Publik | |
Kode emiten | NYSE: JLL Komponen S&P 400 |
Industri | Lahan yasan |
Didirikan | 1783London, Britania Raya 16 Maret 1999 melalui penggabungan antara Jones Lang Wootton dan LaSalle Partners |
Pendiri | Richard Winstanley |
Kantor pusat | Aon Center Chicago, Illinois, Amerika Serikat |
Wilayah operasi | Seluruh dunia |
Tokoh kunci | Siddharth ("Bobby") Mehta, Chairman Christian Ulbrich, Presiden & CEO Karen Brennan, CFO |
Jasa | |
Pendapatan | $16,6 milyar (2020) |
$402,5 juta (2020) | |
Total aset | $14,316 milyar (2020) |
Total ekuitas | $5,610 milyar (2020) |
Karyawan | 91.000[1] (2020) |
Anak usaha | LaSalle Investment Management |
Situs web | www |
Catatan kaki / referensi [2][3] |
Jones Lang LaSalle Incorporated (JLL) adalah sebuah perusahaan multinasional di bidang layanan lahan yasan dan manajemen investasi skala global. Kantor JLL pertama kali didirikan di Britania Raya dan telah mendirikan kantor cabang lain yang tersebar di 80 negara. Konsumen JLL meliputi institusi, investor ritel, maupun individu dengan kekayaan bersih tinggi.[4] Perusahaan ini menempati peringkat ke-186 dalam daftar Fortune 500.[5] Perusahaan ini adalah salah satu dari "Tiga Besar" perusahaan layanan lahan yasan komersial, bersama Cushman & Wakefield dan CBRE.
JLL berkantor pusat di Chicago, Illinois, dan perusahaan ini adalah firma kepialangan publik terbesar kedua di dunia.[6][7] Perusahaan ini memperkerjakan lebih dari 90.000 orang di 80 negara, hingga tahun 2019.[8]
Layanan perusahaan ini meliputi manajemen investasi, manajemen aset, penjualan dan penyewaan, manajemen properti, manajemen proyek, dan pengembangan.[9] Pada tahun 2014, untuk mempermudah pemasaran, perusahaan ini menyingkat namanya menjadi JLL, tetapi nama resminya tetap Jones Lang LaSalle Incorporated.[10][11]
Mantan presiden JLL, Christian Ulbrich, menggantikan Colin Dyer sebagai CEO pada bulan Oktober 2016.[12] Karen Brennan lalu ditunjuk sebagai CFO pada tanggal 22 Juni 2020, dan mulai efektif pada tanggal 15 Juli 2020.[13][14] Sementara itu, Sheila Penrose menjabat sebagai chairman mulai tahun 2005,[15][16] dan digantikan oleh Siddharth ("Bobby") Mehta pada tahun 2020.[17]
Setelah mengadakan penawaran umum perdana pada tahun 1997, dua tahun kemudian, LaSalle Partners bergabung dengan Jones Lang Wootton untuk membentuk Jones Lang LaSalle (JLL) sebagai bagian dari kesepakatan senilai $435 juta.[9][18][19] Jones Lang Wootton dulu adalah sebuah balai lelang asal London yang memulai sejarahnya pada dekade 1700-an.[9] Pada tahun 1976, Jones Lang Wootton telah berekspansi ke pasar lahan yasan di Amerika Serikat, tepatnya di New York City.[20] Jones Lang Wootton memperkerjakan 4.000 orang di 33 negara saat bergabung dengan LaSalle Partners.[21]
William Sanders mendirikan perusahaan lahan yasan International Development Corp pada tahun 1966 di El Paso, Texas.[22][23] Pada tahun 1968, Sanders mengubah nama perusahaannya menjadi LaSalle Partners dan memindahkan kantor pusatnya ke Chicago, Illinois.[22] LaSalle Partners awalnya menyediakan layanan perbankan investasi, manajemen investasi, dan lahan.[7] Pada tahun 1997, LaSalle telah memiliki tiga divisi bisnis, yakni Jasa Manajemen, Jasa Keuangan & Korporat, dan Manajemen Investasi, dengan sepuluh kantor di Amerika Serikat dan tujuh kantor di luar Amerika Serikat.[7] Pada tahun 1996, LaSalle Partners mengadakan penawaran umum perdana.[7]
JLL membeli The Staubach Company pada tahun 2008.[12] Roger Staubach pun menjabat sebagai chairman eksekutif JLL mulai tahun 2008 hingga ia pensiun pada tahun 2018.[6] Pada tahun 2011, JLL bergabung dengan King Sturge asal Britania Raya dalam kesepakatan senilai £197 juta.[24] Perusahaan hasil penggabungan, dengan 2.700 orang pekerja dan 43 kantor, pun menjadi agen properti terbesar di Britania Raya, sebagaimana diberitakan oleh The Telegraph pada tahun 2011.[24] Pada tahun 2015, JLL mengakuisisi Guardian Property Asset Management asal Irlandia.[25] Hingga tahun 2016, anak usaha JLL, LaSalle Investment Management, mengelola investasi lahan yasan senilai $58 milyar untuk klien institusional dan ritel.[9] Hingga tahun 2016 juga, JLL telah mengakuisisi 80 perusahaan dan mendirikan 100 kantor di seluruh dunia.[12]
Pada tahun 2017, JLL berekspansi ke bisnis teknologi properti dengan meluncurkan divisi JLL Spark.[26] Pada bulan Juni 2018, JLL Spark membentuk dana ventura senilai $100 juta untuk diinvestasikan pada perusahaan rintisan lahan yasan, seperti teknologi untuk menghubungkan para pekerja dengan ruang kerja bersama.[27]
Pada bulan Maret 2019, JLL mengumumkan akuisisi terhadap HFF dalam sebuah kesepakatan senilai $2 milyar.[28] Akuisisi tersebut akhirnya selesai pada bulan Juli 2019 dan bernilai $1,8 milyar.[29]
Pada tahun 2021, divisi teknologi dari perusahaan ini menjual Stessa, perusahaan penyedia perangkat lunak manajemen aset sewaan yang mereka akuisisi pada tahun 2018, ke Roofstock. Sebagai bagian dari penjualan tersebut, JLL mengakuisisi minoritas saham Roofstock dan Roofstock akan menyediakan layanannya ke klien JLL.[30][31]
JLL mengelola kantor Facebook di London. Pada bulan Juli 2021, JLL berupaya memberhentikan seorang petugas kebersihan dari kantor tersebut, saat ia sebagai perwakilan serikat pekerja, mengorganisasi protes atas penggandaan beban kerja petugas kebersihan.[32]
Pada bulan Agustus 2021, JLL mengumumkan akuisisi terhadap Skyline AI.[33]