Invasi Kepulauan Kuril | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Perang Soviet–Jepang | |||||||||
Peta invasi Kepulauan Kuril | |||||||||
| |||||||||
Pihak terlibat | |||||||||
Uni Soviet | Japan | ||||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||||
Aleksandr Ksenofontov Aleksei Gnechko Dmitry Ponomarev | Tsutsumi Fusaki | ||||||||
Kekuatan | |||||||||
15,000 pasukan | 80,000 pasukan[1] | ||||||||
Korban | |||||||||
setidaknya 962 tewas[2] sebanyak 1,026 terluka |
hampir 1,018 tewas atau terluka 50.422 menyerah |
Invasi Kepulauan Kuril (bahasa Rusia: Курильская десантная операция, har. 'Operasi Pendaratan Kepulauan Kuril') adalah sebuah operasi militer Uni Soviet saat berlangsungnya Perang Dunia II guna merebut Kepulauan Kuril dari Jepang pada tahun 1945. Invasi tersebut merupakan bagian dari Perang Soviet–Jepang, dan salah satu rencana untuk mendarat di Hokkaido. Keberhasilan operasi militer Tentara Merah di Mudanjiang dan selama Invasi Sakhalin Selatan menciptakan prasyarat yang diperlukan untuk invasi Kepulauan Kuril.
Pada tanggal 23 Agustus, garnisun Jepang berkekuatan 20.000 orang di pulau-pulau itu diperintahkan untuk menyerah sebagai bagian dari penyerahan Jepang. Namun, beberapa pasukan garnisun mengabaikan perintah ini dan terus melawan pendudukan Soviet.[3]