Kampanye politik

Sebuah poster kampanye pemilihan walikota Kaohsiung di Taiwan.

Kampanye politik adalah sebuah upaya yang terorganisir bertujuan untuk memengaruhi proses pengambilan keputusan para pemilih dan kampanye politik selalu merujuk pada kampanye pada pemilihan umum

Pesan kampanye

[sunting | sunting sumber]

Pesan dari kampanye adalah penonjolan ide bahwa sang kandidat atau calon ingin berbagi dengan pemilih. Pesan sering terdiri dari beberapa poin berbicara tentang isu-isu kebijakan. Poin-Poin ini akan dirangkum dari ide utama dari kampanye dan sering diulang untuk menciptakan kesan abadi kepada pemilih. Dalam banyak pemilihan, para kandidat partai politik akan selalu mencoba untuk membuat para kandidat atau calon lain menjadi "tanpa pesan" berkaitan dengan kebijakannya atau berusaha untuk pengalihan pada pembicaraan yang tidak berkaitan dengan poin kebijakan atau program. Sebagian besar strategis kampanye menjatuhkan kandidat atau calon lain yang lebih memilih untuk menyimpan pesan secara luas dalam rangka untuk menarik pemilih yang paling potensial. Sebuah pesan yang terlalu sempit akan dapat mengasingkan para kandidat atau calon dengan para pemilihnya atau dengan memperlambat dengan penjelasan rinci programnya. Misalnya, dalam Pemilu 2008 dari pihak John McCain awalnya mempergunakan pesan yang berfokus pada patriotisme dan pengalaman politik; pesan itu kemudian ditangkap dan diubah menjadi perhatian beralih ke peran sebagai "maverick" di dalam pendirian politiknya sedangkan Barack Obama tetap pada konsistensi, pesan yang sederhana yang "mengubah" seluruh kampanye itu.[1]

Dalam tekhnik kampanye politik kemenangan kandidat atau calon yang dilakukan di dalam jajak pendapatkan hanya dipergunakan sebagai agenda politik di kantor staf pemenangan kandidat atau calon .[2]

Kampanye hitam (Black campaign)

[sunting | sunting sumber]

Penggunaan metode rayuan yang merusak, sindiran atau rumors yang tersebar mengenai sasaran kepada para kandidat atau calon kepada masyarakat agar menimbulkan presepsi yang dianggap tidak etis terutama dalam hal kebijakan publik. komunikasi ini diusahakan agar menimbulkan fenomena sikap resistensi dari para pemilih, kampanye hitam umumnya dapat dilakukan oleh kandidat atau calon bahkan pihak lain secara efisien karena kekurangan sumber daya yang kuat untuk menyerang salah satu kandidat atau calon lain dengan bermain pada permainan emosi para pemilih agar pada akhirnya dapat meninggalkan kandidat atau calon pilihannya.

Kampanye ilegal

[sunting | sunting sumber]

Penggunaan peraga kampanye yang tidak sah atau bukan berasal dari kebijakan atau termasuk dalam bagian material dari kampanye peserta pemilu yaitu pihak para kandidat sebagai peserta pemilu maka dengan demikian kampanye yang ilegal merupakan sebuah kampanye yang melanggar ketentuan hukum.

Organisasi

[sunting | sunting sumber]

Dalam kampanye politik yang modern, organisasi kampanye (atau 'mesin') akan memiliki struktur yang jelas personel dengan cara yang sama sebagai ukuran bisnis serupa.

Manajer Kampanye

[sunting | sunting sumber]

Berhasil sebuah kampanye biasanya memerlukan managerial kampanye yaitu seorang Manager Kampanye untuk mengkoordinasi operasional kampanye. Selain dari kandidat atau calon, mereka paling sering terlihat berkampanye, Manager kampanye pada kandidat atau calon yang bersangkutan dapat melaksanakan dengan strategi dan melakukan pengaturan, terutama jika para pembuat strategis kampanye biasanya berada di kantor konsultan politik seperti pollster dan media konsultan.

Konsultan Politik

[sunting | sunting sumber]

Memberikan nasihat oleh Konsultan Kampanye Kolitik di hampir semua kegiatan mereka, dari penelitian untuk bidang strategi. Konsultan melakukan penelitian kandidat atau calon, pemilih penelitian, dan riset oposisi bagi klien mereka.

Aktivis adalah 'prajurit kaki' yang setia kepada ideologi bekerja dengan membawa orang-orang yang akan memilih kandidat atau calon termasuk melakukan kampanye 'door to door' mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kampanye kandidat atau calon.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  • Abizadeh, Arash. "Democratic Elections without Campaigns? Normative Foundations of National Baha'i Elections." World Order 37.1 (2005): 7-49.
  • Barnes, S. H., and M. Kaase Political Action: Mass Participation in Five Western Democracies.Sage, 1979.
  • Blewett, Neal. The Peers, the Parties and the People: The General Elections of 1910. London: Macmillan, 1972.
  • Hix, S. The Political System of the European Union. St. Martin's Press, 1999.
  • Katz, Richard S., and P. Mair (eds.), How Parties Organize: Change and Adaptation in Party Organizations in Western Democracies. Sage Publications, 1994.
  • Katz, Richard S., and Peter Mair, "Changing Models of Party Organization and Party Democracy: The Emergence of the Cartel Party," Party Politics, Vol. 1, No. 1, 5-28 (1995) DOI: 10.1177/1354068895001001001 online abstract Diarsipkan 2009-07-18 di Wayback Machine.
  • LaPalombara, Joseph and Myron Wiener (eds.), Political Parties and Political Development. Princeton University Press, 1966.
  • Panebianco, A. Political Parties: Organization and Power. Cambridge University Press, 1988.
  • Paquette, Laure. Campaign Strategy. New York: Nova, 2006.
  • Poguntke, Thomas, and Paul Webb, eds. The Presidentialization of Politics: A Comparative Study of Modern Democracies. Oxford University Press. 2005 online
  • Ware, Alan. Citizens, Parties and the State: A Reappraisal. Princeton University Press, 1987.
  • Webb, Paul, David Farrell, and Ian Holliday, Political Parties in Advanced Industrial Democracies Oxford University Press, 2002 online
  • Robert J. Dinkin. Campaigning in America: A History of Election Practice. Westport: Greenwood, 1989.
  • John Gerring, Party Ideologies in America, 1828-1996. New York: Cambridge University Press, 1998.
  • Lewis L. Gould, Grand Old Party: A History of the Republicans. NY: Random House, 2003.
  • Gary C. Jacobson. The Politics of Congressional Elections (5th Edition) NY: Longman, 2000.
  • Richard Jensen, The Winning of the Midwest: Social and Political Conflict, 1888-1896. Chicago: University of Chicago Press, 1971.
  • L. Sandy Meisel, Political Parties and Elections in the United States: An Encyclopedia. New York: Garland, 1991.
  • Arthur M. Schlesinger, Jr., ed. History of American Presidential Elections. 4 vols. New York: Chelsea House, 1971.
  • James A. Thurber, Campaigns and Elections American Style. NY Westview Press; 2nd edition, 2004.
  • Kirsten A. Foot and Steven M. Schneider, Web Campaigning Diarsipkan 2006-09-15 di Archive.is. The MIT Press, 2006.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ http://victorystore.com/21-rules-for-winning-a-campaign
  2. ^ "Changing Focus/Priorities". Lppa.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-07-25. Diakses tanggal 2009-05-19. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]