Ka Mate adalah sebuah tarian adat dari suku Maori menyambut kedatangan tamu. Namun, dalam beberapa kasus, ekspresi wajah yang garang dimaksudkan untuk mengintimidasi. Meskipun sering dikaitkan dengan persiapan pertempuran tradisional prajurit pria, Haka Ka Mate dapat dilakukan oleh laki-laki dan wanita. Selain itu, Haka Ka Mate merupakan tarian perang untuk memberi semangat prajurit saat menuju medan perang. Tarian tersebut berasal dari legenda Maori, yaitu Dewa Matahari Tama-nui-te-ra dan salah satu istrinya, Hine-raumati yang memiliki seorang putra bernama Tane-rore.
Suku Maori menganggap getaran udara pada hari-hari musim panas sebagai tanda bahwa Tane-rore menari untuk ibunya. Secara tradisional, haka dilakukan sebagai bagian dari ritual pertemuan saat dua pihak bertemu atau saat seorang pengunjung datang ke komunitas. Contoh modern dari acara Haka, termasuk ulang tahun, pernikahan, pemakaman, dan acara perayaan lainnya. Sejak 1972, pertunjukan Haka telah menjadi salah satu ciri khas festival seni pertunjukan Te Matatini yang sangat populer dan diadakan dua tahun sekali di Selandia Baru. Haka yang paling terkenal adalah “Ka Mate,” yang diciptakan sekitar tahun 1820 oleh kepala suku Maori, Te Rauparaha. Tarian tersebut semakin dikenal usai tim rugby Selandia Baru menggunakannya dalam ritual sebelum pertandingan.[1]