Japonaiserie (Van Gogh)

The Courtesan (berdasarkan pada karya Eisen)
SenimanVincent van Gogh
Tahun1887 (1887)
MediumMinyak di atas kanvas
Ukuran105.5 cm × 60.5 cm (41½ in × 23¾ in)
LokasiMuseum Van Gogh, Amsterdam
Kurator Leo Jansen dari Museum Van Gogh tentang Japonaiserie

Japonaiserie (bahasa Inggris: Japanesery) adalah istilah dari pelukis pasca-Impresionis Belanda Vincent van Gogh yang dipakai untuk menyebut pengaruh seni rupa Jepang.[1]

Sebelum perdagangan tahun 1854 dengan Jepang terjadi pada monopoli Belanda dan barang-barang Jepang diimpor ke Eropa sebagian besar terdiri dari porselen dan pewarna. Konvensi Kanagawa diadakan untuk mengakhiri kebijakan penutupan perdagangan luar negeri Jepang berusia 200 tahun dan membuka perdagangan antara Jepang dan Dunia Barat.

Para seniman yang meliputi Manet, Degas dan Monet, disusul oleh Van Gogh, mulai mengumpulkan cetakan-cetaka cukil kayu berwarna murah yang disebut cetakan ukiyo-e. Sehingga, Vincent dan saudaranya Theo menjalin kesepakatan untuk cetakan-cetakan tersebut, dan mereka kemudian mengumpulkan ratusand ari mereka, yang sekarang disimpan di Museum Van Gogh, Amsterdam.[2]

Dalam sebuah surat kepada Theo tertanggal sekitar 5 Juni 1888, Vincent berkata

Saat singgah di selatan, bahkan jika itu lebih mahal—Lihat, mereka menyukai lukisan Jepang, mereka mengalami pengaruhnya—semua Impresionis memilikinya secara umum—[sehingga kenapa tidak pergi ke Jepang], dengan kata lain, agar setara dengan Jepang, ke selatan? Sehingga aku meyakini bahwa masa depan dari seni rupa baru masih terbentang di selatan secara keseluruhan.[3]

Sebulan kemudian, ia menulis,

Seluruh karyaku berdasarkan pada beberapa hal dalam seni rupa Jepang...[4]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Search result". Vincent van Gogh. The Letters. Amsterdam: Museum Van Gogh. 
  2. ^ "Japanese prints: Catalogue of the Van Gogh Museum's collection". Amsterdam: Van Gogh Museum. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-27. Diakses tanggal 2017-10-08. 
  3. ^ "Letter 620". Vincent van Gogh. The Letters. Amsterdam: Museum Van Gogh. 
  4. ^ "Letter 640". Vincent van Gogh. The Letters. Amsterdam: Museum Van Gogh. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]