Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Oktober 2022. |
Nama | |
---|---|
Nama IUPAC
3,5,7-Trihydroxy-2-(4-hydroxyphenyl)-4H-chromen-4-one
| |
Nama IUPAC (preferensi)
3,5,7-trihydroxy-2-(4-hydroxyphenyl)-4H-1-benzopyran-4-one | |
Nama lain
Kaempherol; Robigenin; Pelargidenolon; Rhamnolutein; Rhamnolutin; Populnetin; Trifolitin; Kempferol; Swartziol
| |
Penanda | |
Model 3D (JSmol)
|
|
3DMet | {{{3DMet}}} |
ChEBI | |
ChEMBL | |
ChemSpider | |
Nomor EC | |
KEGG | |
PubChem CID
|
|
Nomor RTECS | {{{value}}} |
UNII | |
CompTox Dashboard (EPA)
|
|
| |
Sifat | |
C15H10O6 | |
Massa molar | 286.23 g/mol |
Densitas | 1.688 g/mL |
Titik lebur | 276–278 °C |
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada suhu dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa). | |
verifikasi (apa ini ?) | |
Referensi | |
Kaempferol (3,4′,5,7-tetrahydroxyflavone) merupakan salah satu anggota flavonol yang digolongkan sebagai flavonoid. Umumnya, kaempferol ditemukan pada tumbuhan seperti kacang-kacangan, teh, bayam, hingga brokoli.[1]
Secara fisikokimia, kaempferol memiliki ciri khas berupa padatan kristal kuning dengan titik lebur 276–278 °C.[2] Kaempferol sedikit larut dalam air dan sangat larut dalam etanol panas, eter, atau DMSO. Penamaan kaempferol didasarkan pada ilmuwan Jerman Engelbert Kaempfer[3]
Tahapan biosintesis kaempferol terjadi pada empat tahap utama, yaitu:[4]
Asam amino fenilalanin dibentuk dari jalur sikimat, salah satu jalur biosintesis asam amino aromatik. Umumnya, jalur ini terjadi pada plastid tanaman dan menjadi jalur masuk biosintesis fenilpropanoid.[5] Jalur fenilpropanoid merupakan jalur yang mengubah fenilalanin menjadii tetrahidroksikhalkon. Hasil proses biosintesis pada jalur ini adalah flavon, slaah satunya kaempferol.[6]