Karier (ID) | |
---|---|
Produksi | Nederlandse Dok en Scheepsbouw Mij, Amsterdam, Belanda |
Mulai dibuat | 1967 |
Diluncurkan | 8 Juni 1966 |
Harga Unit | €1,20 Miliar (Rp20,43 Triliun) |
Nama sebelumnya | HNLMS Evertsen (F815) |
Status | Masih bertugas |
Karakteristik umum | |
Berat benaman | 2.200 ton standar 2.850 ton beban penuh |
Panjang | 1.134 m (3.720,47 ft) |
Lebar | 125 m (410,10 ft) |
Draught | 58 m (190,29 ft) |
Tenaga penggerak | Diesel propulsion, 2 x Caterpillar CAT DITA 3616, Reintjes WAV 1000 P gearboxes 16000 hp |
Kecepatan | 40,5 knot |
Jarak tempuh | 4.500 nm pada 18 knot |
Awak kapal | 251 orang |
Persenjataan | 2x2 - Rudal Darat ke Udara -Sea Cat 1 Pucuk Meriam - OTO-Melara Compact Kaliber 76 mm ; kecepatan tembakan 85 peluru per menit 2x2 - Rudal anti Kapal perang C-802 - berpemandu inertial/GPS dan terminal active radar 4 x Torpedo Honeywell Mk 46 Kaliber 533 mm berkemampuan SUT (Surface & Underwater Target) 2 x Senapan Mesin Berat browning kaliber 12,7 mm |
KRI Abdul Halim Perdanakusuma (355) merupakan kapal kelima dari Fregat kelas Ahmad Yani milik TNI Angkatan Laut. Dinamai menurut Abdul Halim Perdanakusuma, salah seorang pahlawan nasional yang namanya juga merupakan nama bandara dan Pangkalan Udara di Jakarta.
KRI Abdul Halim Perdanakusuma merupakan kapal fregat eks-Angkatan Laut Belanda bernama HNLMS Evertsen (F815) yang kemudian dibeli oleh Indonesia. Kapal ini bersaudara dekat dengan Fregat Inggris Kelas HMS Leander dengan sedikit modifikasi dari disain RN Leander asli.[1] Dibangun tahun 1967 oleh Nederlandse Dok en Scheepsbouw Mij, Amsterdam, Belanda dan mendapat peningkatan kemampuan sebelum berpindah tangan ke TNI Angkatan Laut pada tahun 1977-1980. Termasuk diantaranya adalah pemasangan sistem pertahanan rudal anti pesawat (SAM, Sea to Air Missile) ) Mistral menggantikan Seacat.
Bertugas sebagai armada patroli dengan kemampuan anti kapal permukaan, anti kapal selam dan anti pesawat udara.
Pada tahun 2007, bersama dengan KRI Ahmad Yani (351), selesai menjalani pergantian mesin yang dijalaninya selama 2 tahun. Saat ini KRI Abdul Halim Perdanakusuma kembali memperkuat Komando Armada RI Kawasan Timur.[2][3]
KRI Abdul Halim Perdanakusuma memiliki berat 2,945.6 ton. Dengan dimensi 113,42 meter x 12,51 meter x 4,57 meter. Ditenagai oleh mesin diesel, 2 x Caterpillar CAT DITA 3616, Reintjes WAV 1000 P gearboxes 16000 hp. Diawaki oleh maksimal 180 pelaut.[butuh rujukan]
KRI Abdul Halim Perdanakusuma dipersenjatai dengan berbagai jenis persenjataan modern untuk mengawal wilayah kedaulatan Republik Indonesia. Termasuk diantaranya adalah:[butuh rujukan]
KRI Abdul Halim Perdanakusuma diperlengkapi radar LW-03 2-D air search, sonar CWE-610 dan PDE-700 (VDS). Juga diperlengkapi dengan kontrol penembakan (fire control) M-44 SAM control serta perangkat perang elektronik UA-8/9 intercept. Sebagai pertahanan diri mempunyai 2 peluncur decoy RL.[4]
Memiliki dek untuk 1 helikopter yang sebelumnya adalah Westland Wasp HAS 1 (kini pensiun) dengan fungsi sebagai heli anti kapal selam. Mungkin kini diganti dengan NBO-105 atau NAS 332L Super Puma.