Informasi pribadi | |||
---|---|---|---|
Nama lengkap | Julio Gabriel Lopez Venegas | ||
Tanggal lahir | 4 November 1978 | ||
Tempat lahir | Cili | ||
Tinggi | 178 cm (5 ft 10 in) | ||
Posisi bermain | Striker | ||
Informasi klub | |||
Klub saat ini | no club | ||
Karier senior* | |||
Tahun | Tim | Tampil | (Gol) |
2001 | San Luis de Quillota | 27 | (3) |
2003 | PSIS Semarang | 25 | (16) |
2004 | Persib Bandung | 14 | (7) |
2005 | FC St. Gallen | 13 | (5) |
2005 | FC Vaduz | 2 | (20) |
2006 | C.F. Universidad de Chile | 11 | (3) |
2007 | Potros Neza | 12 | (5) |
2007 | PSIS Semarang | 26 | (20) |
2008 - 2009 | PSM Makassar | 21 | (15) |
2009 - 2010 | Persiba Balikpapan | 33 | (15) |
2010 - 2011 | Persisam Putra Samarinda | 28 | (13) |
2011 - 2012 | Persijap Jepara | 15 | (6) |
2013 | Persikabo Bogor | 21 | (11) |
Tim nasional | |||
chili | 2003- | (60) | |
* Penampilan dan gol di klub senior hanya dihitung dari liga domestik dan akurat per 30 Juni 2012 |
Julio Lopez (lahir 4 November 1978) adalah seorang pemain sepak bola yang berasal dari Universidad de Chile. Lopez bermain di Indonesia sejak tahun 2003. Lopez sempat bermain di Liga Meksiko tahun 2004, setelah dirinya memutuskan berhenti dari Liga Indonesia karena masalah pribadi. Saat tinggal di Indonesia, dirinya dipanggil J-Lo oleh penggemar di PSIS Semarang Jawa Tengah Indonesia. Nama panggilan itu masih dipakai hingga sekarang dirinya bergabung di Persisam Samarinda dengan banderol kontrak sebesar Rp 1,2 M.
Pemain yang kerap bernomor punggung 10 ini, sebelum memutuskan bergabung dengan skuat Elang Borneo ;julukan Persisam Samarinda, ketika bermain di PSIS Semarang berhasil membukukan 12 gol. Bahkan di musim perdananya bersama PSIS Semarang musim 2003, PSIS berada di peringkat ke-13 dari total 20 tim. Lopez juga mencetak 16 gol bagi tim berjuluk Mahesa Jenar; julukan PSIS Semarang, dan merupakan top skor PSIS di musim itu. Selain itu, Lopez juga mencatatkan rekor gol terbanyak untuk 1 musim bagi PSIS.
Musim 2004, Julio Lopez pindah ke Bandung mengikuti ajakan pelatih Persib, Juan Paez, yang notabene satu negara dengannya. Lopez hanya bersinar di putaran pertama, berduet dengan Adrian Colombo. Dia mencetak 7 gol bagi Persib di putaran pertama Liga Indonesia 2004. Di paruh musim atau putaran kedua, nama Julio Lopez menghilang dari daftar nama pemain Persib Bandung gara-gara rendahnya faktor kedisiplinan yang dimilikinya.
Hal yang menarik, di Bandung lah pertama kali muncul panggilan J-Lo bagi Julio Lopez. Seruan itu selalu didengungkan oleh Bobotoh Persib di Stadion Siliwangi. Klub berikutnya, yang dijajal oleh Lopez adalah PSM Makassar. Saat itu Lopez dipasangkan dengan Alfredo Figuerra, kemudian dipasangkan lagi dengan Aldo Baretto. Walaupun Lopez baru bergabung dengan PSM Makassar, namun pelatih Raja Isa tidak segan untuk memberikan ban kapten kepadanya menggantikan Syamsul Bachri Chaerudin. Di Klub PSM Makassar, Lopez tidak butuh waktu lama untuk beradaptasi dengan lingkungan dan teman baru. Buktinya dia mampu menunjukkan performa yang terus meningkat dalam setiap penampilan bersama PSM Makassar.
Memasuki musim kompetisi ISL 2009/2010, J-Lo kembali harus berubah haluan bergabung di Persiba Balikpapan. Sebagai profesional sejati, J-Lo merasa optimis dengan tim anyarnya tersebut, apalagi target manajemen Persiba menembus papan atas.
Untuk musim kompetisi ISL 2010/2011, J-Lo memperkuat squad Persisam Putra Samarinda [1]