Periode Anglo-Saxon | (927–1066) |
---|---|
Periode Norman | (1066–1154) |
Periode Plantagenet | (1154–1485) |
Periode Tudor | (1485–1603) |
Era Elizabeth | (1558–1603) |
Periode Stuart | (1603–1714) |
Era Jacob | (1603–1625) |
Era Charles | (1625–1649) |
Interregnum | (1649–1660) |
Era Restorasi | (1660–1688) |
Era George | (1714–1830) |
Era Victoria | (1837–1901) |
Era Edward | (1901–1910) |
Perang Dunia I | (1914–1918) |
Periode Antar Perang | (1918–1939) |
Perang Dunia II | (1939–1945) |
Britania Modern | (1945–Sekarang) |
Interregnum Inggris adalah periode kekuasaan parlementer dan militer yang dipimpin Pelindung Tertinggi Oliver Cromwell di bawah Persemakmuran Inggris setelah Perang Saudara Inggris. Periode ini dimulai dengan penggulingan dan eksekusi Charles I pada bulan Januari 1649,[1] dan berakhir dengan restorasi Charles II pada tanggal 29 Mei 1660.
Zaman dalam sejarah Inggris ini dapat dibagi menjadi empat periode.
Setelah kemenangan Parlemen pada Perang Saudara, pandangan Puritan yang dipegang sebagian besar anggota Parlemen dan pendukungnya mulai diberlakukan di seluruh negeri. Kaum Puritan menyuarakan gaya hidup sederhana dan membatasi hal-hal yang dianggap sebagai ekses rezim sebelumnya. Hari libur seperti Natal dan Paskah ditiadakan. Hiburan seperti teater dan judi juga dilarang. Tetapi, sejumlah bentuk pentas seni yang dianggap 'berharga', seperti opera, malah dianjurkan. Perubahan-perubahan ini sering dianggap dibuat oleh Oliver Cromwell, meski awalnya diperkenalkan oleh Parlemen Persemakmuran; dan Cromwell, ketika berkuasa, adalah sosok yang liberal.[2]
Putra sekaligus penerusnya, Richard Cromwell, menyerahkan jabatannya sebagai Pelindung Tertinggi dengan sedkit keraguan, mengundurkan diri setelah diminta oleh Parlemen Rump. Ini adalah awal dari periode pendek restorasi Persemakmuran Inggris.