Jeotgal adalah jenis makanan fermentasi khas Korea yang terbuat dari berbagai jenis produk laut seperti ikan, kerang dan udang.[1][2] Jeotgal difermentasikan dengan garam sehingga rasanya asin.[1] Lingkungan semenanjung Korea dikelilingi oleh lautan yang menjadi tempat pertemuan arus panas dan dingin sehingga jumlah dan jenis produk laut sangat bervariasi.[1] Di samping bekerja sebagai petani, orang Korea juga beraktivitas sebagai nelayan saat musim tanam belum dimulai.[1] Sejarah jeotgal telah ada sejak zaman kerajaan Silla dan pada teks sejarah dituliskan bahwa raja yang menikahi seorang wanita akan memberikan jeotgal pada mertuanya sebagai hadiah.[1] Pada zaman Dinasti Goryeo dan Joseon, produk jeotgal lebih banyak dan bervariasi daripada sekarang dan menjadi lauk penting di meja makan pada saat itu.[1] Jenis-jenis produk laut yang dapat dibuat menjadi jeotgal adalah udang, teri, kerang, cumi-cumi, croaker, pollack, udang kecil, gurita, conch, hairtail dan sebagainya.[1] Metode untuk memfermentasikannya pun bermacam-macam, tetapi pada umumnya setelah sebulan atau lebih difermentasikan, jeotgal boleh dimakan.[1] Pada saat dimakan, jeotgal diberi bawang perai atau bawang putih untuk menambah rasa.[1] Selain itu dapat pula dimakan bersama kimchi atau sayuran.[1] Jeotgal sering kali menjadi bahan yang ditambahkan dalam rebusan (jjigae) dan sup (guk).[1]