Ikan kiper | |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Domain: | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | |
Spesies: | Scatophagus argus L., 1766
|
Sinonim[2] | |
|
Ikan kiper[3] atau Ketang-ketang[4] (Scatophagus argus) adalah satu dari tiga spesies ikan dalam genus Scatophagus, keluarga Scatophagidae. Ikan ini umumnya tersebar di sekitar kawasan Indo-Pasifik, hingga Jepang, Papua, dan Australia tenggara. Ikan ini tinggal di daerah pesisir berlumpur, termasuk muara, hutan bakau, pelabuhan, dan hilir sungai. Ikan ini merupakan ikan akuarium yang populer.
Ikan ini pertama kali dideskripsikan secara resmi pada tahun 1766 dengan nama ilmiah Chaetodon argus oleh Carl Linnaeus dengan tipe lokalitas yang diberikan sebagai India.[5] Pada tahun 1831, Georges Cuvier mendeskripsikan ulang ikan ini lalu ditetapkan sebagai spesies tipe dalan genus Scatophagus.[6] Nama spesifik argus mengacu pada mitologi penjaga Io yang bermata seratus yakni Argus, yang setelah kematiannya matanya menjadi bulu burung merak, mengacu pada bintik coklat hingga coklat kemerahan pada tubuh ikan ini.[7]
Ikan ini mempunyai tubuh berbentuk segi empat dan padat dengan kepala memiliki profil punggung yang curam. Ia memiliki mata yang cukup besar yang diameternya jauh lebih kecil dari panjang moncongnya yang membulat. Mereka mempunyai mulut kecil horizontal yang tidak memanjang. Ada sejumlah deretan gigi kecil seperti bulu di rahangnya. Sirip punggungnya memiliki 10-11 duri dan 16-18 duri lunak, sedangkan sirip duburnya memiliki 4 duri dan 13-15 duri lunak.[2] Duri dan duri-duri sirip punggung dipisahkan oleh lekukan yang dalam dan duri pertama pada sirip punggung terletak rata. Tepi belakang bagian lunak sirip punggung dan sirip dubur kira-kira vertikal. Sirip ekornya membundar pada saat remaja dan terpotong hingga dewasa dengan tepi yang lemah.[8] Sisik ctenoid kecil menutupi tubuhnya. Tubuhnya berwarna coklat kehijauan sampai keperakan dengan banyak bintik coklat sampai merah coklat. Ikan remajanya berwarna coklat kehijauan dengan beberapa bercak besar, gelap, bulat, dengan lima atau enam garis vertikal gelap.[9] Ikan ini mencapai panjang total maksimum 38 cm.[2]
Ikan ini merupakan hewan omnivora dan pemakan sembarangan. Pada tahun 1992, dua orang ahli biologi yakni Barry dan Fast melaporkan ikan kiper dewasa dari Filipina sebagian besar merupkan hewan herbivora, sedangkan ikan kiper remaja lebih menyukai zooplankton.[9] Karena ikan ini dapat hidup di perairan yang relatif tertutup, serta cukup jauh di hulu sungai air tawar, mereka dapat beradaptasi dengan salinitas yang bervariasi. Pada saat masih menjadi benih mereka hidup di lingkungan air tawar, namun seiring bertambahnya usia mereka berpindah menuju lingkungan air asin. Mereka tidak hidup di perairan beriklim sedang, karena mereka memerlukan setidaknya sedikit suhu hangat antara 21 dan 28 °C (70 dan 82 °F).[10] Spesies ikan ini biasa membentuk koloni.[1]
Betinanya mencapai kematangan seksual pada usia sekitar 7-9 bulan dan berat 150 g, sedangkan jantan mencapai kematangan seksual pada ukuran yang lebih kecil. Di Filipina, pemijahan disebabkan oleh hujan monsun yang dimulai pada bulan Juni dan Juli sehingga peningkatan curah hujan menyebabkan suhu lebih dingin, peningkatan aliran sungai, dan penurunan salinitas. Telurnya berdiameter sekitar 0,7 mm, transparan, dan berbentuk bulat. Larvanya membutuhkan waktu sekitar 20 jam untuk menetas sejak pembuahan dan panjangnya 1,8 mm saat menetas.[9] Ikan remaja melewati tahap larva pelagis tolikhtis, seperti halnya ikan kepe-kepe.[8]
Ikan kiper tersebar di wilayah perairan Indo-Pasifik yang luas. Ikan ini dijumpai mulai dari Teluk Persia, sepanjang pantai Asia selatan, hingga Pasifik barat. Ikan ini juga terdapat di utara Jepang, ke selatan hingga New South Wales, Kaledonia Baru, dan Fiji. Ikan ini juga telah dicatat dari Polinesia Perancis.[1] Populasi kecilnya mungkin terdapat di Laut Mediterania sekitar Malta setelah laporan pertama pada tahun 2007 (mungkin karena pelepasan ikan akuarium).[11][12] Ikan ini merupakan spesies perairan pantai dangkal yang terlindung seperti muara, pelabuhan, kolam bakau, dan bagian bawah aliran air tawar, terutama di mana terdapat konsentrasi mineral yang tinggi. Ikan remaja yang sangat kecil mengapung di lapisan permukaan air.[1]
Ikan ini bisa dipancing dan dimakan oleh sebagian orang dari lingkungan aslinya, dan dapat menyengat dengan duri kecil di bagian anteriornya. Racun yang dikeluarkan dari sengatnya menyebabkan rasa sakit dan pusing yang luar biasa. Perawatan luka sering kali dilakukan dengan merendam bagian yang terkena racun dalam air panas.[13] Ia juga biasa terdapat dalam perdagangan ikan hias akuarium.[1]
Di dalam tubuh ikan ini juga terdapat parasit seperti halnya pada kebanyakan ikan. Sebuah spesies Cacing parasit dari filum acanthocephala yakni Pararhadinorhynchus magnus telah dideskripsikan dari usus ikan ini di perairan Vietnam.[14]