Jati Pasir | |
---|---|
Jati pasir, Guettarda speciosa dari Kordiris, Raja Ampat, Papua Barat | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Klad: | Tracheophyta |
Klad: | Angiospermae |
Klad: | Eudikotil |
Klad: | Asterid |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | |
Spesies: | G. speciosa
|
Nama binomial | |
Guettarda speciosa | |
Sinonim | |
|
Jati pasir (Guettarda speciosa) adalah sejenis perdu atau pohon kecil penghuni hutan pantai, anggota suku kopi-kopian (Rubiaceae). Tumbuhan ini menyebar luas dari pantai timur Afrika, ke timur melintasi Kepulauan Nusantara, hingga Australia dan pulau-pulau di Pasifik. Ia dikenal dengan banyak nama, termasuk nama-nama daerah seperti titi laut (Ambon); kenyang-kenyang (Md.); haruna (Alor); tasi (Timor); bobalako (Galela).[3] Sementara dalam bahasa Inggris disebut beach gardenia atau zebra wood.
Tumbuhan ini pertama kali dideskripsi oleh Carolus Linnaeus. Nama genusnya, untuk menghormati, diambil dari nama seorang naturalis Prancis abad ke-18, yakni Jean-Étienne Guettard; sementara epitet spesifiknya, speciosus, berasal dari perkataan Latin yang berarti menyolok.[4]
Pohon kecil, tingginya antara 5-10 m. Ranting besar, berambut halus di ujungnya, ke bawah dengan tanda bekas daun yang besar. Daun penumpu bundar telur, runcing, panjang 1,2 – 2 cm, rontok. Daun-daun terletak berhadapan, bertangkai panjang, berkumpul di ujung ranting. Helaian daun oval hingga bundar telur terbalik atau memanjang, 12,5-33,5 × 10-23,5 cm, berambut, pangkal helaian membulat sedikit melekuk, ujungnya tumpul.[5]
Bunganya berbau harum. Kelopak bunga berambut rapat, bentuk lonceng bergigi pendek; sesudah bunga mekar sobek di sekitar pangkalnya. Mahkota bentuk terompet, putih kuning, sebelah luarnya berambut, lehernya berambut wol; panjang tabungnya lk. 2,5 cm; tepian mahkota membentang, diameter lk. 2 cm; bertaju 4-9 bentuk oval bundar telur terbalik, tumpul. Buah batu berbentuk bola, 2-2,5 cm diameternya, dengan daging buah tipis dan inti yang berkayu.[5]
Jati pasir, sebagaimana namanya, tumbuh di wilayah pantai berpasir, pada ekosistem yang dinamai hutan pantai. Perdu ini menyebar di pantai-pantai tropis di Kawasan Malesia, ke timur hingga pulau-pulau di wilayah Samudra Pasifik, ke barat melintasi Samudra Hindia hingga pantai timur Afrika.[6]
Bunganya diserbuki dan bijinya dipencarkan oleh kalong mariana (Pteropus mariannus); hewan ini memakan buah dan juga daun-daun jati pasir.[7]
Jati pasir menghasilkan kayu yang awet, cukup bermanfaat untuk membangun rumah atau sampan bagi penghuni pulau-pulau kecil di kawasan Pasifik.[6] Tetapi menurut Rumphius (ia menamainya Tittius littorea), kayunya yang berwarna putih itu lunak dan tidak bermutu. Namun, sepotong kecil kulit kayunya, yang direbus bersama sejumlah besar akar dari sejenis Artocarpus; dimanfaatkan air rebusannya itu untuk mengobati disentri.[8]
Lembaran daunnya yang lebar, yang menyerupai daun jati, dipakai untuk pelbagai keperluan oleh penghuni asli Australia utara: untuk membungkus makanan, atau, setelah dipanaskan, dipakai untuk menyembuhkan sakit kepala atau pegal-pegal di kaki.[9] Bunganya yang wangi dipakai untuk mengharumkan minyak kelapa di Kepulauan Cook.[6]