfaat bagi masyarakat karena merupakan salah satu sumber protein hewani.[5]
Ikan butini (Glossogobius matanensis) adalah spesies yang memiliki ukuran maksimum 42 cm dan warna tubuh yang berkisar dari cokelat tua hingga gelap. Spesies ini memiliki bentuk tubuh yang memanjang, dengan bagian depan berbentuk silindris dan bagian belakang pipih. Kepalanya berbentuk picak, dan pipinya tidak bersisik. Sirip-siripnya lebar, dengan dua sirip punggung dan sirip perut yang tipis dan bersatu, membentuk piringan penghisap. Sirip ekor menipis dan berbentuk membulat seperti kipas.[4] Mulut ikan butini lebar, dengan posisi yang sedikit terminal dan bibir yang berdaging. Gigi-gigi pada rahang bawah terletak dalam beberapa baris. Badannya bersisik. Sirip ekor lebih pendek daripada kepala. Badannya berwarna gelap, hampir hitam pada spesimen yang besar (lebih dari 80–100 mm).[3][6]
G. matanensis memiliki pori-pori dan papilla peraba pada kepala. Pori-pori ini merupakan lubang mikroskopis pada kanal kepala yang mengawali sistem gurat sisi. Kanal ini berawal dari bagian depan atau belakang lubang hidung di antara kedua mata, di belakang mata dan kemudian sepanjang batas atas dari preoperculum dan operculum. Papila peraba adalah tonjolan-tonjolan di bagian samping kepala, teratur dalam beberapa baris.[3]
Ikan butini (G. matanensis) ditemukan di wilayah kompleks Danau Malili (Wawontoa, Mahalona, Towuti, Matano, Masapi) di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Spesies ini mendiami berbagai kedalaman air, dan sering ditemukan pada kedalaman 100 m. Suhu air berkisar antara 23-30 °C dengan pH 8-8,5.[4]
Ikan butini adalah spesies endemik Sulawesi Selatan, khususnya di daerah Malili, yang memiliki lima danau, yaitu dua danau besar (Danau Matano dan Towuti) dan tiga danau kecil (Mahalona, Wawontoa, dan Masapi). Spesies ini menyebar di Danau Matano, Wawontoa, dan Towuti.[7] Distribusi ikan butini di Danau Matano, Mahalona, dan Towuti menunjukkan bahwa spesies ini menyebar di danau-danau Malili, yang saling terhubung oleh sungai-sungai di sekitarnya.[3]
Ikan butini adalah spesies karnivora yang makanan utamanya terdiri dari udang. Selain itu, spesies ini juga mengonsumsi berbagai jenis makanan lainnya seperti ikan, kepiting, insekta, keong, dan serasah. Jenis makanan yang dikonsumsi oleh ikan butini diperkirakan berdasarkan preferensi ikan tersebut terhadap makanan tertentu dan penyesuaian dengan kondisi lingkungan habitatnya.[8]